NovelToon NovelToon
Dikejar Cinta CEO Dingin.

Dikejar Cinta CEO Dingin.

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Respati

Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIAPA ELISABET.

Setelah selesai makan siang ke enam sahabat itu berjalan keluar Kantin kembali keruangan mereka. Saat mereka menuju lift mereka berpapasan dengan Elisabet dan beberapa temannya. Tanpa sengaja Kania yang bersama Sonya dan Ratih bertemu muka

"Hey minggir.." .kata menejer Elisabet yang bernama Meri. Kania menggeser tubuhnya kesamping agar Elisabet dan temannya bisa berlalu. Namun dasar mereka mencari gara- gara saat mereka lewat salah satu dari mereka dengan sengaja mendorong Kania yang tepat berada di depan Ratih. Kania yang tak sempat mengelak terdorong kebelakang menghantam tubuh Ratih yang berada di belakangnya hingga membuat Ratih jatuh.

"Uff jatuh..." kata mereka dengan mimik mencemoho dengan wajah tak salah.

"Kau...." seruh Sonya marah.

"Apa...berani kalian...?" seru asisten Elisabet dengan muka melotot.

"Emang siapa kalian hingga kami harus takut pada Kalian....? "Jawab Karin dengan wajah sinis.

"Hey...apa kalian pingin dipecat ha..." kata sang asisten pribadi Elisabet yang katanya masih saudara sepupu si bintang.

'Woo..takut...emang siapa kalian yang punya hak memecat kami...?" ejek Karin

"Dasar manusia kampung, kalian tahu nggak kalau yang ada di depan kalian calon istri pemilik perusahaan ini..?" teriak dia lagi.

"Benarkah...? Waah... Kalau begitu maafkan kami nyonya..." ejek Karin dengan tubuh yang dibungkukkan.

"Kau..." tiba- tiba sebuah tangan melayang akan menampar muka Karin tapi untung dengan cepat Kania menahan tangan itu.

"Maaf...apa segitu gampangnya anda menampar seseorang...?" tanya Kania yang masih memegang tangan yang ternyata milik Elisabet.

"Dasar ja***g berani sekali gadis sepertimu pada Kami..." seru Elisabet dengan marah.

"Apa yang harus kami takuti Nona... Andai benar kau istri pemilik perusahaan ini tapi kau bukan sang pemilik..." kata Kania tenang. Sambil melepas tangan Elisabet.

Karena keributan itu, mereka jadi pusat perhatian karyawan yang keluar dari kantin. Tiba- tiba tangan seseorang terulur ingin menarik rambut Kania dari be. Semua orang tidak menyadari itu tapi insting tajam Kania merasakan itu. Dengan cepat dia memegang tangan yang ingin menarik rambutnya serta memelintir kebelakang sang pemilik yang ternyata sepupu Elisabet.

"Nona itu tindakan seorang pengecut yang di lakukan dari belakang .." kata Kania dingin. Semua orang menatap kagum gerakan Kania yang cekatan. Para sahabat Kania hanya bisa ternganga melihat kepandaian Kania.

"Dasar p*****r sialan lepaskan tanganku bodoh...!" jerit gadis itu.

"Nona jaga ucapan anda. Apakah kau tak pernah mendengar pepatah. Mulutmu adalah harimaumu, jangan sampai mulut anda bisa mencelakakan diri anda sendiri.." kata bijak Kania.

Kania segera melepas tangan sepupu Elisabet dan mengajak pergi teman- temannya.

"Hey..j****g tunggu...! Kau akan menerima akibatnya , telah mengganggu calon istri pemilik perusahaan ini...!" teriak si asisten.

"Jangan kawatir kami akan selalu menunggu kabar darimu...." ejek Sonya. Mereka berempat segera masuk kedalam lift untuk segera kembali keruangan mereka. Ketika mereka berada di dalam lift Kania dapat pertanyaan dari para sahabatnya.

"Gila kau Nia, ternyata kau pandai bela diri ya...?" tanya Sonya .

"Wee keren juga sahabat gue..." teriak Karin.

"Ulu, ulu....sahabat gue ternyata seorang pendekar..."seru Ratih sambil mencubit kedua pipi Kania dengan gemas.

"Nia gue nggak nyangka kau pintar bela diri..." kata Roby dengan wajah kagum.

