Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.
Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.
Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.
Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?
Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?
Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takjub
"Wah! Aku tidak menyangka jika kita akan diberikan sebuah apartemen mewah seperti ini!"
Sera berseru takjub, begitu ia dan Julia memasuki apartemen, yang akan mereka tempati selama 3 minggu ke depan.
Julia juga merasa sangat takjub melihat kemewahan Apartemen ini. Dengan desain interior yang begitu elegan dan Lux, membuatnya semakin yakin jika pemilik acara ini adalah seorang Billionaire.
Bahkan sejak tadi decakan kagum tidak pernah berhenti lolos dari mulutnya. Hanya saja, ia tidak seberisik Sera mengungkapkan rasa kagumnya.
"Pantas saja mereka berani membayarmu, dengan bayaran semahal itu hanya untuk tampil satu lagu Julia." Sera berbalik dan menatap Julia dengan sorot yang berbinar.
" Ternyata pemilik acara tersebut benar-benar orang yang sangat kaya."
Ucapan dari Sera membuat Julia tersenyum lucu.
"Sepertinya bukan hanya orang kaya Sera." Julia menjawab.
"Tapi aku yakin jika pemilik acara itu adalah seorang Billionaire. Dan bisa saja jika mereka adalah seorang konglomerat." Julia juga menambahkan.
"Aku sependapat denganmu." Tidak membantah ucapan Julia, Sera mengangguk.
Ia meletakkan kopernya begitu saja dan melangkah, melihat dua pintu yang letaknya bersisian. Membuka salah satu pintu itu, Sera kembali berdecak penuh kekaguman.
Ruangan itu sebuah kamar yang begitu lux, dengan ranjang berukuran King size. Memberikan kenyamanan untuk mereka.
"Oke, fix. Ini kamarku." Sera memutuskan.
Julia tidak membantah ucapan Sera. Ia hanya tersenyum kecil dan kembali membuka pintu yang satunya lagi. Melihat ke dalam ruangan itu, Julia mengangguk puas.
Sama halnya dengan kamar yang telah dibuka oleh Sera. Kamar itu juga terlihat begitu mengagumkan.
"Sama bagusnya bukan?"
Tiba-tiba Sera memunculkan kepalanya dari pintu. Memperhatikan kamar yang akan ditempati oleh Julia.
" Iya, sama persis." Julia menjawab singkat.
"Jika mendapatkan pelayanan seperti ini, aku tidak masalah jika kita tinggal di kota ini selama 2 bulan sekalipun."
Otomatis ucapan Sera membuat Julia hanya bisa geleng kepala.
"Ingat Sera. Kamu hanya mengajukan cuti selama 3 minggu. Dan setelah itu kita masih harus kembali bekerja di kota kita."
Sontak wajah berbinar Sera luntur, karena peringatan yang diberikan oleh Julia.
" Seharusnya kamu tidak menghancurkan impian sesaatku." Ia mendengus.
" Baiklah. Aku merasa sangat lelah. Aku ingin membersihkan tubuh dan beristirahat."
Ucapan dari Sera tentu saja di angguki oleh Julia. Karena ia juga merasakan hal yang sama.
Mereka tiba di kota ini sudah lewat dari tengah malam. Jam 2 pagi. Di mana orang - orang biasanya masih tertidur dengan begitu nyenyak.
Dan tentu saja Julia juga ingin membaringkan tubuhnya dan tertidur. Sebelum memulai aktivitas mereka di kota ini esok hari.
"Selamat malam Sera." Ucapan dari Julia membuat Sera tersenyum kecil.
Julia menutup pintu kamar yang ia tempati, dan membawa kopernya cepat ke sisi lemari besar yang ada di sana. Ia membuka lemari itu dan melihat keadaan lemari yang begitu bersih.
Ia bisa meletakkan pakaiannya di lemari ini, selama berada di apartemen ini. Mulai membuka kopernya, Julia mengambil sebuah piyama tidur, lengkap dengan setelan celananya. Membawa pakaian itu ke kamar mandi.
Julia kembali dibuat takjub di dalam kamar mandi. Saat ia melihat kamar mandi yang begitu besar dan terkesan begitu mewah.
