Sebelum ibunya Sherin menghembuskan nafas terakhir,tubuhnya sangat lemah.dengan susah payah ia pun berkata."pergilah! carilah anakmu,ayahnya bernama...Devan...tapi,kamu harus berjanji tidak boleh menemui laki laki itu dengan wajah aslimu!"dan Sherin pun segera menyetujuinya.
"kenapa harus seperti itu bu?kenapa harus menyembunyikan wajah asliku?bukanya raut wajahku yang cantik yang ibu turunkan pada diriku ini yang selalu ibu banggakan?"
Namun sejak kejadian itu,ibunya Sherin menggunakan teknik kecantikannya menyembunyikan wajah asli Sherin...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mpu gandring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati Orang Sulit Di Tebak
Gabriel yang tadinya sedang menunduk melihat dokumen, mendengar pintu terbuka, langsung mengangkat kepalanya dan melihat, saat melihat Sherin jelas terlihat dia terdiam, lalu menutup map dokumen itu melirik ke bawah, pandangan matanya sedikit suram, saat mengangkat kepala lagi, dia pun menutupi kebencian di matanya,dengan nada yang kaget bertanya "kamu, bukannya yang dulu di rumah Devan bekerja menjadi pengasuh itu? kamu kenapa bisa ada di sini?"
Sambil berkata dia pun berjalan dan membantu menarik membuka kan pintu untuk Sherin.
"kamu masuk dulu deh!"
Tetap begitu lapang dada dan lembut, kalau saja tidak melihat kejadian kemarin, terhadap wanita ini Sherin hanya ada rasa suka.
Bagaimana pun,orang kaya seperti ini,berkedudukan, jarang sekali masih bisa begitu lapang dada dan lembut dan kelihatannya juga sangat toleransi terhadap orang lain.
Sherin menganggukan kepala, "pagi,Bu General Manager."
Gabriel yang mendengar Sherin memanggilnya General Manager, hatinya pun kaget, sepertinya wanita ini tahu statusnya dirinya di sini, dan dia di sini,mau apalagi?
Saat ini, Pak Lupus kebetulan dari luar masuk ke dalam.Setelah dia memberi Gabriel dokumen, dia pun melihat Sherin dan bertanya "Sherin,kamu ke sini ada apa?"
Tidak di sangka Sherin pun merasa lega, tidak tahu kenapa, dia merasa jika berdua saja bersama Gabriel,sampai-sampai nafasnya pun menjadi sedikit kesulitan.
Pandangan matanya di alihkan kepada pak Lupus, lalu memeberikan surat pengunduran diri yang di pegangnya kepada pak Lupus "pak manager,aku ingin mengundurkan diri untuk berhenti kerja."
Manager itu melihat Gabriel sejenak, kemudian melihat Sherin lagi,berjalan beberpa langkah,memegang tangan Sherin, "kenapa?" setelah berpikir dia pun melepaskan genggaman itu.
Tangan Sherin yang menggenggam itu pun lepas, "pak manager, aku merasa aku tidak terlalu pantas dengan pekerjaan ini, jadi maaf ya!"
"tidak ada masalah, keahlian make-up kamu sampai-sampai di puji oleh beberapa make-up artist berpengalaman di sini, apakah karena masalah gaji?"
Pak Lupus berjalan dan memberi hormat kepada Gabriel dan berkata "dia adalah make-up artist baru dan baru bekerja beberapa hari lalu, tekhnik make-up nya tidak kalah dengan beberapa orang yang sudah bekerja bertahun-tahun itu, dengan umurnya yang seperti ini bisa sampai keahlian seperti ini benar-benar sulit di cari."
Mendengar pujian Lupus itu, Gabriel terlebih dahulu terkejut, lalu perasaan tidak senang pun melintas di hatinya.
Gabriel lalu berjalan menghampiri Sherin, menarik tangannya dan dengan penuh perasaan mengatakan "waaah,benar-benar tidak menduga ternyata Nona Sherin sangat merendah diri?"
Respon Gabriel yang hangat ini membuat Sherin tidak tahu harus bagaimana menjawab, dia berpura-pura membenarkan kecamatanya untuk menarik kembali tangannya dari pegangan Gabriel itu.
"itu pak manager saja yang memuji berlebihan, sebenarnya aku dulu tidak pernah berkerja di bidang ini,juga tidak berpikir matang," usai mengatakan itu, Sherin sedikit tidak enak hati dan dia menundukan kepalanya.
Gabriel menatap Sherin dari samping, lalu menyoroti nya dari atas ke bawah, berbeda dengan saat dia berada di rumah Devan, Sherin saat ini mengurai lepas rambutnya ke bawah, kulit nya juga tidak seperti dulu kuning kesat, terlihat lebih putih.
Melihatnya sepintas,walupun tidak bisa dibilang sampai cantik sekali, tapi tetap bisa terasa jauh lebih enak di pandang.