"Cukup, cukup, cukup....kalian nggak usah sekagum itu ke gue, gue tu nggak sehebat itu kalik .." seru Kania merendah.

"Nia elo nggak usah nutup- nutupin kepandaian elo. Tanpa kau perlihatkan semua kepandaianmu, ketika kita melihat gerakanmu tadi kita udah tahu sampai di mana kekuatanmu.." kata Beny sambil menatap Kania penuh kekaguman..

"Iya dech iya gue ngaku... Gue udah lama memiliki sedikit ilmu bela diri, karena itulah gue bisa nyelamatin anak itu dari para penculik...." jujur Kania.

"Dasar pelit kenap elo nggak ngomong sejak dulu si..." seru Karin antusias.

"Emang kenapa...?" tanya Kania heran.

"Gue pingin belajar sayang.... Kan enak gue nggak takut keluar sendiri he he.." seru Karin sambil tertawa.

"Iya Nia...gue juga mau..." kata Sonya.

"Gimana kalau kita belajar barengan..." kata Roby.

"Benar tu Nia..." seru Ratih.

"Beneran kalian mau belajar bela diri...?" tanya Kania tak yakin.

"Benar Kania...." jawab mereka serempak.

"Okey kalau kalian emang mau belajar sebulan lagi kita mulai pelajaran itu di rumah gue...." kata Kania, karena sebulan lagi dia baru bisa keluar dari rumah Bara

"Setuju...." seru mereka bersama. Tak terasa mereka sudah sampai di lantai 9 tempat ruangan mereka berada. mereka segera keluar dari dalam lift dan berjalan menuju ruangan mereka masing- masing. Merekapun kembali di sibukkan dengan tugas mereka lagi.

Waktu pun berlalu dengan cepat, kini Kania sudah bersiap akan pulang.

"Nia elo pulang naik motor...?" tanya Sonya sambil mendekati Kania.

"Kagak...gue di jemput ame saudara paman Asep....:" jawab Kania .

"Ooo..."

"Ya udah yuk pulang...." ajak Kania pada teman- temannya yang sudah pada selesai berbenah. Mereka berempat segera berjalan keluar ruangan. Sampai di depan pintu lift mereka bertemu dengan Roby dan Beny serta beberapa karyawan yang sedang menunggu lift terbuka, tak lama mereka segera masuk kedalam lift yang telah terbuka.

Sesampainya di lantai dasar mereka segera keluar menuju tempat parkir. Ketika sampai di tempat parkir Kania melihat bang Mamat yang sudah menunggu di depan mobil, Kania dapat melihat kalau di dalam mobil ada Kinan yang sedang duduk sambil menatap kedatangan nya.

'Wah...dia tahu kalau dia nggak boleh kelihatan orang...pikir Kania.

"Hay teman gue pulang dulu ya..." pamit Kania pada para sahabatnya.

"Emang elo udah di jemput....?" tanya Sonya.

"Udah...yuk gue duluan...." kata Kania sambil berjalan menuju bang Mamat. Sesampainya di depan mobil Kania segera masuk kedalam mobil di bagian belakang .

"Hay sayang udah tadi...?" tanya Kania pada Kinan yang sudah menunggunya.

"Nggak kak baru saja Kinan datang.." jawab Kinan sambil memeluk Kania yang sudah duduk di sebelahnya.

Bang Mamat segera masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya.

Sedang para sahabat melihat Kania yang masuk kedalam mobil mewah .

"Bukankah itu mobil yang menjemput Kania dulu ya....?" tanya si Ratih.

"Iya...itu mobil yang dulu menjemput Kania pulang kantor. .." jawab Karin.

.

"Paman Kania orang kaya ya...mobilnya keren amat..." kata Ratih kembali.

"Tapi gue lihat orang yang ngejemput Kania kayaknya segen banget ame Kania, kayaknya dia bukan paman Nia tapi kayak seorang supir...." kata Sonya dengan nada heran.

"Udah ah jangan membahas Kania, kita nggak tahu apa yang sesungguhnya terjadi, yang penting sahabat kita baik- baik aja..." kata Roby bijak.

"Yuk Kita pulang...." ajaknya Roby pada sahabat- sahabatnya. Merekapun segera berjalan kearah kendaraan mereka masing- masing.

Sedang Kania sesampainya di rumah besar milik Bara dia segera membawa Kinan masuk kedalam rumah, sedang bang Mamat segera memasukkkan mobil kedalam garasi tempat berpuluh kendaraan mewah milik Bara.

