Setelah sekian lama berperang di medan perang akhirnya kembali ke tanah kelahirannya untuk mencari cinta sejati.
Tidak ada yang tahu dengan identitasnya yang sebenarnya.
Dia adalah pemimpin organisasi yang di takuti oleh dunia.
Bagaimana kisah Jendral Perang mencari cintanya....
Yukk... simak ceritanya...
jangan lupa untuk
Like 👍
Vote 🎟️
Komen 💬
Dan favoritkan ❤️ biar tidak ketinggalan update.
R"Azk 🥇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rivaldi AZK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Keluarga Handoko
Keluarga Handoko
Kembali ke Dacheng.
Setelah Viky pergi meninggal Casino, Dacheng segera menelpon Yanto.
Mereka berdua janji untuk bertemu di sekitaran casino tempat Dacheng berada.
Tidak berselang lama anak buah Dacheng berlari menghampiri Dacheng dengan tergesa-gesa dan napas yang memburu.
"Tuan… Gawat Tuan… Tuan muda di serang oleh Viky Setelah Tuan muda sampai di sini… dan beberapa anak buat kita yang menjemput pun di lumpuhkan oleh Viky dan temannya" Anak buah Dacheng melapor.
Dacheng yang mengetahui informasi tersebut bergegas menuju tempat kejadian.
Tapi sayang di tidak sempat menyelamatkan Yanti, karena Viky sudah pergi meninggalkan tempat tersebut dan membawa Yanto.
Dacheng memerintahkan orang-orangnya untuk membawa orang yang terluka ke rumah sakit, dan dia sendiri bergegas pergi menuju pusat Kota Taraka.
Dacheng sampai di sebuah Vila yang sangat mewah dengan dekorasi ala eropa di padukan dengan dekorasi khas lokal semua terlihat seirama dan terlihat sangat elegan, tidak salah jika keluarga Handoko adalah keluarga No 1 di Kota Taraka
Setelah Dacheng memberitahukan tetang tujuan dan masalahnya kepada penjaga gerbang, dia di bawa masuk ke sebuah ruangan, di ruangan tersebut terlihat ada seorang pria paruh baya yang sedang duduk sambil meminum secangkir tea.
Kemudian Dacheng menceritakan kejadian yang terjadi kepada pria paruh baya tersebut.
Pria paruh bayat tersebut wajahnya tiba-tiba berubah marah setelah mendengar cerita dari Dacheng.
Pria paruh baya tersebut adalah kepala keluarga Handoko bernama Luky Handoko.
Luky Handoko memerintahkan orang kepercayaannya untuk memanggil semua para petinggi keluarga Handoko untuk mengadakan rapat dadakan.
Luky Handoko kemudian pergi ke ruangan lain bersama Dacheng untuk menunggu orang-orang dari keluarga Handoko berkumpul.
Tidak lama orang-orang dari keluarga Handoko mulai berkumpul satu persatu, dan memenuhi ruang rapat tersebut.
Semua orang bingung kenapa mereka di panggil untuk berkumpul di ruang rapat secara mendadak.
Di ruang rapat pun menjadi gaduh, banyak yang bertanya-tanya.
"Ada apa ini… kenapa kita di panggil secara mendadak…" Ucap salah satu petinggi dari keluarga Handoko.
"Benar… apa ada masalah yang serius…" Timpal petinggi yang lain.
"Aku rasa tidak ada masalah… toh selama ini tidak ada yang berani menyinggung keluarga kita…" Timpal yang lain.
"Benar… keluarga kita adalah keluarga No 1 di Kota Taraka ini, siapa yang akan berani berurusan dengan kita…" Timpal yang lain kembali
"Benar… siapa yang berani…? hanya orang bodoh yang mau menyinggung keluarga kita…".
Percakapan di antar para tetua dan para petinggi di ruang rapat keluarga Handoko, semua terdengar gaduh dan membanggakan kekuatan keluarga Handoko.
"Diam…" Ucap Luky Handoko, karena geram mendengar kegaduhan tersebut.
Suasana menjadi hening seketika, tidak ada yang berani bersuara, bahkan bernapas pun mereka keluarkan secara pelan, karena baru pertama kali melihat kepala keluarga Handoko, Luky Handoko yang marah.
Tubuh mereka bergetar ketakutan, Keringat dingin mulai keluar dari tubuh mereka masing-masing dan membasahi punggung mereka, karena sorot mata yang tajam dan aura membunuh dari Luky Handoko yang terasa menyesakkan napas.
Ini kali pertama Luky Handoko mengeluarkan auranya kepada mereka. sangat berbeda dengan Luky Handoko yang mereka kenal. Luky di kenal sangat baik dan sopan serta lemah lembut, dan sosok kharismatik seorang pemimpin terpancar dari tubuhnya, sangat jarang bahkan tidak pernah sekali pun mereka melihat Luky Handoko yang marah. tapi di balik semua itu ternyata tersimpan singa yang sedang tertidur.
