NovelToon NovelToon
Suamiku Anak Yang Terbuang

Suamiku Anak Yang Terbuang

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Berbaikan / Tamat
Popularitas:22.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anjana

Afnaya Danuarta mengalami suatu musibah kecelakaan hebat, hingga membuat salah satu pada kakinya harus mendapati sakit yang cukup serius. Disaat hari pernikahannya tinggal beberapa waktu lagi, dan calon suaminya membatalkan pernikahannya. Mau tidak mau, sang adik dari calon suami Afnaya harus menggantikan sang kakak.

Zayen Arganta, adalah lelaki yang akan menggantikan sang kakak yang bernama Seynan. Karena ketidak sempurnaan calon istrinya akibat kecelakaan, membuat Seyn untuk membatalkan pernikahannya.

Seynan dan juga sang ayahnya pun mengancam Zayen dan akan memenjarakannya jika tidak mau memenuhi permintaannya, yang tidak lain harus menikah dengan calon istrinya.

Akankah Zayen mau menerima permintaan sang Ayah dan kakaknya?

penasaran? ikutin kelanjutan ceritanya yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam di dekat Danau.

Afna masih merasa takut saat dirinya sudah berada di atas motor, sedangkan Zayen segera menaikinya.

"Pegang dulu tongkat penyangganya, aku mau menaiki motornya." Perintahnya sambil menyerahkan tongkat penyangganya kepada istrinya. Zayen langsung menaikinya, dan meminta kembali tongkat penyangganya untuk diletakkan didepan.

"Pegangan, dan jangan takut. Lingkarkan saja kedua tangan kamu di pinggangku, agar rasa takutmu hilang."

"Kamu tidak apa apa, jika aku melingkarkan kedua tanganku dipinggang kamu."

"Lantas untuk apa statusku ini, apa aku ini hanya dianggap tukang ojek." Jawab Zayen yang kemudian langsung menarik kedua tangan Afna untuk melingkarkan ke pinggangnya. Setelah itu Zayen hanya tersenyum.

"Maaf, aku takut bahwa kamu punya wanita lain. Dan aku tidak mau menjadi perusak hubungan kamu, bukankah kita ini menikah karena dadakan. Jadi, aku tidak ingin menjadi perebut milik orang lain." Ucapnya sedikit takut salah ucap.

"Sudah, jangan banyak bicara. Tujuan kita ini makan malam, bukan membicarakan sesuatu hal membuat acara makan malam kita menjadi hambar." Jawabnya kemudian segera menyalakan mesin motornya dan melajukannya

Saat Zayen melajukan motornya dengan kecepatan sedang, Afna merasa ketakutan. Afna sangat takut jika jatuh dari motor, karena seumur hidupnya baru pertama kalinya naik motor. Selama perjalanan Afna hanya bisa memejamkan kedua matanya dan menyandarkan tubuhnya ke suaminya. Semakin melaju ditambah kecepatannya, semakin erat Afna memeluk suaminya. Dirinya masih merasa takut untuk membuka kedua matanya.

Tidak lama kemudian, Zayen sudah sampai di tempat warung makan yang cukup sederhana. Tepatnya dipinggiran Danau kecil, tempatnya yang adem dan udara yang segar. Sedangkan Afna masih memejamkan kedua matanya, Afna sendiri masih mengira bahwa dirinya masih dalam perjalanan.

"Bangun, kita sudah sampai. Lihatlah, apakah kamu menyukai tempat ini? jika tidak kita bisa cari tempat yang kiranya kamu sukai."

Dengan pelan, Afna mencoba untuk membuka kedua matanya. Dan benar saja, kini dirinya telah sampai ditempat yang tidak pernah disangkanya. Kedua sudut bibir Afna tersenyum merekah, tatkala apa yang dilihatnya sangat nyaman untuk dipandang.

"Apa kamu menyukai tempat ini?" tanyanya lagi.

"Aku sangat menyukainya, aku sudah lama tidak pernah pergi jalan jalan."

"Ayo, turun." Afna mengangguk dan dibantu oleh Zayen untuk turun. Semua orang yang disekililingnya pun memperhatikan Zayen dan juga Afna. Ada yang mencibir dan juga kagum dengan sikap Zayen, penampilan terlihat preman tetapi sangat perhatian dengan wanitanya. Ada juga yang mencibirnya berbagai macam cibiran, tetapi tidak membuat keduanya sakit hati. Namun, tetap bersikap biasa biasa saja antara Afna dan Zayen.