Saat sampai di dalam rumah Kania melihat Bara yang sudah duduk membaca koran. Dia terlihat sudah segar.

Saat melihat Kania masuk bersama Kinan Bara menaruh koran yang dia baca.

"Sudah pulang....?" sapanya.

"Iya.. Bos kok sudah pulang...?" tanya Kania heran, setahu Kania biasanya Bara pulang setelah para karyawan pulang.

"Ada sesuatu yang harus aku urus.." jawab Bara datar.

"Sayang...kau bersama Papa dulu ya..

Kak Nia mau mandi dan solat.." kata Kania sambil menurunkan Kinan dari gendongan.

"Iya kak..." jawab Kinan.

"Bos saya keatas dulu..." pamit Kania.

"Hmmm...." jawab Bara hanya bergumam. Kania pun segera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, Kania segera menaruh tas nya di atas nakas lalu mengambil baju ganti dan berjalan kearah kamar mandi. Dia terburu- buru karena belum solat Ashar. Setelah selesai melakukan ritual mandi dan berganti baju di dalam kamar mandi Kania segera melaksanakan solat.

Setelah solat dan sedang melipat mukenah dan sajadah Kania mendengar pintu di ketuk.

Pasti Kinan udah nggak sabar menungguku di bawah... Kata Kania dalam hati.

"Sebentar..." seru Kania sambil menaruh sajada dan mukenah di tempatnya. Setelah itu Kania berjalan kepintu dengan menguncir rambutnya seadanya.

Saat pintu terbuka Kania kaget melihat orang yang mengetuk pintu.

"Kau....kirain Kinan..." seru Kania saat melihat Bara telah berdiri di depan pintu kamarnya dengan memakai kaos lengan pendek dan celana pendek rumahan. Terlihat wajah Bara yang segar gagah dan tampan .

Tanpa di suruh Bara masuk kedalam kamar Kania lalu menutup pintu. Kania pun mengikuti Bara dari belakang.

"Ada apa...?" tanya Kania saat Bara mulai duduk di sofa.

"Duduk sini....kita selesaikan masalah kita..." kata Bara sambil menepuk sofa di dekatnya.

Kania segera berjalan kearah sofa yang di minta Bara. Saat Kania akan duduk Bara menarik tubuhnya hingga dia terjatuh diatas pangkuan Bara.

"Aauu....." teriak Kania kaget.

"Sayang...kaget tahu....lagian kok gini sich, aku bisa duduk sendiri..." kata Kania sambil berusaha berdiri. Tapi Bara melingkarkan tangannya di pinggang Kania hingga Nia kesulitan untuk lepas dari pangkuan Bara.

"Diamlah....kita selesaikan masalah kita..."kata Bara datar.

"Tapi nggak usah gini juga kalik...." rajuk Kania karena merasa nggak enak karena dekapan Bara. Sebab seumur- umur Kania belum pernah bersentuhan dengan seorang pria. apalagi dalam keadaan seperti itu.

"Diamlah dan jangan cemberut seperti itu, apa kau sengaja memancingku...?" tanya Bara sambil menatap Kania.

"Ist siapa juga yang memancing... baiklah kita selesaikan masalah kita.." kata Kania pasrah.

"Sekarang aku tanya apa maksudmu nanya tentang Elisabet...?" tanya Bara menatap wajah Kania penuh tanya.

"Idih sok nggak ngerti..." gumam Kania.

"Beneran aku nggak ngerti..." jawab Bara.

"Beneran nggak ngerti....?Apa kau nggak dengar rumor di Kantor...?" tanya Kania lagi.

"Dan itu juga bukan hanya rumor tapi mereka juga mengatakan. itu padaku.." cerocos Kania.

"Mengatakan apa...?" tanya Bara sambil mengeryitkan dahi tak mengerti.

"Beneran kamu nggak pernah dengar rumor tentangmu dan Elisabet..?" tanya Kania heran.

"Bener aku nggak dengar rumor itu..." tegas Bara.

"Ya ampuuu. Tuan besar...kau tahu tidak kalau kau itu di rumorkan ada hubungan dengan Artis cantik Elisabet... Dan rumor itu sudah lama ada..." seru Kania jengkel.

"Aku berhubungan dengan Elisabet...?" tanya Bara tak mengerti.

