NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO
Popularitas:52.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rayuan untuk Raka

Malam itu, langit Jakarta berbintang tipis—terhalang awan tipis yang malas bergerak. Di apartemen kecil mereka yang hangat, aroma sup ayam menyeruak dari dapur. Reva berdiri di depan kompor, mengaduk perlahan, sementara Raka duduk di meja makan, memandangi punggung istrinya dengan tatapan yang masih menyimpan bayangan keraguan.

Sejak pulang dari kampus, suasana memang sudah lebih cair. Tapi Raka belum sepenuhnya kembali seperti biasa. Ia masih diam-diam memperhatikan setiap gerak Reva—cara ia tersenyum saat mengecek rasa sup, cara ia menyisir rambut yang mulai terlepas dari cepolnya, bahkan cara ia mengeluh kecil karena kepanasan di dapur.

Reva tahu. Ia selalu tahu.

Dengan sendok kayu di tangan, ia berbalik dan menatap Raka. “Mas ,Kamu masih mikirin Dafa, ya?”

Raka terkejut, lalu buru-buru menunduk, pura-pura sibuk membuka tutup botol saus sambal. “Nggak juga. Cuma… lagi mikirin laporan kantor.”

“Bohong,” Reva mendekat, meletakkan sendok di meja, lalu duduk tepat di hadapannya. “Mata kamu nggak bohong, Raka. Kamu masih kepikiran.”

Raka menghela napas, lalu menatap istrinya. “Aku cuma… pengin yakin aja. Bahwa kamu nggak mulai bandingin aku sama dia.”

Reva tersenyum lembut. Ia meraih tangan Raka, menggenggamnya erat. “Dafa itu lucu, asik, dan kadang bikin aku ketawa sampai lupa waktu. Tapi… dia bukan kamu,Mas .”

Raka mengangkat alis. “Maksudnya?”

“Maksudnya…” Reva mencondongkan tubuh sedikit, suaranya jadi lebih pelan, seperti berbagi rahasia. “Dia nggak bisa bikin sup ayam seenak kamu. Dia nggak tahu kalau aku alergi udang. Dia nggak pernah nungguin aku sampe jam dua pagi pas aku ngerjain tugas akhir. Dan yang paling penting—dia nggak pernah bilang ‘Sayang’ dengan cara yang bikin aku merasa kayak dunia cuma tinggal kita berdua.”

Raka tersenyum kecil, tapi matanya masih waspada. “Kamu cuma ngomong gitu biar aku tenang.”

“Nggak,” Reva menggeleng, lalu menjulurkan lidah kecil—gaya khasnya saat ingin bercanda. “Kalau aku beneran suka Dafa, aku udah kabur bareng dia pas kamu nggak lihat. Tapi nyatanya, aku malah masak sup buat kamu. Padahal aku capek banget, lho.”

Raka tertawa kecil. “Kamu emang nggak pernah bisa bohong. Kalau bohong, ujung hidung kamu kedut.”

“Hah? Beneran?” Reva langsung menyentuh hidungnya, lalu cemberut. “Kok kamu nggak pernah bilang dari dulu? Aku jadi kayak nggak punya senjata rahasia buat bohong!”

Raka tertawa lebih lepas kali ini. “Karena kamu nggak pernah perlu bohong sama aku. Aku percaya kamu.”

“Tapi tadi kamu kayak nggak percaya,” Reva menyela lembut.

“Bukan nggak percaya… cuma takut,” Raka mengakui jujur. “Takut kamu mulai ngerasa… aku nggak cukup.”

Reva menarik napas dalam. Ia berdiri, lalu berjalan mengelilingi meja dan duduk di pangkuan Raka—Reva memberanikan diri ,karena tahu kalau Raka saat ini masih merasa cemburu pada Dafa ,Raka sedikit kaget, tapi tangannya otomatis melingkar di pinggang istrinya.

“Dengerin aku, ya?” Reva menatap matanya. “Kamu itu… segalanya buat aku. Bukan karena kamu suami aku. Tapi karena kamu Raka—cowok yang rela anterin aku ke kampus meski jalannya macet, yang selalu bawa bekal kalau tahu aku lupa sarapan, yang nggak pernah marah pas aku ngomel karena hujan bikin rambutku acak-acakan.”

Raka menunduk, pipinya sedikit memerah. “Itu semua hal kecil…”

“Tapi justru hal kecil itu yang bikin aku yakin: kamu itu laki-laki yang tepat. Bukan karena kamu sempurna. Tapi karena kamu… nyata. Kamu nggak pernah berusaha jadi orang lain buat bikin aku suka. Kamu jadi diri kamu—dan itu cukup.”

