Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Mogan
“Kak mogan!”
Sherly melihat kakaknya hadir ke mesion orang tuanya.
Pria itu terlihat sendiri dengan raut wajah yang mencengkeram.
“Di mana mommy?” tanya mogan tampa basa basi.
Sejak mengetahui ibunya terlibat dengan si pengasuh tersebut mogan begitu marah, sudah beberapa kali dia menegur ibunya tidak melakukan keterlewatan batas.
“Mommy!”
“Ada Apa ini?”
Bukan ibunya yang hadir malah tuan rumah selaku daddyNya yang hadir.
“Mana mommy! Dad,”tanya mogan pada daddyNya.
Tepat orang yang dicari pun keluar menemui mereka.
“Loh mogan! Kamu datang nak,”
Entah masalah apa yang sedang terjadi shera tidak tau jika saat ini dirinya sangat terancam oleh putranya sendiri.
wanita itu dengan santai mendekati putranya yang terlihat begitu marah padanya.
“Ada apa nak,”ucapnya.
“Mommy yang menyuruhnya?”
Tampa basa basi pria itu langsung menanyakan maksud yang membuat dirinya hadir ke masion tersebut.
“Ada apa ini? Mommy tidak mengerti,”jawab shera dengan jujur.
Hal itu tentu membuat mogan begitu geram dengan ibunya, wanita itu selalu saja tidak pernah berubah.
“Mommy kan yang menyuruh pengasuh putraku? Jawab dengan jujur mom, kenapa mommy tidak kapoknya ikut campur hidup mogan. Mom,”
“Kali ini apa lagi yang kau buat shera?”
Suara bariton dari Tuan Gaminic tentu membuat wanita paruh baya itu takut.
Semuanya menatap shera termaksud Adrian yang sudah hadir sejak tadi samping istrinya.
“Percayalah bukan mommy! Mogan, bukan mommy yang menyuruhnya. Mommy tidak tau apa-apa nak,”
Wanita itu begitu tersudut, benar dirinya tidak melakukan kesalahan itu.
Semenjak mogan terakhir kali memperingatinya termaksud Tuan Gaminic selaku suaminya, shera tidak berniat lagi untuk menggagu putranya.
Toh putranya juga sudah menemukan istrinya, walaupun dirinya tidak menyukainya.
“Jawab dengan jujur mom!”bentak mogan.
Dia masih tidak percaya dengan ibunya, karena setiap kali pasti ibunya yang memerintahkan pengasuh tersebut.
“Kak tenanglah! Mommy tidak mungkin melakukan itu, lagian dari kemarin sherly bersama mommy.”
Sherly menenangkan mogan, wanita muda itu ikut membuka suaranya.
Memang shera dari kemarin bersama putrinya, dia tidak menemui siapa termaksud menghubunginya.
“Percayalah nak, mommy bersumpah tidak melakukan apa-apa,”ujar shera membela dirinya.
Tentu mogan begitu murka, dia mengusap wajahnya dengan kasar.
Andrian yang berada disitu menatap iparnya, masalah apa yang sedang terjadi dengan mereka pikirnya.
Tampa berkata apa apa mogan keluar dari masion tersebut berencana untuk menuju ke perusahaan.
Penghuni masion itu juga tidak berkata apa apa lagi, mereka membiarkan mogan pergi.
“Mommy benar tidak melakukan lagi?”tanya sang suami pada istrinya setelah menuju ke tempat masing masing.
“Daddy tidak percaya pada mommy?”
***
Saat di perjalanan pulang mogan menghubungi anak buahnya.
“Bunuh wanita itu! Dan beri makan untuk si paus,”
“Baik bos,”
Tidak mau ambil pusing mogan pun menyuruh anak buahnya untuk membunuh Turi tampa mengotori tangannya sendiri.
Di lain tempat masion Rijkadd terlihat seorang wanita dengan telate menyuapi bubur bayi ke dalam mulut si balita yang sedang belajar berdiri.
Anak itu begitu girang apa lagi saat sang ibu memberi semangat untuk belajar berdiri.