"Iya...dan semua orang sudah tahu itu walaupun aku baru tahu tadi sich..." kata Kania lagi.

"Siapa dia....?" tanya Bara tak merasa mengenal Elisabet.

"Maksudmu Elisabet....?"

"Iya...?"

" Tuan Bara yang terhormat... Dia itu artis terkenal dan berada di papan atas yang ada di naungan perusahan DC. Kenapa kau tidak tahu sich.. sedang para petinggi perusahaan pada segan padanya karena dia calon istri pemilik perusahaan..." jawab Kania sambil mencubit kedua pipi Bara dengan gemas.

"Calon istriku...? masak sich...dan kau percaya itu..?" tanya Bara dengan wajah menggoda.

"Mana mungkin aku tak percaya jika tadi orangnya sendiri yang bilang ke aku..." jawab Kania dengan nada mulai jengkel.

"Ngomong sendiri kepadamu....?" tanya Bara bingung.

"Iya tadi kami sempat berteng..." Kania tidak melanjutkan omongannya. ia mendekap mulutnya.

'Waduh...kenapa gue keceplosan ya...' batin Kania panik.

"Kenapa kamu tadi dengannya...?" tanya Bara ketika Kania berhenti bicara.

"Tidak...tidak ada apa- apa..." jawab Kania resah.

"Jawab ada apa tadi...atau kau kucium sampai kau mau menjawabnya...?" ancam Bara sambil menarik wajah Kania agar menatap wajahnya.

"Iya, iya aku jawab...kami tadi sempat bertengkar ,...." jawab Kania cengengesan.

"Bertengkar..." tanya Bara kaget.

"Iya...teman dia tadi dengan sengaja mendorong ku dan aku hampir terjatuh karena tidak menyangka mereka akan melakukan itu, aku sich tidak terjatuh tapi Ratih yang ada di belakangku terjatuh. Bukannya mereka minta maaf tapi malah mereka mengejek, kami terlibat perdebatan , dan akhirnya dia mau menampar Karina, tentu saja aku tak membiarkan itu terjadi. Akhirnya kami terlibat pertengkaran yang membuat kami jadi tontonan para karyawan..."jawab Kania .

"Bre****k kenapa aku bisa nggak dengar masalah itu sich..." umpat Bara marah.

"Kau Bisa meminta rekaman CCTV di area depan kantin tadi pada perusahaan kalau kau ingin jelas kejadiannya.." kata Kania lagi.

"Tapi kau tidak terluka kan...?"tanya Bara sambil memandang Kania dengan cemas.

"Yee mana bisa Kania terluka karena persoalan seperti tadi..." sombong Kania

"Iya aku tahu siapa calon istriku..." jawab Bara sambil mengacak rambut Kania.

"Kenapa dia bisa beranggapan kalau dia calon istrimu...?" Tanya Kania.

"Aku masih nggak tahu siapa dia sayang.. Coba nanti aku tanya pada Dika.." jawab Bara.

"Apa kalian nggak pernah bertemu...?" tanya Kania heran.

"Kau tahu sendiri aku nggak pernah bertatap muka dengan bawahan selain para petinggi perusahaan kan...apalagi seorang artis..." jawab Bara.

"Iya sich...tapi aku kira dia pengecualian sendiri..." Jawab Kania menggoda.

"Kau menggodaku....?" tanya Bara gemas.

"Nggak, ...siapa juga yang menggoda..." jawab Kania sambil senyum- senyum.

"Perasaan ada yang lagi cemburu dech " goda Bara Pada Kania.

"Nggak juga..." jawab Kania dengan wajah memerah.

"Benarkah....?" kata Bara sambil mendekatkan wajahnya kearah muka Kania.

"Iya bener..." jawab Kania yang merasa jantungnya berdetak kencang kala wajah Bara semakin mendekat. tiba- tiba bibir Bara mencium lembut bibirnya. Kania kaget sesaat saat mendapat perbuatan Bara. Tak lama dia merespon dan membalas ciuman Bara . mereka terlena dalam ciuman memabukkan. Hingga Kania merasakan asopan oksigen untuk pernafasan mengurang hingga dia memukul pelan punggung Bara. Akhirnya Bara melepas ciumannya dengan tak rela.

"Dasar gadis polos....berciuman aja nggak bisa..." kata Bara sambil mencubit pelan hidung Kania yang mancung.