"Jangan pedulikan orang lain yang membicarakan kita, tetap fokus dengan tujuan kita kesini. Makan malam, kamu mengerti."

"Iya, aku mengerti. Maaf ya, gara gara aku ikut kamu pun ikut menjadi bahan omongan."

"Aku sudah terbiasa, tetapi aku tetap nyaman. Karena aku tidak pernah memperdulikan omongan orang lain, bagiku sangat sia sia melayani omongan orang lain."

"Sudahlah, ayo kita kesana. Aku sudah pesankan tempat untuk makan malam." Ajaknya, tanpa pikir panjang Zayen langsung mencari ide untuk tidak menyusahkan sangat istri berjalan dengan alat bantu berupa tongkat penyangga.

"Biar aku gendong, jangan protes."

"Tapi... apa kata orang nanti. Tadi saja kita sudah mendapat cibiran, lalu kenapa kamu menambah cibiran orang lain."

"Sudah aku bilangin, jangan nuruti omongan orang lain. Biarkan tongkat penyangganya berada di motor."

"Tetapi aku takut membutmu malu, aku tidak mau." Rengeknya yang terus menolaknya.

Sedangkan Zayen tidak ambil pusing, dirinya tetap pada pendiriannya. Zayen langsung menggendong istrinya tanpa memperdulikan sang istri yang memberontak.

Afna terus mencoba melepaskan gendongan dari sang suami, tetapi tenaga Zayen jauh lebih kuat dibanding dengan kekuatannya sendiri.

Karena merasa sudah kalah dari kekuatan sang suami, akhirnya Afna menyerah dan menurut apa yang dilakukan oleh sang suami.

"Nak Zayen, siapa wanita ini. Apakah istri kamu? atau... saudara kamu." Tanya pemilik penjual makanan dengan rasa penasarannya.

"Istri Zayen, Bu Mar."

"Wah, sudah mempunyai istri rupanya kamu, nak Zayen. Selamat ya, semoga rumah tangga kalian selalu dilimpahkan kebahagian. Dan segera di berikan momongan, ibu turut bahagia." Ucapnya memberikan ucapan selamat untuk Zayen dan Afna.

"Terimakasih, Bu." Jawab keduanya serempak.

"Oh iya, siapa nama kamu nona cantik?" tanyanya sambil menyiapkan pesanan Zayen. Sebelum Zayen berangkat sudah menghubungi Ibu Mar untuk menyiapkan tempat yang khusus.

"Nama saya Afnaya, Bu." Jawab Afna dan tersenyum.

"Nama yang sangat cantik, seperti orangnya." Ibu Mar memujinya, Afna pun kembali tersenyum.

"Terimakasih, Bu." Jawabnya, kemudian ibu Mar kembali ke tempat kerjanya. Karena tamu sudah mulai ramai yang akan memesan makanan.

Setelah itu, Afna mencoba mencari tempat yang kiranya nyaman untuk duduk bersantai sambil menikmati makan malamnya bersama suami.

"Bagaimana kalau kita duduk disebelah sana saja, sepertinya lebih nyaman dekat Danau." Ajak Afna saat kedua bola matanya tertuju pada tempat yang bagus untuk melihat Danau di kala malam hari yang diterangi cahaya lampu yang cukup terang, dan ada juga yang lumayan redup.

"Baiklah, kalau kamu mau pindah tempat duduknya. Ayo aku gendong, jangan protes lagi."

Zayen segera menggendong istrinya lagi dan pindah tempat duduknya.

Afna pun melebarkan senyum manisnya, Afna benar benar sangat menyukainya. Ditambah lagi sangat dekat dengan Danau, membuat Afna semakin betah untuk melihat Danau di malam hari.

Tidak lama kemudian, pesanannya pun telah datang. Afna membelalakan kedua matanya saat melihat menu makanan yang sepertinya sangat menggugah selera.

"Ayam geprek, sepertinya sangat menggoda." Ucap Afna tersenyum mengembang.

"Kamu menyukainya? aku kira kamu tidak menyukai makanan yang pedas, padahal itu untukku. Baiklah, aku akan memesannya lagi. Kamu mau minum apa, teh hangat atau jus buah." Ucapnya kemudian memberinya pilihan.

"Aku mau mengikuti selera kamu."

"Benarkah? baiklah, tunggu disini sebentar. Aku mau memesannya lagi."

