Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Mereka kini makan bersama. Selesai makan Dinda dan Galuh pamit untuk kembali ke kantor. Sesampainya di kantor. Dinda kembali duduk disofanya tadi dan membuka laptopnya. Dinda kini berjalan mendekati meja kerja Galuh.
" Mas Galuh... Ini proposalnya perlu dicetak dulu atau langsung Mas koreksi di laptopnya...?" tanya Dinda seraya menyerahkan laptopnya dimeja Kakaknya.
" Langsung Mas cek aja Dek... Nanti kalo memang sudah baik langsung kamu cetak... Biar langsung Mas tanda tangani dan besok kamu bisa mengantarnya ke kelurahan.." ucap Galuh seraya fokus menatap laptopnya.
" Iihh... Apa Mas lupa...? Besok kan kita kerumah sakit dulu untuk nemenin Ibu periksa...? Habis periksa aja bagaimana Mas...?" tanya Dinda seraya menatap kakaknya di depannya.
" Aduh... Maaf Dek... Mas lupa... Yaudah besok sehabis dari Rumah Sakit kamu anterin ke Baldes ya Dek... Tempatnya Pak Dimas yang kemarin datang ke kantor Mas.. Yang minta barang itu lho... Kamu ingat...?" tanya Galuh seraya memperhatikan adiknya.
" Iya Mas... Dinda inget... Apa kesananya Dinda sendirian Mas..? Mas nggak mau nemenin gitu...?" ucap Dinda memasang wajah cemberutnya.
" Mas besok ada acara Dek.. Ketemu dengan pemilik perusahaan suku cadang... Maafkan Mas... Besok kamu bawa mobilnya Mas saja Dek...?" ucap Galuh menatap adeknya.
" Maaf Mas... Dinda nggak bisa bawa mobil.. Gini aja... Ini Proposalnya Mas cek dulu.. Nanti kalau sudah bener langsung Dinda print dan Mas tanda tangani... Biar nanti sekalian dibawa pulang... Jadi besok sehabis dari rumah sakit Dinda bisa langsung berangkat pakai motor ke Baldes Mas... Gimana...?" ucap Dinda panjang lebar.
" Baiklah... Itu lebih baik Dek... Kamu sekarang masukin daftar barang ke laptopnya Mas ya... Biar ini Mas cek sekarang..." ucap Galuh seraya memberikan laptopnya pada Dinda.
" Baiklah Mas... " ucap Dinda menerima laptop dari kakaknya.
Mereka kini sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hingga Galuh telah selesai mengecek proposal yang dibikin oleh Dinda dan langsung menyerahkannya.
" Dek... Ini proposalnya sudah benar..Tinggal kamu cetak..." ucap Galuh seraya berjalan mendekat kearah Dinda.
" Baiklah mas... Akan Dinda print dulu... Ini Mas lanjutin ya...? Dinda pindah ke meja kerjanya Mas sebentar buat ngeprint ini..." ucap Dinda seraya berjalan ke meja Galuh.
" Iya Dek... Jangan sampai ada yang terlewatkan lho Dek... " ucap Galuh mengingatkan.
" Siap Mas... Terimakasih sudah diingatkan..." ucap Dinda seraya tersenyum.
Kini Dinda segera mengeprint proposalnya tadi. Dirasa tidak ada yang terlewatkan Dinda pun langsung menaruhnya di map. Kini Dinda berjalan kearah kakaknya yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
" Mas ini ditandatangani dulu... Dinda sudah selesai ngeprintnya..." ucap Dinda seraya memberikan mapnya pada Galuh.
" Baiklah Dek... Mana biar Mas tanda tangani..." ucap Galuh seraya menerima map yang diberikan Dinda.
" Mas Galuh... Ntar pulang dari sini kita makan mie ayam bakso ya...?? Dinda pengen je Mas..." ucap Dinda takut.
" Oke... Kamu tahu tempat yang enak Dek..." tanya Galuh seraya menoleh kearah adeknya.
" Tahu Mas... Di tempat langganan Dinda... Mas bisa makan mie ayam kan...?" tanya Dinda ragu-ragu.
" Mas bisa makan semuanya Dek... Oke... habis ini selesai kita langsung kesana ya...?" ucap Galuh tersenyum.
" Aahhh... Terimakasih Mas..." ucap Dinda spontan memeluk Galuh.
Galuh pun langsung mengelus punggung Dinda lembut seraya mengacak rambut Dinda lembut.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