"Tentu saja aku bodoh dalam berciuman, karena aku nggak pernah melakukannya. karena aku takut terlibat dalam percintaan..." jawab Kania sambil cemberut.

"Aku suka itu, itu menunjukan kalau aku yang pertama dan terakhir di hatimu..." jawab Bara gembira.

"Dich...maunya..." seru Kania.

"Harus...karena aku tak akan pernah mengijinkan seseorang merebutmu dariku..." jawab Bara Posesif.

"Aku juga tak ingin ada yang lain di hatiku..." jawab Kania lembut. Bara kembali ******* bibir Kania yang kini menjadi candu nya. Kemesraan mereka terganggu oleh ketukan dan teriakan Kinan yang berada di luar pintu memanggil nama Kania.

Tok tok tok....

"Kakak...kak Nia...." teriak Kinan di kuar pintu.

Kania segera melepas pelukan Bara dan bergegas berdiri dari pangkuan Bara.

Terlihat Wajahny yang memerah. Dia segera berjalan kearah pintu sambil berteriak.

"Iya Sayang....sebentar..." seru Kania. Bara tertawa melihat sang kekasih dengan gugup berjalan membukakan pintu untuk Kinan.

"Kakak...lama banget solatnya...?" tanya Kinan.

"Kakak juga mandi sayang...." kilah Kania.

"Lo Papa kok di sini...?"tanya Kinan ketika melihat Bara duduk di sofa di dalam kamar Kania.

"Bukankah Papa harus membantu kak Nia membersihkan kamar..." jawab Bara sambil tersenyum.

"Kan ada pembantu..." jawab Kinan.

"Mereka kurang bersih melakukannya.." jawab Bara lagi.

"Apa benar Kak...?" tanya Kinan Pada Kania sambil menatap wajah Kania.

"Hm...hmm..." jawab Kania bergumam sambil menatap Bara dengan jengkel.

Bara tertawa melihat sang kekasih bingung menjawab.

"Kakak Papa nggak nakalin kakak kan..?" tanya Kinan ketika melihat Kania merah wajahnya.

"Nggak sayang.... Papa nggak nakalin Kak Nia kok...?" jawab Kania sambil menggendong Kinan.

"Sayang...tubuhmu belum terlalu sehat jangan sering menggendong Kinan..." seru Bara sambil berdiri menghampiri kedua orang yang dia sayangi.

Bara pun segera mengambil Kinan dari gendongan Kania. Tiba- tiba terdengar adzan magrib berkumandang.

"Sudah adzan...ayo kita solat berjamaah di musolah bawah..." ajak Bara.

"Baik...aku ambil wudhu dulu dan mukenah..." jawab Kania sambil beranjak kekamar mandi.

"Aku tunggu di musolah ..." seru Bara sambil melangkah keluar dari kamar Kania dengan menggendong Kinan.

Udah dulu jangan lupa like dan komennya.

Bersambung

1
Ninik Srikatmini
yg jalang dan murahan sipa mil..
Ninik Srikatmini
hmmmmm ga' deby.. ga' pinky.. ini ada lg si emil yg ngatain nia jalaaaang... 🙃🙃
Ninik Srikatmini
Alhamdulillah kebahagiian yg utuh utk kania berkumpul kel besarnya
Ninik Srikatmini
amelia cs mati kutu wkwkwkwk
Ninik Srikatmini
Alhamdulillah.. nia emang gadis yg baik.. sholekah jd sedih niih 😭😭😭ikut mewek thoor
Ninik Srikatmini
kania dilwan... 😆
Ninik Srikatmini
artis abal abal aja sombong... liat aja bel ntar lg karier mu hncr
Ninik Srikatmini
kania emang bi.. do'ain ya smoga kania jd mamanya kinan
Ninik Srikatmini
hmmm senyum bang bara bikin meleleh😘
Fredy: hrs masukkin ke kulkas mba biar ga meleleh 😅
total 1 replies
Ninik Srikatmini
duuuh dokter awas bara nti marah looh
Ninik Srikatmini
oogh babang bara akhirnya ktmu jg gadis yg dulu prnh menolongmu.. smoga berjodoh yaa
Noormasayu Othman
Luar biasa
Lies Atikah
hadir thor
Rossa Simangusong
sedangkeluar 🧐🧐
Ndy AjjaDech
cuma cerita gada anak kandung sendiri ditelantarkan
Reni Anjarwani
keren bgtt
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!