NovelToon NovelToon
Pendekar Naga Bintang

Pendekar Naga Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Misteri / Action / Fantasi / Budidaya dan Peningkatan / Anak Genius
Popularitas:177.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Boqin Changing

Di barat laut Kekaisaran Zhou berdiri Sekte Bukit Bintang, sekte besar aliran putih yang dikenal karena langit malamnya yang berhiaskan ribuan bintang. Di antara ribuan muridnya, ada seorang anak yatim bernama Gao Rui, murid mendiang Tetua Ciang Mu. Meski lemah dan sering dihina, hatinya jernih dan penuh kebaikan.

Namun kebaikan itu justru menjadi awal penderitaannya. Dikhianati oleh teman sendiri dan dijebak oleh kakak seperguruannya, Gao Rui hampir kehilangan nyawa setelah dilempar ke sungai. Di ambang kematian, ia diselamatkan oleh seorang pendekar misterius yang mengubah arah hidupnya.

Sejak hari itu, perjalanan Gao Rui menuju jalan sejati seorang pendekar pun dimulai. Jalan yang akan menuntunnya menembus batas antara langit dan bintang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekuatan Guru Chang

Wuuuuuuusshh!!!

Boqin Changing bergerak. Namun bukan sekadar bergerak, ia lenyap dari pandangan, seolah hilang dari dunia ini lalu muncul kembali beberapa ratus meter lebih tinggi di udara. Di tangannya, cahaya hitam berputar membentuk wujud yang menelan cahaya di sekitarnya.

Saat Pedang Penguasa diangkatnya ke atas, langit yang semula mendung seketika pecah. Awan terbelah menjadi dua, tertarik oleh sesuatu yang bukan berasal dari dunia ini. Petir yang ada di baliknya menggulung seperti naga yang ketakutan.

Rubah Ekor Sembilan meraung panik.

“Tu-Tunggu!! Aku.....”

Namun terlambat. Mata Boqin Changing penuh kemarahan. Suaranya turun seperti vonis kematian.

“Tebasan Membelah Bumi.”

Crashhhhhhhhhhh!!!

Satu tebasan dilayangkan dari udara. Tapi pedang itu tidak hanya menebas udara, ia membelah realitas. Cahaya hitam itu memanjang seperti bulan sabit raksasa berwarna gelap, mengiris dunia dari langit sampai tanah.

Serangan itu… tidak berhenti di satu titik. Tidak melengkung dan tidak bisa dihentikan.

Brakkkkkkk!!!!!!!!!

Gelombang tebasan itu menghantam Rubah Ekor Sembilan secara sempurna. Makhluk itu bahkan tidak sempat menjerit. Tubuhnya terbelah dari kepala hingga ekor. Tubuhnya baru terpisah dua beberapa detik kemudian.

Namun yang paling mengerikan bukanlah nasib Rubah Ekor Sembilan… Melainkan tanah di bawahnya. Sebuah garis besar membentang di tanah dari tebing sampai melewati hutan, terus menembus bukit di kejauhan, dan lenyap entah sampai sejauh mana.

Tanah terbelah… sungguhan terbelah. Seolah dunia dipaksa tunduk oleh satu tebasan.

Gao Rui menatapnya… ternganga… tak sanggup berkata apa-apa.

Kuda Bertanduk terdiam, napasnya gemetar. Tatapannya kosong tak percaya.

“Sial. Serangan macam apa ini.”

Debu besar turun seperti hujan abu. Dunia seolah berhenti sejenak.

Di langit, Boqin Changing menurunkan pedangnya perlahan. Sorot matanya dingin, begitu tajam, begitu mutlak, seolah ia baru saja membunuh seekor semut.

“Berani menyentuh muridku,” katanya pelan, “artinya kau siap menerima konsekuensinya.”

Sunyi. Kekuatan seperti itu… tidak berasal dari manusia biasa.

Boqin Changing menatap ke arah Kuda Bertanduk Bersayap.

“Andaikan kau tidak menahannya,” katanya tenang, “seluruh kaummu akan musnah.”

Boqin Changing kemudianmenatap ke arah muridnya yang ketakutan. Cahaya hitam dari Pedang Penguasa masih berputar samar di udara, memantulkan bayangan panjang ke wajah Gao Rui. Di bawah retakan tanah yang menganga, seluruh dunia seolah menunggu jawaban.

