Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. malam pertama yang gagal
masih di posisi Dita dan Marco.
Dita masih tidak percaya mendengar pembelaan Marco terhadap Desi. tapi dia mencoba untuk tetap tenang, karena mungkin Marco masih membutuhkan waktu untuk bisa membenci Desi, dan melupakan kakaknya itu.
"baiklah kalau begitu Mas.. tapi mas, apa tidak bisa kita tinggal di sini saja ? aku tidak terbiasa tinggal di rumah orang lain." ucap dita lagi. mendengar itu Marko menegakkan kepalanya.
"di rumah orang lain..? jadi kamu masih menganggap suami kamu ini orang lain ?" Dita yang mendengar penuturan itu langsung menjadi panik.
"eh bukan begitu kok mas.. Aku nggak bermaksud begitu.." ucapnya sambil melambaikan tangannya. Marco menghela nafasnya dan memejamkan matanya. jujur saja, suasana seperti ini benar-benar sangat canggung dan membuatnya bingung harus bersikap seperti apa.
dia bukan orang yang sabar, tapi dia juga tidak bisa menyerang hari ini karena mereka baru saja menikah. tentu saja dia harus menjaga image-nya di hadapan Marco.
"bukankah sebelum menikah dengan Mbak Desi, mas bilang kalau Mas akan menyewa rumah untuk tinggal berdua. terus kenapa sekarang malah tinggal di rumah orang tua.?" tanyanya lagi dengan ekspresi yang ragu-ragu. Marco menggelengkan kepalanya sejenak. sebenarnya dia cukup malas debat sekarang.
"Ya itu sih tergantung kamu!! beda orang tentu beda janji. kalau kamu nggak mau ikut juga tidak masalah. Yang penting besok aku akan pulang ke rumah orang tuaku. kalau kamu mau ikut terserah, nggak mau ikut juga nggak masalah." Dita langsung mengatupkan bibirnya. dia tidak bisa begini terus, karena Marco Tidak akan mempertahankannya. dia tahu Marco adalah laki-laki yang baik dan juga kaya tentunya, dan tidak bisa diintimidasi seperti ini. apalagi Marco tidak mencintai dirinya.
"baiklah.. Mas jangan marah.. besok aku akan ikut.." akhirnya Dita memilih untuk mengalah. namun Marko tetap tak merespon dan sibuk dengan gadgetnya. karena masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya. mungkin kalau Desi yang ada di sampingnya, ceritanya akan berbeda. tapi ini adalah Dita, dan dia sama sekali bukan laki-laki yang gampang jatuh cinta dengan perempuan lain. apalagi dita pernah menjadi calon adik iparnya. dan di masa lalu, Dita pernah menggoda Marco dengan memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya. hal itulah yang membuat Marco sedikit jarang datang ke rumah Desi, tapi cintanya untuk Desi tidak bisa diragukan lagi.
mungkin sekarang, Marco tinggal menunggu waktu untuk menemui Desi. karena jujur saja, yang Marco inginkan hanyalah Desi. dan dia akan mencoba untuk menyelidiki semuanya.
namun untuk sekarang Marko tidak terpikirkan hal itu. Karena dia masih sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"mas . istirahat dulu yuk.. nanti saja mas kerjakan itu. apalagi kita baru menikah, dan ini adalah malam pertama kita." ucap Dita mulai mencoba untuk bertingkah agresif. tapi tingkahnya itu langsung dihentikan dengan cepat oleh Marco.
"apa Kamu pikir aku akan menunaikan kewajiban malam pertama ini..?" Marco langsung tersenyum sinis. kemudian langsung menyentak tangan Dita yang tadi sempat merayap di atas dadanya.
"Jangan mimpi kamu Dita!! Aku tidak mencintaimu. dan aku sama sekali tak akan pernah melakukan hal itu bersama mu. kamu jangan pernah sekali-sekali memperlihatkan niat kamu seperti itu di hadapanku. kalau kamu berani, kamu akan tahu seperti apa konsekuensinya." setelah Marco berkata begitu, dia Dengan cepat bangkit dari posisi duduknya itu, dan kemudian menyambar dompet dan juga kunci mobilnya. Dan dengan cepat, dia keluar dari kamar itu dan langsung menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
Sementara, Dita yang melihat kepergian suaminya, langsung mencoba untuk mengejar.