Terlintas di pikiran semua orang yang berada di sana… Siapa yang berani membuat orang seperti Luky Handoko marah,
Setelah suasana di ruangan tersebut cukup tetang, Luky Handoko akhirnya menarik kembali aura membunuh yang keluar dari tubuhnya.
"Para Tetua dan para petinggi keluarga Handoko, ada masalah penting, anakku yang bernama Yanto Handoko telah di tangkap seseorang, dia meminta kita menunggu sampai 3 hari baru kita bisa menjemput dia…" Ucap Luky Handoko membuka pembicaraan di ruang rapat.
Setelah mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Luky terlihat ada seorang pria paruh baya berdiri.
"Siap yang berani menahan Tuan muda keluarga Handoko…? aku Jajang Handoko, akan membuat dia menyesal telah berbuat seperti itu…" Ucapnya dengan penuh kebanggaan dan percaya diri yang tinggi, serta dengan nada yang tinggi pula.
Jajang Handoko adalah salah satu petinggi di keluarga Handoko, atau bisa disebut sebagai ketua cabang keluarga Handoko.
"He…he…he Jajang… jajang… kamu cukup berani bersikap begitu… di depan kami para tetua…" Timpal salah satu Tetua keluarga Handoko.
"Bukan bermaksud seperti itu tetua ke 5… tapi siapa yang berani berbuat seperti itu… apa keluarga kita kurang baik di mata mereka…?" Timpal Jajang dengan nada yang sedikit pelan.
"Kamu itu masih terlalu muda… belum merasakan asinnya air laut dan betapa manisnya madu…" Timpal Tetua yang lain dengan nada merendahkan.
Jajang yang mendengar bahwa Tuan muda keluarga Handoko telah di tahan, dia awalnya begitu marah, dengan amarah yang memburu, hanya bisa menahan amarahnya di depan para Tetua keluarga Handoko. dia pun kembali duduk walau sedikit enggan dia mengalah tapi apa boleh buat, dia tidak bisa berbuat apa-apa di depan para tetua.
"Tuan… apa Tuan sudah menyelidiki orang yang menahan Tuan muda itu dari keluarga mana…" Tanya Tetua ke 5 yang mengalihkan pandangannya kepada Luky.
"Aku belum menyelidiki siapa dalang di balik semua ini… tapi dari informasi yang aku tahu bahwa orang ini adalah orang dari Divisi perang… dan itu pun belum sepenuhnya benar…" Jawan Luky.
"Tuan… Ijinkan aku menyelidiki siapa orang yang berani berbuat seperti ini, dan siapa pula dalang di balik semua kejadian ini…" Timpal Tetua ke 4.
Tetua ke 4 sendiri sangat mahir dalam mencari informasi, dan menyusup ke dalam pertahanan lawan.
"Terima kasih Tetua ke 4… maaf sudah merepotkan Tetua ke 4… aku bisa tenang jika tetua ke 4 yang bergerak turun tangan untuk mencari Informasi…" Jawab Luky kembali.
"He…he…he… Tidak perlu sungkan Tuan… Tuan muda sudah aku anggap sebagai cucuku sendiri…" Ucap Tetua ke 4 dengan tersenyum ke arah para Tetua yang lain.
"Tetua ke 4… kamu sengat percaya diri sekali… sejak kapan kamu mengaggap Taun muda adalah cucun kamu…" Timpal Tetua ke 5, dengan nada menyindir.
"He…he…he… Sejak Tuan muda dekat dengan cucuku…" Jawab kembali Tetua ke 4 dengan bangga karena Tuan muda keluarga Handoko menyukai cucunya.
"He…he…he… Cucuku lebih cantik dan lebih pantas bersanding dengan Tuan muda…" Timpal Tetua ke 5.
"Walau pun lebih cantik… tapi cucu siapa yang lebih di sukai Tuan muda…" Timpal kembali tetua ke 4 yang tidak mau kalah.
"Sudahlah para Tetua… biarkan anak-anak yang mengurus masalah itu…" Timpal Luky yang mulai kesal dengan sikap tetua ke 4 dan tetua ke 5.
"Kita adakan kembali pertemuan dalam 1 jam ke depan… kita tunggu hasil penyelidikan dari tetua ke 4… setelah itu kita bisa membuat rencana dan bergerak maju…" Ucap Luky menatap kepada semua orang yang hadir.
Setelah Kalimat tersebut terucap dari Luky, semua orang pun membubarkan diri, dan menunggu hasil dari tetua ke 4 satu jam kemudian.
*Jangan Lupa untuk Vote, Vote banyak akan up Bab selanjutnya.
...****************...
Terima kasih sudah membaca :
...✨Jendral Perang✨...
Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di
kolom komentar.
❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :
...Like👍...
...Komen💬...
...Vote🎟️...
...Hadiah🎁...
...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...
...Terima kasih🙏...
...R"Azk 🥇...