“Ayoo sayang, sedikit lagi! Alif sudah pande ya,”ucapnya begitu antusias pada sang balita.
“mi mi mi mi,”
“Iya sayang, senang ya bareng mommy, sini!”
Arabella membawa anak itu ke gendongannya, dicium ke dua pipi bocah tersebut.
Hal itu bertambah membuat bocah itu girang dengan bahagian.
Kedua wanita paruh baya menghampiri mereka, di salah satu dari mereka yaitu Ratih.
“Nyonya!” Panggilnya.
Arabella menoleh kepada kedua, wanita itu tentu merasa asing dengan satunya karena baru pertamanya dia lihat.
“Nyonya! Tuan mogan mengganti pengasuh Tuan muda Alif,”
“Loh! Secepat itu?”
Perasaan dia kemarin saja melihat Turi berlenggak lenggok di rumah itu kenapa hari ini wanita itu menghilang tentu membuat dirinya penasaran.
“Saya tidak tau nyonya, Tuan sudah mengganti dengan Sarih yang baru saja datang,”jawab Ratih sambil memperkenalkan wanita di sampingnya itu.
“Permisi nyonya! Saya sarih yang menggantikan pengasuh tuan muda,”Ujar wanita itu dengan sopan.
“Saya Arabella,”Jawab arabella dengan ramah.
Karena merasa Alif sudah berkeringat arabella berencana memberikan kepada pengasuh barunya itu untuk memandikan .
Sekalian untuk mendekatnya bocah itu pada pengasuh barunya itu.
Baru saja di gendong oleh sarih tentu balita tersebut merengek karena merasa asing baginya.
“Sayang, mandi dulu ya sama bibi sarih,”ucap arabella lembut menenangkan bocah tersebut.
Arabella tersenyum pada sarih yang merasa sedikit kaku menenangkan Alif.
“Tidak Apa-apa! Nanti juga dia biasa sendiri dengan bibi,”
“Iya nyonya!”balasnya.
Karena ada perkerjaan di dapur Ratih pun mengundur diri untuk kembali.
Tinggallah Sarih bersama arabella.”kamarnya ada di ujung sana ya bi,”
Setelah mendapatkan kamar Alif wanita perih baya itu pun meninggalkan Arabella yang berencana ingin ke dapur.
Sampai di dapur arabella berencana ingin membantu Ratih yang sedang memasak bersama maid lain.
“Bibi! Ara bantu ya,”ujarnya tentu di cegah cepat oleh Ratih.
“Aduh nyonya! Biar kami saja,”
Bukan apa apa Ratih tentu takut pada mogan jika tau istrinya ikut andil di dapur.
“Ara bosan bi,”ujarnya dengan mengerut bibirnya.
Dia teringat kembali dengan pengasuh lama Alif yang tiba tiba menghilang tampa kabar.
Akan tertapi dia juga teringat dengan tragedi dirinya tadi malam, mengingat saja membuat arabella merasa jijik.
‘Pria mesum banjingan’ makinya dalam hati.
mengingat dirinya terus akan berjumpa dengan mogan tentu membuat dirinya sangat benci.
Pria tidak akan melepaskan dirinya, kecuali ada kemungkinan daddyNya yang menjemput.
“Bi Ara kekamar sebentar ya,”ujarnya di anggukan oleh wanita tersebut.
Saat akan menaikkan tangga tiba tiba selangkang nya sedikit nyeri, padahal saat tadi setelah memberi salap sudah lumayan tidak sakit lagi.
“Kenapa tiba-tiba masih nyeri ya,”gumamnya sambil merengis kecil dengan salah satu tangan memegang pagar tangga.
“Masih sakit?”
Suara bariton itu mengejutkan arabella, tentu dia mengenal suara tersebut.
“Ini gara gara kau! Kalau saja… heh turunkan aku,,”
Ujar belum habis mogan sudah duluan mengangkat tubuhnya membawa ke kamar.
Tentu arabella memborontak meminta turun, dia begitu marah pada pria itu saat melihatnya saja begitu sangat jijik.
Bersambung.
*
*
*