"Kenapa kau tidak mematuhi laranganku?" suaranya dingin, kata-katanya sederhana, namun tiap kata itu menghantam dada Gao Rui seperti palu.

Gao Rui hanya bisa menunduk, tubuhnya gemetar tak karuan. Suara kecilnya nyaris tertelan angin debu.

"Maaf... Guru. Maafkan aku, aku...” kata-katanya berhamburan. "Aku melanggar perintah, aku salah. Maafkan aku, Guru."

Boqin Changing memandang lama, bukan hanya ke wajah Gao Rui, melainkan ke seluruh keberanian dan ketakutan yang menghuni muridnya. Di matanya sekarang ada sesuatu yang lebih berat daripada kemarahan, penilaian.

"Aku melarangmu bertindak gegabah," kata Boqin Changing pelan, suaranya seperti bisu menyisir udara. "Bukan karena aku takut kau terluka, melainkan karena ada batas yang tidak boleh kau langkahi. Batas yang, bila pecah, akan membahayakan jiwamu." Ia mengangkat sebelah alis, dingin menjejak. "Kau mengerti konsekuensi dari setiap gerakanmu?"

Gao Rui mengangguk cepat sampai hampir pingsan.

"Mengerti, Guru. Aku berjanji, tidak akan mengulanginya."

Boqi Changing turun ke bawah, langkahnya tenang seperti arus. Saat jarak mereka hampir menyusut, ia menurunkan pedang dan meletakkan ujungnya menancap ke tanah di samping Gao Rui.

Gao Rui menatap mata gurunya. Ia berlutut di depan gurunya, suaranya pecah.

"Aku akan membayar kesalahanku dengan darah dan latihan, Guru. Sampai aku layak."

Boqin Changing menatap muridnya dalam diam selama beberapa detik. Wibawa yang ditebarkannya tetap membuat udara bergetar. Ia menghela napas pelan.

“Cukup untuk hari ini,” katanya akhirnya. “Kau masih hidup. Itu sudah termasuk keberuntungan.”

Ia memalingkan wajah, seolah tidak tertarik melanjutkan obrolan apapun.

“Kita pulang.”

Dengan satu hentakan jarinya, ruang di sekitar Gao Rui seperti kehilangan bobot. Tubuh murid itu seketika terangkat dari tanah, melayang tanpa perlawanan seperti boneka yang ditarik benang tak terlihat. Gao Rui terbelalak kaget, tapi tidak berani bersuara. Ia hanya bisa pasrah saat tubuhnya meluncur ringan mendekati sang guru.

Boqin Changing mengulurkan tangan dan meraih udara di sekitarnya. Ia menatap sekilas Kuda Bertanduk Bersayap yang kini tersungkur, tubuhnya gemetar hebat, nyaris tak sanggup mengangkat kepala. Binatang suci itu masih hidup, tetapi sepenuhnya ketakutan. Ia menunduk begitu dalam, nyaris mencium tanah, seolah tahu bahwa satu gerakan kecil saja bisa mengundang kematiannya.

Boqin Changing tidak berkata apa-apa padanya. Ia hanya memberikan satu lirikan tajam, cukup untuk memastikan makhluk itu tidak akan pernah lupa siapa penguasa sejati dunia ini.

Dengan auranya, ia menahan tubuh Gao Rui agar tetap stabil di udara. Lalu, Boqin Changing menjejak kosong dan tubuhnya melesat ke langit. Dalam sekejap, mereka berdua terbang meninggalkan tanah yang terbelah panjang, meninggalkan tubuh raksasa Rubah Ekor Sembilan, meninggalkan Kuda Bertanduk Bersayap yang kini gemetar dalam ketakutan yang begitu dalam.

Wuuuuuuussshhhhh....

Dua sosok itu menembus angin. Di bawah mereka, dunia terlihat kecil dan sunyi. Kabut malam mulai turun, dibawa angin dingin yang melintas jauh. Boqin Changing melesat di langit tanpa emosi, sementara Gao Rui hanya bisa terdiam, tak berani bergerak, tak berani berbicara.

Perjalanan berlangsung tanpa sepatah kata pun. Tidak ada suara kemarahan, tidak ada teguran lanjutan. Justru itulah yang membuat dada Gao Rui terasa semakin sesak. Keheningan gurunya jauh lebih menakutkan daripada bentakan apa pun.