Ternyata dia punya keahlian make-up, tapi malah datang ke rumah Devan menjadi pengasuh Simon, kelihatannya memang benar ada niatan untuk mendekati Devan.
Berpikir sampai di sini, Gabriel bertambah benci lagi, membuat giginya saling beradu,ternyata dia benar-benar sudah memandang remeh wanita ini.
Dia lalu meletakkan map dokumen itu ke atas meja di belakangnya, berjalan maju beberapa langkah, berhenti sejenak di samping Sherin, memegang tangannya kembali, bibir tipisnya agak sedikit ke atas, "kelihatannya,kamu lebih tua dariku beberapa tahun,kalau begitu aku panggil kamu kak Sherin. Kak Sherin tampaknya kamu ada jodoh bekerja di sini, di tambah lagi Lupus begitu suka dengan kinerja mu, bagaimana mungkin aku bisa melepaskan karyawan unggulan seperti ini? apakah kamu merasa gaji kamu tidak memuaskan? tidak apa-apa, kita bisa diskusikan masalah ini, kamu juga tidak perlu berhenti lagi, bagaimana pendapat kamu?"
Mendengar Gabriel memanggilnya kakak,membuat tubuh Sherin kaku. jujur,sebelum dia datang benar-benar tidak pernah terpikir olehnya kalau dia bisa bertemu dengan Gabriel.
Saat bertemu dengan Gabriel, yang membuatnya tambah tidak habis pikir lagi, wanita itu mengatakan kata-kata untuk membuatnya tetap bekerja, dengan begitu baik lagi.
Langsung,teringat kembali kejadian kemarin, apa memang dia yang terlalu banyak berpikir,? itu hanya lah cara seseorang untuk mengeluarkan emosinya saja?
Sherin mengangkat kepalanya, melihat mata Gabriel,tersenyum kecil, "Bu GM,panggil aku Sherin saja, um....juga bukan masalah gaji, hanya saja aku takut tidak bagus kerjanya. Simba perusahaan sangat besar, aku takut mempermalukan perusahaan."
Dia berusaha mendorong semua kesalahan ke dirinya.
Pandangan Gabriel tidak beralih, senyuman di bibirnya pun bertambah lebar, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu "Lupus, sepertinya semalam saat sesi terima kasih, aku tidak melihat kak Sherin, apa kamu tidak memperlakukannya sama rata, dia merasa di kucilkan, makanya dia barusan mengundurkan diri?"
Wanita itu terus menyapanya dengan sebutan kak Sherin. Hati Sherin merasa penat dan tidak senang mendengar panggilan itu.
"bukan,bukan! kemarin,perutku tidak enak,jadi aku tidak ikut.Bu GM jangan menyalahkan pak Lupus!" Sherin sibuk menjelaskan.
Hanya saja, Gabriel mengartikan kekhawatiran Sherin menjadi gelisah, kenapa gelisah? apa karena semalam melihat Devan,? takut dia tahu,jelas-jelas dia bisa make-up, tapi masih mau masuk ke rumah Devan untuk menjadi pengasuh?
Berpikir lagi sampai di sini, tersenyum dingin di hatinya, tapi raut wajahnya masih tetap sama "ow,,ternyata begitu, kalau memang kak Sherin tidak masalah dengan gaji,juga tidak ada komplain terhadap pak Lupus, aku semakin tidak bisa membiarkan kamu pergi dong,, menetap lah! Simon sangat suka padamu, di kemudian hari aku akan menjadi ibunya, masih perlu meminta banyak saran darimu."
Manager itu terlihat jelas tangannya tersentak sejenak, Simon menyukai Sherin? Simon itu adalah anak Devan, wanita ini kenal Devan? tidak bisa menahan diri menelan ludahnya, hatinya merasa bersyukur, untung saja dia tahu pagi ini.kalau tidak,bisa membuat masalah besar.
Menjadi ibu Simon? hati Sherin seakan terpukul, seakan di pukul oleh sesuatu dengan keras, tidak enak sekali rasanya.
Sherin tersenyum dengan terpaksa, " kalau begitu ya sudah lah, Terima kasih bu GM dan pak Lupus ya, aku sibuk dulu saja!" usai mengatakan ini, Sherin membalikkan badan dan keluar dari ruangan kantor itu.
Setelah pintu tertutup rapat, Gabriel melihat pintu yang tertutup itu lama sekali. baru lah perlahan menyimpan tatapan itu.
Mengambil kembali dokumen di atas meja, menunduk membacanya, Tiba-tiba terpikir sesuatu perlahan membuka suara "tolong kamu naikkan gaji kak Sherin tadi itu jadi double ya!"
Tampak jelas manager itu terdiam sejenak, matanya berkedip sebentar,menghirup nafas, "naik....double...? dia itu karyawan baru, menaikkan dengan cara ini, karyawan lainnya bisa-bisa komplain deh!"
Sorotan mata Gabriel menjadi tidak senang, bisa komplain? tentu saja bisa komplain, kalau tidak ada komplain, dia pun tidak perlu menaikkan gaji lagi.