NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Pagi ini, Fahira menyiapkan sarapan bergizi khusus untuk Viola, dan membuatkan sendiri makanan untuk suaminya. Dengan begitu lihainya, Fahira menguasai dapur.

Viola turun dari kamarnya, disusul Zidan yang baru saja keluar dari kamar. Mereka menuruni tangga secara beruntun menuju meja makan. Zidan duduk di kursi utama, Viola duduk di sisi kiri, dan Fahira di sisi kanan suaminya.

"Makan sayurnya yang banyak, Viola," ucap Fahira yang selalu memperhatikan pola makan madunya.

"Iya, Mbak. Ini juga sudah banyak," sahutnya sambil tersenyum.

"Viola, apa pun yang kau inginkan, katakan saja pada kami. Insyaallah akan kami turuti," ujar Zidan menyambung obrolan keduanya.

"Iya, Mas. Terima kasih. Kalian baik sekali padaku."

Viola merasa seperti memiliki keluarga yang benar-benar menyayanginya. Kebaikan Fahira dan Zidan membuat dirinya teringat masa lalu, saat setiap malam ia harus bangun pukul sepuluh untuk pergi ke klub, ditiduri banyak pria hidung belang hanya demi sesuap nasi dan membayar kontrakan.

Namun kini, entah kebaikan apa yang pernah ia lakukan hingga bisa bertemu dengan Zidan, pria kaya raya yang menikahinya dan menjanjikan kehidupan layak asalkan ia mampu memberi keturunan bagi keluarganya.

Selesai sarapan, Zidan berpamitan untuk berangkat ke kantor. Sembari mengenakan dasinya, ia mengecup pipi istrinya yang sedang membereskan dapur.

Sementara Viola masih duduk sambil memakan buah di hadapannya. Ia menatap kemesraan Fahira dan Zidan, hanya sekilas, lalu kembali fokus pada buahnya. Zidan meninggalkan dapur dengan langkah terburu-buru.

Viola yang melihat tas kerja Zidan tertinggal di kursi meja makan segera memanggil Fahira.

"Mbak, tas kerja Mas Zidan ketinggalan."

"Lah, kebiasaan sekali dia. Bisa tolong kau antarkan ke luar sebelum dia pergi? Tanganku masih kotor," sahut Fahira sembari menunjukkan tangannya.

"Baiklah."

Viola berlari kecil memanggil Zidan yang baru saja membuka pintu mobilnya. Pria itu menoleh, melihat Viola yang berlari mengejarnya.

"Ini, tasmu ketinggalan, Mas."

"Astagfirullah, terima kasih, Vio." sahutnya sambil membuka kembali pintu mobil.

Namun Zidan sempat terhenti dan berbalik menatap Viola, lalu mengusap pipi wanita itu dengan senyum simpul di bibirnya, seakan mengucapkan banyak terima kasih tanpa kata. Setelah itu barulah Zidan masuk ke mobil, meninggalkan Viola yang hatinya berbunga-bunga diperlakukan selembut itu.

~~

Siang harinya,

Fahira kembali memasak masakan higienis untuk Viola .Mantan wanita malam itu merasa tak enak hati karena hanya disuruh duduk saja, menatap Fahira yang sibuk di dapur.

"Biar aku bantu ya, Mbak? Aku merasa seperti ratu kalau tidak melakukan apa pun di rumah ini," ujarnya sungkan.

"Eeeh, kau duduk saja di sini. Tidak ada yang akan memarahimu kalau tidak membantu. Ada Bi Inah. Aku tidak mau kau kelelahan, mengerti!" sahut Fahira memberi perhatian lebih pada Viola.

"Tapi aku ini belum hamil, Mbak. Jadi aku masih bebas melakukan pekerjaan apa pun."

"Walaupun belum hamil, tapi ada kemungkinan untuk hamil, iya kan? Jadi kau duduklah di sini, cukup temani aku mengobrol," kata Fahira lalu kembali berkutat dengan bumbu-bumbu masakan.

Viola akhirnya pasrah. Ia hanya bisa menuruti setiap perkataan Fahira. Namun jauh di lubuk hatinya, ia merasa sangat bahagia. Fahira memperhatikannya dengan tulus, bahkan membuatkan makanan khusus untuknya.

"Aku berjanji, Mbak. Aku akan membuat kalian bahagia karena sudah meratukan aku seperti ini," batin Viola.

