Season 2 'Married With Ketos'
Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..
Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.
Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?
Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada-Ada Saja
Dengan ditemani semilir angin malam. Alsa memetik senar gitar dengan jemari manisnya. Lantunan lagu mulai dia bawakan seiring dengan nada yang dia mainkan. Sebuah lagu yang begitu menggambarkan kehidupannya saat ini.
Alsa membawakan lagu milik salah satu penyanyi solo indonesia, lagu dengan judul 'manusia kuat' yang dipopulerkan oleh TULUS. Lagu itu sangat menggambarkan karakternya saat ini. Alsa yang selalu kuat meski masalah datang silih berganti.
Sebuah tepuk tangan terdengar kala Alsa selesai memainkan senar gitarnya. Kepalanya menoleh dengan senyum manis di wajah cantiknya. Senyum yang menunjukan jika dirinya baik-baik saja meski lawan bicaranya tahu betul bagaimana keadaannya saat ini.
"Baru pulang?" Alsa berdiri dan menghampiri Gerald yang masih berdiri di tempatnya.
Tatapan Gerald saat ini berbeda. Alsa tidak bisa menerka, dia hanya berusaha bersikap seperti biasa. Seakan dirinya baik-baik saja.
Langkahnya berhenti tepat di depan Gerald. "Sudah mau makan?" tanya Alsa menatap Gerald dengan senyum.
Tanpa diduga. Bukannya menjawab, Gerald justru menarik Alsa masuk ke dalam peluknya. Alsa terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya dia paham jika mungkin Gerald sudah tahu masalahnya.
"Sorry gue nggak bisa jaga lo," ucap Gerald di sela pelukan mereka.
Sebenarnya Gerald hanya tahu jika Alsa dan Maminya tadi berantem karena masalah Leona. Tetapi Gerald belum tahu tentang apa yang sudah Mami Eva lakukan. Jika Gerald tahu, mungkin tadi ketika di rumah sakit. Gerald akan mengatakan hal yang berbeda untuk membuat Mami Eva menyesal.
Alsa membalas pelukan Gerald. "Papi kasih tahu lo ya?" tanya Alsa dan diangguki oleh Gerald.
Gerald melepaskan pelukan di antara mereka. Menatap Alsa dengan tatapan serius. "Harusnya gue tadi bawa lo ke ruang meetin**g," jelas Gerald membuat mata Alsa melotot.
"Rald...! nggak lucu deh!" Alsa menepuk lengan Gerald pelan.
"Emang nggak lagi ngelawak, lo nggak tahu Al gimana khawatirnya gue tadi," jelas Gerald dan diangguki oleh Alsa. "Sorry."
"Cium dulu!" jawab Gerald dengan tampang dibuat marah.
Alsa menggeleng. Lalu dengan sedikit berjinjit mencium bibir Gerald singkat.
Cup
"Ini?" tunjuk Gerald ke arah pipinya.
"Sengaja ngerjain gue," kesal Alsa membuat Gerald tertawa.
"Al." Gerald menuntun Alsa menuju ke balkon kamarnya.
Tangannya memeluk Alsa dari arah belakang. Lalu mengecup puncuk kepala Alsa dengan lembut.
"I love you," bisik Gerald dengan elusan ringan di sekitar perut Alsa.
Sensasi berbeda yang Alsa rasakan saat ini. Alsa tersenyum. Lalu setengah memutar badannya menghadap Gerald.
"Love you too daddy," jawab Alsa dengan senyum.
Sementara Gerald masih terdiam menatap Alsa dengan lekat. Sebelum akhirnya sudut bibirnya tertarik ke atas dengan tangannya yang semakin memeluk Alsa erat, hanya saja di bagian perut sengaja Gerald kasih ruang untuk calon anaknya.
"Oka**y." Gerald tersenyum yang kembali memperlihatkan gigi ginsulnya. Sampai detik berikutnya wajah Alsa sudah dihujani ciuman darinya.
_________
Hari ini Alsa sedang duduk bersama dengan Kia dan Icha di cafe tomad miliknya. Tadi setelah pulang kuliah mereka janjian untuk nongkrong terlebih dahulu sebelum pulang. Beberapa hari terakhir ini mereka jarang kumpul bersama. Menjadi mahasiswa membuat mereka sama-sama disibukan dengan kegiatan masing-masing. Terlebih Alsa yang memang baru masuk ke kampus hari ini setelah kejadian dengan Maminya waktu itu.
Dan Alsa juga tidak lagi bertemu dengan kedua orang tuanya. Mereka terlalu sibuk mengurus Leona. Sampai lupa ada anak kandungnya yang terbaikan. Hanya sesekali Bunda Nimas dan Ayah Hendy yang berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Loena.
"Abim kemana Cha?" tanya Alsa melihat Icha tanpa adanya seorang Abim di sisinya. Biasanya mereka tidak akan terpisah.
"Kok nanya Abim? naksir lo sama cowok gue?" goda Icha sengaja.
Alsa terbelalak. "Amit-amit," seru Alsa seraya mengelus perutnya yang masih rata.
Melihat Alsa yang seakan sangat anti dengan Abim membuat Kia tertawa. Begitu juga dengan Icha.
"Sekarang lo baperan Al," ucap Kia.
Alsa mengangkat kedua bahunya. "Tahu nih, bawaan debay kayaknya," jelas Alsa dan diangguki oleh Kia.
"Tapi heran gue, lo lagi hamil masih asik aja gitu kayak masih gadis aja," celetuk Icha seraya menyeruput minuman di depannya.
