Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 Masa Lalu Shu Qing
Baaammmm
Tapak api menghantam dada Shu Qing. Tapak itu membuatnya terpental dan memuntahkan darah. Ia lalu berdiri dan menatap orang yang menyerangnya dengan bingung.
"Kak, ada apa? Kenapa kau menyerangku?" tanyanya.
"Iya, kenapa suamiku diserang tanpa sebab?" Xuan Yue protes.
Hening, tak ada jawaban sama sekali. Yang ada hanyalah tatapan membunuh yang sangat menakutkan. Bahkan, Guang Xiu dibuat ketakutan oleh tatapan putranya sendiri.
"Siapkan jawaban yang tepat! Kalau tidak, siap-siap saja menerima hukuman dariku!" jelas Guang Shen.
Pernyataan itu membuat Guang Xiu, petinggi klan Shu, dan semua orang di sana bingung. Semuanya bertanya-tanya kesalahan apa yang dibuat oleh Shu Qing.
"Sebenarnya ada apa? Aku tidak mengerti sama sekali!" Shu Qing menyanggah.
"Kalau begitu, jawab pertanyaanku! Shu Jing Mei anakmu atau bukan!" Aura kuat yang bercampur dengan aura membunuh menekan Shu Qing. Hal itu membuatnya kesulitan bernapas.
"Kak, tarik dulu auramu!" pinta Xuan Yue.
Guang Shen menarik auranya, tapi tetap saja adik iparnya bungkam. Orang yang dulu dipilih di tempat yang sama berkeringat dingin. Ia hanya menatap Shu Jing Mei dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Benar, dia anakku!" jawabnya dengan suara berat.
Jawaban itu membuat Xuan Yue terkejut sekaligus kecewa. Auranya yang dingin nyaris membekukan istana peri, untungnya aura itu dingin itu dinetralkan oleh ibunya.
"Aku paling tidak suka dengan orang yang tak mau bertanggung jawab!" ungkap Guang Shen.
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa membawanya ke sini," sanggah Shu Qing.
"Tidak bisa atau tidak mau?" Shu Jing Mei yang sedari tadi diam, akhirnya berbicara.
Gadis itu melemparkan sebuah giok yang sudah membeku. Selain giok, ia juga melemparkan roda kristal yang juga membeku. Melihat kedua benda itu, Shu Qing hanya diam tak bereaksi sama sekali.
"Hebat, kau menghamili anak orang lalu menghilang. Kau sama seperti ayahku, sama-sama pergi!" Guang Shen mengeluarkan sesuatu dari cincin ruangnya. Cambuk dewa, senjata yang dulu didapatnya saat masih menjaga gerbang dewa.
"Sekarang kau jemput ibu Jing Mei. Kalau tidak, cambuk ini akan membuatmu lumpuh selamanya!"
Kata-kata itu bukan sekedar ancaman kosong. Cambuk yang tambak biasa itu mengeluarkan aura yang membuat semua orang bergidik.
"Ibuku disiksa selama selama 20 tahun. Saat ini dia dikurung di penjara racun es. Karena ibuku memiliki tubuh unik, racun tidak bisa membunuhnya. Meski begitu, kultivasinya dihancurkan setelah melahirkanku di penjara es," jelas Shu Qing.
"Shu Qing, jemput ibunya sekarang!" pinta Guang Xiu.
"Tapi …. "
"Tidak usah tapi-tapian, pergi dan jemput dia sekarang!" pinta Xuan Yue.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang!"
Dengan berat hati, Shu Qing menuruti permintaan Xuan Yue. Ia pergi ke klan Wu untuk menjemput perempuan yang dulu menghilangkan racun di tubuhnya. Karena semua orang takut padanya, pemimpin klan Wu membiarkan putrinya dibawa pergi.
****************
Shu Qing membaringkan putri Wu di aula. Meski masih hidup, tapi tubuhnya membeku. Napasnya sangat lemah, dan energi kehidupannya terus menipis.
"Shu Qing, Ibu berharap kau membayar semua rasa sakit dan penyiksaan yang diterimanya. Kau telah merusak kepercayaanku."
Kata-kata ibu mertuanya membuatnya menunduk. Ingatannya kembali berputar ke masa lalu, sebelum bertemu Guang Shen. Saat itu, harinya tidak lengkap tanpa cambukan dan disiksaan dari orang-orang.
"Wu Xia, maafkan aku!" ucapnya lirih.