Tak berselang lama, makanan telah matang. Fahira menyiapkan semuanya di atas meja makan. Sementara Viola yang berada di ruang keluarga ternyata ketiduran karena perutnya terlalu kenyang.

Fahira memang selalu memanjakannya dengan banyak makanan seperti sayuran, daging-dagingan, cemilan buatan sendiri, hingga buah-buahan. Semua harus dimakan.

Kini, karena terlalu kenyang, Viola tertidur di sofa ruang keluarga. Fahira membangunkannya dengan lembut agar tidak terkejut.

"Vio, ayo kita makan siang. Makanannya sudah matang," ucapnya pelan.

"Harus sekarang ya, Mbak? Aku masih kenyang sekali, perutku belum lapar," sahutnya dengan suara mengantuk.

"Tidak masalah kalau kau masih kenyang, setidaknya makan sedikit saja. Biar perutmu terisi," ujar Fahira lembut tapi memaksa.

"Nanti saja, Mbak. Aku masih kenyang sekali. Nanti bukannya masuk, malah keluar semua karena terlalu kenyang," sahut Viola beralasan.

"Baiklah, kalau begitu aku antar makan siang dulu ke kantor Bang Zidan, ya? Kau mau ikut?" tanyanya menawarkan.

*Nggak deh, aku ngantuk sekali. Mbak Aira saja yang pergi."

*Baiklah, aku pergi dulu kalau begitu. Kau istirahat, ya?" ucap Fahira. Viola hanya mengangguk dan kembali memejamkan mata.

~~

Sementara itu, Fahira berjalan menuju gerbang sambil menenteng kotak makan. Taksi yang ia pesan sudah datang.

"Kita ke perusahaan X, ya, Pak?" ucap Fahira setelah masuk ke dalam taksi.

"Baik, Neng," jawab sopir.

Fahira duduk di kursi belakang sambil menatap jalanan kota di balik kaca mobil.

~~

Tak berselang lama, taksi yang ditumpangi Fahira telah memasuki halaman perusahaan milik suaminya. Ia turun, berjalan pelan menuju ruang utama CEO.

Fahira menaiki lift menuju lantai paling atas, tempat ruangan suaminya berada. Ia menyusuri lorong kantor dan disambut oleh para staf yang mengenalinya sebagai istri Tuan Zidan Sharif Xavier.

Tok-- tok-- tok--

"Masuk!"

Setelah Zidan menyuruhnya masuk, Fahira membuka pintu dengan lebar dan mengucapkan salam, lalu menutupnya kembali.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Masyaallah, istri abang! Kok nggak kasih tahu kalau mau ke sini?" sahut Zidan senang, berdiri mendekat menyambut istrinya.

"Iya, sengaja. Aira mau kasih kejutan buat abang. Nih, Aira bawain makan siang. Abang pasti belum makan, kan?" tanya Fahira di pelukan sang suami.

"Belum."

"Ya sudah, kita makan bareng yuk? Aira juga belum makan," balasnya manja.

"Loh, kenapa? Kan ada Viola di rumah?" tanya Zidan penasaran.

"Viola ketiduran di sofa ruang keluarga. Sudah Aira bangunkan, tapi katanya masih kenyang. Jadi Aku ke sini buat makan siang bareng abang," sahutnya lembut.

"Oo begitu. Ya sudah, kita makan sekarang. Jangan sampai istri abang yang paling cantik sedunia ini kelaparan."

Fahira terkekeh, lalu menyiapkan makan siang suaminya di atas piring dan mengambilkan air minum di dapur kantor tanpa meminta bantuan OB.

Ia ingin melayani suaminya dengan tangannya sendiri, kecuali bila sedang tidak sehat.

Keduanya makan siang dengan lahap. Sesekali Zidan menyuapi Fahira, begitu juga sebaliknya. Namun saat hendak kembali menyuap makanan ke mulut, ponsel Zidan berdering, membuatnya menghentikan gerakan.

Zidan mengerutkan kening setelah melihat siapa yang menelpon.

"Ya, halo?"

"Tuan, cepat pulang! Nona Viola pingsan!"

"Apa!? Viola pingsan?" sahut Zidan panik, langsung berdiri. Fahira yang mendengar ikut berdiri di samping suaminya dengan wajah cemas.

"Iya, Tuan. Saya harus bagaimana?" suara Bi Inah terdengar gugup di ujung telepon.

"Telepon ambulans sekarang juga! Temani dia ke rumah sakit! Aku dan Fahira segera menyusul!"

...----------------...

Bersambung....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!