Afna hanya mengangguk dan kembali menatap Danau yang terlihat begitu indah pemandangannya.

Tidak lama kemudian, Zayen membawa dia gelas teh hangatnya. Kemudian ibu Mar membawa satu porsi ayam geprek beserta nasinya.

"Silahkan, Nona.." ucap ibu Mar dengan ramah.

"Terimakasih, Bu. Mari ikut kami makan malam bersama." Ucap Afna dan mengajaknya.

"Terimakasih, Nona. Ibu sudah makan tadi sebelum buka lapak. Kalau begitu, ibu permisi dulu Nona." Jawabnya permisi dan tersenyum, Afna pun ikut tersenyum.

Sedangkan Zayen sudah menikmatinya, karena terlalu lama jika harus mendengarkan obrolan seorang wanita. Afna pun langsung mencicipi ayam gepreknya dan ternyata sangat pas dilidah Afna. Tanpa rasa canggung ataupun malu, Afna begitu menikmatinya. Zayen yang melihat Afna begitu lahap menikmatinya pun hanya tersenyum tipis.

Dengan cekatan, Zayen sudah menghabiskan satu porsi ayam gepreknya dan juga satu gelas teh hangat. Begitu juga dengan Afna, meski terasa sangat pedas dan berkeringat tetap puas menikmati makan malamnya. Setelah selesai, Afna segera minum teh hangatnya dan langsung mencuci kedua tangannya.

"Bagaimana dengan ayam gepreknya, kamu suka?" tanya Afna sambil mengelap pada bibirnya yang terasa risih.

"Iya, sangat enak. Membuatku ketagihan, ditambah lagi dekat Danau. Aku sangat menyukai keduanya, sangat suka pokoknya." Jawabnya tersenyum mengembang.

1
diva anggraeni
mungkin saja zayen yang tidak sengaja mencelakai atau menabrak afna
Ratih Hermansyah
/Curse//Facepalm//Facepalm//Facepalm/zayenn ada2 ajja
Ratih Hermansyah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/mba yuni polos amat apa msih perawan ya 🤭🤭🤭
Biva Nurhuda
pada dasarnya sekolah adalah tempat menuntut ilmu, bukan tempat ajang perbandingan sehingga ada kesenjangan dan pembullyan.
semoga tidak ada pembullyan lagi di berbagai sekolah yg berefek tidak baik
Biva Nurhuda: Aamiin
total 4 replies
Biva Nurhuda
Jangan biasakan membully karena itu tidak baik dan merugikan kamu
Biva Nurhuda
ini yg jadi masalah bully yg kalau di biarkan saja membuat orang yang di bully tertekan
Biva Nurhuda
Sabar Zayen
Biva Nurhuda
pola pikirmu memang harus di rubah zico supaya kamu bisa menjadi pemimpin yg bijak dan baik
Biva Nurhuda
sudah lama tidak up, di kira sudah tamat
Biva Nurhuda
ceritanya keren
Loraaw
bagus
Ira ita
selamat author sudah tamat karya ini g gantung berakhir baik tp KL boleh saran. jujur novel y lumayan bertele-tele tp so far asik sih diikuti sejauh ini. ⭐⭐⭐⭐⭐
Anjana: Terima kasih banyak kak, sudah mengikuti ceritanya hingga berakhir happy ending
total 1 replies
Rita
betul andai semua bs sebijak kamu
Rita
y bgtulah kdg jgnkan anak2nya kdg ortu jg memaksakan status sosial spy diakuin
Putri Rahmahani
status sosial masih di junjung tinggi.. sabar aja zicko setelah ini jeny bakal ilfil ama kamu soalnya dia liat status sosial kamu
Rita
ya begitulah status sosial banyak yg masih menerapkan
Anjana: Udah menjadi turun temurun dari jaman dulu kak😁
total 1 replies
Siti Zubaidah
bagus 👍👍👍
Putri Rahmahani
nah bagus zicko ubah pola pikir mu dan pola hidupmu.. tetap selalu rendah hati
Rita
lmyn lm akhirnya disempetin muncul semangat
Nor Azlin
thor Afna sama zayen hanya mempunyai zicko seorang aja anak nya yah enggak ada adik beradik yang lain selain zicko maaf pebasaran aja ni😂😂😂😂 lanjutkan thor
Nor Azlin: aku sudah mampir ni akan aku baca kisah zicko sama lunika di tunggu aja jumpa di sana yah🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!