"Ya terus menurut lo gue harus rebahan sambil mual-mual gitu?" jawab Alsa tidak terima.
"Nah kan baper!" Icha terkikik geli.
"Lemper kali ah," jawab Alsa merasa mood nya tiba-tiba menurun. Tetapi melihat wajah kesal Alsa malah membuat kedua sahabatnya terkikik.
"Jadi udah berapa bulan calon ponakan kita?" tanya Icha seraya menaik turunkan kedua alisnya.
Alsa terdiam. Dia menatap Kia dan Icha secara bergantian.
"Kenapa?" tanya mereka bersamaan.
"Guys! gue malah belum beli tespek apa lagi cek kandungan," jelas Alsa dengan wajah terkejutnya.
Alsa sadar akan kebodohannya selama ini. Dan lagian, baik Gerald ataupun Bunda Nimas hanya mengiyakan apa yang Alsa inginkan. Tanpa menyuruh untuk membeli tespek atau pergi ke dokter kandungan. Mereka begitu yakin jika Alsa memang sedang hamil.
"Hah seriusan?" heran Kia dan Icha bersamaan.
Alsa mengangguk dengan senyum kikuk.
"Lo gila sih Al, buruan ayo!" Icha menarik tangan Alsa untuk segera pergi.
Niat Icha untuk membeli tespek. Meski mereka semua sudah yakin jika Alsa sedang hamil. Mengingat dari perubahan dan juga ciri-ciri yang ditunjukan oleh Alsa. Tetapi namanya untuk mengecek benarnya atau tidak memang harus menggunakan alat tersebut.
Jangan sampai mereka sudah senang akan hadirnya bayi kecil malah ujung-ujungnya Alsa yang sedang banyak pikiran sampai membuat menstruasinya tidak setabil. Tidak akan lucu jika itu sampai terjadi.
"Cha mau kemana?" tanya Kia melihat Icha yang terlalu bersemangat mengajak Alsa pergi.
"Ke apotik, buruan!" jawab Icha kembali menarik Alsa.
Mereka keluar dari cafe tomad. Tetapi sesuatu yang tidak diinginkan kembali terjadi.
Langkah Alsa terhenti saat melihat seorang gadis yang sedang menatapnya dengan senyum. Gadis yang sangat ingin Alsa hindari, gadis yang sudah membuat hubungan Alsa dan Maminya semakin memburuk. Dan sialnya, mereka kini dipertemukan lagi.
Alsa tidak tahu jika keadaan Leona sudah membaik. Beberapa hari belakangan ini Alsa memang sama sekali tidak berniat untuk mengulik kehidupan kedua orang tuanya. Termasuk Leona.
"Al kenapa?" tanya Kia tidak paham dengan berhentinya langkah Alsa.
"Al," lirih Leona dengan senyum manisnya.
Alsa masih terdiam. Sementara Kia dan Icha saling pandang bingung. "Kenal?" mereka bertanta satu sama lain dan tanpa nada suara.
"Alsa gue mau min-"
"Gue duluan." Alsa langsung pamit untuk pergi.
Melihat Leona membuat luka batinnya kembali terbuka. Leona seakan penyakit untuk hatinya, tidak harus melakukan apa-apa, tetapi begitu terasa menusuk di hati Alsa.
Kia dan Icha hanya tersenyum bingung dengan Leona. Lalu mengejar Alsa yang sudah lebih dulu pergi.
Alsa berjalan terburu-buru untuk menuju ke mobilnya. Tetapi belum sampai ke mobil sesuatu kembali terjadi.
Bruk
Hampir saja Alsa terjatuh jika saja orang yang ditabraknya tidak sigap untuk menangkapnya.
"Kalau jalan pakai mata do-"
"Lo-" tunjuknya membuat Alsa menoleh.
Alsa sempat terdiam beberapa saat melihat laki-laki yang bertemu di halte bis beberapa waktu lalu kini berada di depannya. Tetapi Alsa kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi.
"Hei cewek cengeng! nggak minta maaf lo?" teriaknya melihat kepergian Alsa.
"Bertemu dua kali tanpa disengaja itu jodoh, lo percaya itu?" teriaknya lagi, tetapi Alsa sama sekali tidak menanggapi.
Cowok tampan yang beberapa waktu lalu bertemu Alsa di halte bis itu bernama Aksa. Kemudian dia menggeleng dengan senyum, tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Alsa.
"Cafe tomad, oke gue akan sering ke sini," gumamya manatap nama cafe yang tertera di depan.
Sementara Alsa memejamkan matanya sebentar. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Leona seperti tadi. Ditambah cowok yang menurut Alsa aneh itu juga kembali ikut muncul.
Ting
Sebuah pesan singkat masuk dari Gerald.
Hubby
Mau nggak?
Gerald mengirim sebuah foto mangga yang masih sangat muda. Entah Gerald sedang berada dimana sekarang bersama dengan Abim dan Rasya, tetapi pesan yang Gerald kirimkan barusan membuat Alsa tersenyum.
"Baru juga mau beli tespek, udah ditawarin mangga muda, ada-ada aja." Alsa menggeleng dengan senyum melihat tingkah suaminya yang begitu percaya diri akan kehamilannya.
"Alsa tuh cewek siapa?" pertanyaan dari Icha membuat Alsa seketika menoleh.
_____
Gaes beri dukungan untuk cerita ini kalau mau aku double up atau panjang disetiap partnya ☺️