Tak lama kemudian, bangunan rumah mereka terlihat dari kejauhan. Rumah kayu tempat mereka beristirahat.

Boqin Changing menurunkan kecepatannya hingga akhirnya menjejak tanah.

Duggg.

Dalam sekejap, kekuatan yang menopang tubuh Gao Rui menghilang, membuat murid itu jatuh tersungkur ke tanah dengan kasar.

Boqin Changing berjalan lebih dulu. Gao Rui mengikuti, masih tertunduk takut. Mereka memasuki halaman rumah. Hening. Hanya suara dedaunan yang bergetar dan desir malam yang dingin.

Sampai akhirnya, Boqin Changing berhenti. Ia berdiri di tengah halaman, memunggungi muridnya.

“Malam ini,” ucapnya datar tanpa menoleh, “Kau tidur di luar.”

Gao Rui sontak membeku.

“A–apa?”

“Hukumanmu,” lanjut Boqin Changing tenang. “Tidak ada atap untukmu malam ini. Jaga halaman. Jangan tertidur. Jangan mengeluh.”

Wajah Gao Rui memucat. Tapi bukan hukuman itu yang paling menusuk hatinya, melainkan ketidakpedulian sang guru saat mengatakannya.

Tanpa pikir panjang Gao Rui langsung berlutut dengan keras. Kepalanya tertunduk sampai hampir menyentuh tanah.

“Guru! Aku mohon! Maafkan aku! Aku mengaku salah! Aku akan menerima cambuk! Aku akan menerima luka! Tapi tolong maafkan aku!”

Boqin Changing tetap memunggunginya. Sama sekali tidak bergeming. Tidak iba, tidak marah, hanya dingin.

“Aku tidak mengusirmu,” jawabnya. “Aku hanya memberimu pelajaran. Malam ini kau tidur di luar. Titik.”

Gao Rui mengepalkan tanah dengan jari yang bergetar.

“Aku tidak akan bangun dari sini sampai Guru memaafkanku!”

Boqin Changing menatapnya sekilas dari atas bahu, lalu berkata pelan.

“Kau boleh berlutut semaumu. Tapi hukuman tetap hukuman. Besok pagi kita tinggalkan pagoda ini. Kita kembali ke dunia luar.”

Gao Rui mendongak cepat, matanya melebar.

“A–apa??”

Boqin Changing melanjutkan dengan tenang.

“Perjalanan kita di sini sudah selesai. Kita pergi besok.”

Darah Gao Rui serasa berhenti mengalir. Jadi… itu alasannya. Gurunya akan meninggalkan pagoda… karena dirinya. Karena kesalahan bodohnya.

“Gu–Guru…” suara Gao Rui bergetar, “apakah… apakah kau pergi  dari sini karena marah padaku ?”

Boqin Changing tidak menjawab. Ia hanya menatap langit malam beberapa detik… sebelum akhirnya masuk ke rumah dan menutup pintu rumah.

Gao Rui membeku. Lalu menunduk dalam-dalam. Rahangnya mengeras. Dadanya sesak. Matanya memerah.

“Kalau begitu…” gumamnya lirih, “…mulai malam ini… aku akan berubah.”

Ia tetap berlutut. Di dinginnya malam, di kerasnya tanah, di bawah langit kelam yang tanpa bintang.

Boqin Changing… berdiri diam di balik pintu, memejamkan mata. Ia mendengar semua yang terjadi. Tapi ia tidak berkata apa-apa.

1
Ryan Sutardjo
Baru sekarang sepertinya sangat asyik di baca. Sebelumnya sangat membosankan sama seperti pendeker Changing bosan bosa.... tak elok utk dinikmati
Yurisman Aris
lanjutkan
opik
cuma satu Thor?
Hendra
sangat membantu untuk di baca 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
Mantap Lanjuuuut lagi.. 🔁👍
Mahayabank
/Good//Good//Good/🤭🤭
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
Mahayabank
Mantap Lanjuuuut lagi.. 🔁👍
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
/Good//Good//Good//Doge//Doge/
Mahayabank
Mantap Lanjuuuut lagi.. 🔁👍
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
Mantap Lanjuuuut lagi.. 🔁👍
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
Mantap Lanjuuuut lagi.. 🔁👍
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagi 🔁🔁
Mahayabank
/Good//Good//Good//Ok//Ok/
Rinaldi Sigar
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!