"Permintaan maafmu sudah terlambat! Racun bulan yang bercampur dengan racun es menyebabkan jiwanya ikut membeku," jelas Guang Shen.
"Apakah ibuku bisa disembuhkan?" tanya Shu Jing Mei
"Selain racun bulan jingga, ada juga racun bintang jiwa. Menyembuhkannya sangat mustahil," jelas Guang Shen.
Shu Jing Mei yang mendengar itu hanya diam membeku. Sesekali, ia menatap tajam ayahnya yang ia anggap tak bertanggungjawab. Ia menggendong ibunya dan hendak membawanya pergi, tapi dihentikan oleh Guang Shen.
"Mustahil bukan berarti tidak bisa disembuhkan!" ucapnya.
Guang Shen mengeluarkan jarum akupuntur. Jarum-jarum itu menancap di kedua tangan, dahi, dan juga perut. Dalam waktu singkat, jarum-jarum perak itu membeku dan mengeluarkan asap jingga.
"Ada yang tidak beres!"
Dua jarum lainnya melesat ke dalam tubuh putri Wu. Jarum itu menetralisir racun tersembunyi di dalam darah dan juga organ dalamnya.
"Apa yang terjadi?" Guang Shen mengerutkan kening. Jarum-jarum perak itu muncul di tangannya. Meski racun es dan racun lainnya sudah dikeluarkan, putri Wu masih tak sadarkan diri.
"Apa yang terjadi?" tanya Shu Jing Mei.
"Ada segel darah di tubuh ibumu. Segel itu menyatu dengan jiwa ibumu. Jika dihancurkan atau dibuka, jiwa ibumu pun akan hancur," jelasnya.
"Apakah ibuku bisa disembuhkan?"
Guang Shen tak menjawab. Ia benar-benar bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Meski memiliki teknik dewa, tetap saja membuka atau menghilangkan segel darah itu sangat sulit.
"Siapa yang memasang segel ini?" tanya Shu Jing Mei.
"Seharusnya segel ini diwariskan kepada keturunan Wu. Berhubung ibumu melahirkan anak perempuan, segel itu tidak wariskan padamu. Sebaliknya, segel itu akan menghancurkan jiwanya sedikit demi sedikit," jelas Guang Shen.
Shu Jing Mei tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa memeluk ibunya sembari menahan tangis. Tak beberapa lama, tangan ibunya bergerak. Wanita itu membelai wajah putrinya pingsan kembali.
"Sepertinya kamu salah, Shen'er! Segel itu mengikat jiwa seseorang. Dan segel itu hanya akan bekerja jika dipasang ke keturunan perempuan."
Guang Xiu menghampiri ibu Shu Jing Mei. Hanya dengan satu gerakan, segel yang ada di tubuh perempuan itu berpindah ke tangannya. Segel merah dengan setetes darah perak di tengahnya itu membuat semua orang kaget.
"Sepertinya kau harus belajar tentang segel kutukan dan segel kutukan," ungkap Guang Xiu.
"Sebelum memulai perjalananmu, sebaiknya pelajari dulu kitab ini!" Guang Xiu mengeluarkan sebuah kitab dan memberikannya kepada putranya.
"Kitab segel dewa!" Guang Shen membuka kitab itu. Setelah membaca beberapa kalimat, ia tersenyum. Di gerbang dewa, ia mempelajari puluhan kitab dewa, tapi tak satu pun diantara kitab itu yang merupakan kitab segel.
"Terima kasih, Bu!" Guang Shen menyimpan kitab pemberian ibunya.
"Ini untukmu!" Guang Shen memberikan botol giok berisi pil.
"Sebenarnya aku tidak mau ikut campur, tapi kasihan kepada putrimu ini. Ini terakhir kalinya. Jangan sampai kau mengulang kembali penindasan yang pernah kau rasakan."
Guang Shen melangkah meninggalkan aula. Seperti biasa, ia langsung ke halaman belakang dan mempelajari kitab segel pemberian ibunya.
"Ibu memang hebat! Bahkan, Kaisar Langit pun tidak memiliki kitab seperti ini," ucapnya.
Halaman demi halaman dibacanya. Halaman kitab segel yang terlalu banyak membuatnya bosan. Untuk mempersingkat waktu, ia menggunakan teknik penyerap. Bukan untuk menyerap energi alam atau sejenisnya, melainkan menyerap isi dari kitab segel pemberian ibunya.