"mas!! Kamu mau kemana mas..!!" panggilnya sambil menyusul keluar.
"mas tunggu!! Kamu mau kemana..??" ucapnya lagi. Namun, Marco yang sudah berada di dalam mobil, langsung menghidupkan mobilnya itu, dan segera meninggalkan pekarangan rumah itu tanpa pamit pada Dita.
Dan Dita yang melihat perlakuan Marco kepadanya, membuatnya langsung menyentakkan kakinya ke lantai.
Tak
"sial!! Malam pertama, malah di tinggal pergi. padahal, aku sudah sangat siap." gumamnya dengan kesal. dia pun memilih untuk tidak menunggu lagi. Dita langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya sendiri dengan kesal.
sementara Marco melewati rumah Devan yang tampak dilengkapi dengan penerangan lampu. dia memandangi rumah devan di sela-sela perjalanannya menuju jalan Raya. berharap dia bisa melihat Desi atau siluetnya saja. karena jujur saja, ada perasaan rindu untuk perempuan yang telah menjadi istri orang lain.
tapi sayang, para penghuni rumah itu sama sekali tak keluar. hal itu membuatnya sedikit mengepalkan tangannya. kepalanya juga mulai berkelana ke mana-mana. hal itu tentu saja membuat dia tidak nyaman.
(sial!! kenapa aku harus kepikiran.) batiknya sambil memukul alat setir mobil yang ia pegang. kemudian dengan perasaan kesal kembali melanjutkan perjalanannya.
*****
sementara di posisi Devan dan juga Desi. setelah makan malam selesai, dan setelah salat isya selesai, terlihat keduanya sedang membaringkan tubuh mereka di atas tempat tidur yang sama. tapi mereka berdua memilih untuk mengenakan selimut berbeda.
keduanya tampak tak berani bergerak dan mata mereka memilih untuk menatap langit-langit kamar mereka. tanpa keduanya sadari, kalau pasangan mereka itu sedang merasakan debaran jantung yang tidak biasa. Ya wajar, karena mereka baru pertama kali tidur di kamar dengan pasangan mereka.
(kenapa rasanya tidak bisa merem.. padahal aku sudah sangat mengantuk sekali. Apakah aku sedang waspada kepada suami sendiri ?) gumam Desi dalam hati. dia mencoba untuk melirik di sudut matanya, dan di sana dia hanya mendapati Devan yang juga memilih untuk menatap ke arah langit-langit kamar.
menyadari kalau mereka berdua masih belum bisa terlelap, Desi pun langsung mencoba untuk berdehem sambil mencairkan suasana diantara mereka.
"khem!!!" dehemnya dengan sedikit nyaring. Devan yang mendengar itu langsung menoleh.
"kenapa..? tenggorokanmu kering ? kalau kering aku ambilin minum ke dapur dulu ya." ucapkan dengan reflek. Desi yang melihat suaminya mulai beranjak dari atas tempat tidur dengan cepat menghentikan.
"eh, nggak kok Mas!! Mas kembali berbaring aja. aku nggak papa kok.." ucap Desi sambil tersenyum.
"kamu yakin Des..?" tanya Devan lagi. Desi pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. menyadari hal itu, akhirnya Devan pun kembali membaringkan dirinya di tempat tidur miliknya.
"Mas masih belum ngantuk ya..?" tanya Desi. Devan yang mendengar pertanyaan itu menghela nafasnya.
"sebenarnya aku sudah ngantuk.. tapi entah kenapa mata ini tidak mau terpejam. mungkin kita mau ngobrol dulu sebentar kali ya, baru bisa menjadi tenang." Desi yang mengerti maksud suaminya itu pun langsung merespon dengan anggukan kepala.
"sama mas.. aku juga berpikir begitu." akhirnya mereka mulai mengobrol dan membahas seputar pekerjaan masing-masing.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...