Ada sebuah bathuo besar di sana. Dengan beberapa botol sabun dan shampo. Peralatan mandi lainnya juga telah tersedia di kamar mandi tersebut.
Sepertinya, orang yang menyediakan tempat ini dan mempekerjakannya, benar-benar telah menyediakan semua keperluan mereka dengan matang.
Julia mulai membersihkan wajah dan dan tubuhnya. Tidak ingin mandi lama-lama, karena ini nyatanya sudah terlalu larut.
Setelah merasa segar dengan pakaian yang telah ia ganti. Julia langsung beranjak ke kamar. Membaringkan tubuhnya di atas ranjang, berukuran inces tersebut.
Ia kembali dibuat takjub oleh ranjang itu, yang begitu empuk dan lembut. Telapak tangannya menelusuri ranjang, dengan decakan kagum yang tidak berhenti keluar dari mulutnya.
"Andai aku tahu siapa orang yang menawarkan pekerjaan ini kepadaku. Aku pasti akan berterima kasih dengan semua fasilitas yang ia sediakan." Julia bergumam perlahan.
Ia kemudian meraih ponselnya dan mengirim beberapa pesan, untuk mama dan kedua adiknya.
"Mereka bertiga pasti menunggu kabar dariku saat ini." Sambil bergumam, ia mengetik beberapa pesan untuk ketiga orang itu.
Tanpa menunggu jawaban dari ketiganya, ia meletakkan ponsel di dekatnya begitu saja. Merebahkan kepala di atas bantal yang begitu empuk, Julia tersenyum lebar.
Sera berkata benar. Jika mendapati fasilitas seperti ini, ia juga akan betah bekerja selama 2 bulan di kota ini.
Tapi ia juga tahu, jika ia tidak mungkin berada di kota ini selama itu. Karena bagi Julia, ketiga wanita yang ia sayangi, sedang berada di kota kecil mereka dan menunggu kepulangannya.
"Anda saja aku bisa membawa Mama beserta Jena dan Jeni untuk tinggal di tempat seperti ini. Aku yakin mereka juga akan ikut takjub dan berdecak kagum, melihat semua fasilitas ini." Ia tersenyum dan bergumam, mengingat mama dan kedua adiknya.
"Tapi meski begitu, berada bersama mereka jauh lebih nyaman."
Ia menarik selimut menutupi tubuhnya hingga ke batas dada, sebelum memejamkan mata. Tidak sabar untuk menyambut hari esok, dan mulai fokus bekerja.
Memperlihatkan sebuah penampilan yang memuaskan bagi orang-orang, yang akan menghadiri acara penggalangan dana ini. Julia semakin excited untuk memulai hari itu.
Ia berharap dengan pertunjukannya kali ini, setiap orang akan merasa puas oleh performa yang ia berikan. Dan ia berharap, dengan bayaran yang diterima dari acara ini. Ia bisa membuka bakery impian mamanya, untuk mereka memiliki usaha sendiri.
Hanya itu impian yang dimiliki oleh Julia mulai sekarang. Karena baginya, bisa membuat kue bersama dengan mamanya. Apalagi dengan toko bakery sendiri, adalah sebuah impian yang besar
Ia bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk menjaga mamanya, tanpa harus was-was jika harus ia tinggalkan.
Semoga saja semua berjalan dengan lebih lancar.
Julia akhirnya terlelap nyenyak menuju alam mimpi.
Sedangkan tidak jauh berada dari apartemen itu. Seorang lelaki yang mengawal Julia, selama perjalanan menghubungi seseorang.
"Lapor Pak. Nona Julia sudah tiba di apartemennya."
Usai berkata seperti itu, sang pengawal tersebut mematikan panggilan.
Sedangkan Matthew Burmann yang sudah berada di penthouse miliknya, di lantai paling atas gedung Apartemen ini, langsung meletakkan ponselnya begitu saja.
Ia meraih sebuah minuman dan menuangnya ke dalam gelas. Memandangi kegelapan malam, dengan tubuh yang hanya memakai celana dan atasan yang polos.
Ia memikirkan sosok wanita yang saat ini telah tiba di gedung Apartemen dan telah tiba dengan selamat.
"Julia, apa yang harus aku lakukan terhadapmu?" Matt bergumam lirih di kegelapan malam.
........................
jadi strong woman Thor