Raka menarik Reva lebih dekat, keningnya menyentuh kening istrinya. “Aku sayang kamu, Sayang.”

“Dan aku sayang kamu, Suamiku yang cemburuan,” Reva tertawa kecil, lalu mencubit pipi Raka pelan. “Tapi jangan cemburu berlebihan, ya. Nanti aku kira kamu nggak percaya sama aku.”

“Aku percaya. Tapi… boleh dong sedikit cemburu? Soalnya kamu emang cantik banget pas ketawa sama Dafa tadi.”

Reva mengerjap. “Aku ketawa karena dia bilang mau nikah sama aku pas aku lagi makan keripik! Itu lucu, Mas! Bukan karena aku suka!”

“Tapi kamu ketawa sambil geleng-geleng kayak… ‘ah, dasar cowok ini’—itu kan artinya kamu suka gaya dia?”

Reva menggeleng keras. “Itu artinya aku suka dia sebagai teman! Beda, Mas. Suka sama suka itu beda. Aku *suka* Dafa karena dia asik. Tapi aku *cinta* kamu karena kamu bikin aku merasa… pulang.”

Raka diam sejenak. Lalu ia tersenyum—senyum yang lama tak muncul sejak tadi siang. “Kata-kata itu… boleh aku simpen buat dipajang di kantor?”

“Boleh. Tapi tarifnya mahal. Bayarnya pake pelukan seumur hidup.”

“Deal.”

Mereka tertawa berdua, pelan tapi hangat. Reva turun dari pangkuan Raka dan kembali ke dapur. “Supnya udah matang. Ayo makan sebelum dingin.”

Raka mengikuti, lalu membantu menghidangkan. Mereka duduk berhadapan lagi, tapi kali ini jarak di antara mereka terasa lebih dekat—bukan hanya fisik, tapi juga hati.

Saat makan, Reva tiba-tiba berkata, “Ngomong-ngomong… Dafa bilang aku kayak nenek-nenek galak pas marah.”

Raka nyaris tersedak kuah. “Apa?!”

“Iya! Katanya pas aku marahin dia karena pinjam pulpen terus lupa balikin, ekspresiku kayak nenek yang lagi marahin cucu yang main di sawah.”

Raka tertawa terbahak-bahak. “Dia bener juga, sih. Kamu emang galak kalau marah. Tapi… galaknya lucu.”

“Lucu?!” Reva cemberut. “Aku serius, Mas! Aku marah karena itu pulpen pemberian kamu!”

“Dan itu yang bikin aku makin sayang,” Raka menyela lembut. “Karena kamu jaga hal-hal kecil yang penting buat aku.”

Reva tersenyum, lalu menyuapkan sesendok sup ke mulutnya. “Kalau gitu… aku izinin kamu cemburu. Tapi cuma sedikit, ya. Jangan sampe kayak tadi siang—diam terus, bikin aku deg-degan.”

“Aku janji,” Raka mengangkat tangan seperti bersumpah. “Mulai sekarang, kalau aku cemburu, aku langsung bilang. Nggak dipendem.”

“Bagus. Karena aku nggak jago nebak-nebak perasaan kamu. Aku kan cuma manusia biasa, bukan cenayang.”

“Tapi kamu cenayang buat hati aku,” Raka bergurau, lalu langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Aduh, lebay banget. Maaf.”

Reva tertawa, lalu melempar serbet kecil ke arahnya. “Dasar suamiku yang romantis tapi malu-maluin!”

Mereka makan dalam suasana yang kini penuh canda dan kelembutan. Tak ada lagi bayangan Dafa yang mengganggu. Tak ada lagi diam yang menusuk. Hanya dua jiwa yang saling mengingatkan: bahwa cinta bukan soal siapa yang paling sempurna, tapi siapa yang paling setia—dalam hal kecil maupun besar.

Setelah makan, Reva membersihkan piring sementara Raka membuatkan teh hangat. Saat Reva hendak mencuci tangan, Raka tiba-tiba memeluknya dari belakang.

“Makasih,” bisiknya di telinga Reva.

“Makasih kenapa?”

“Karena kamu mau ngertiin aku. Karena kamu nggak marah pas aku cemburu. Karena kamu tetap pulang ke aku… meski ada yang nawarin nikah dadakan.”

Reva menoleh, lalu mencium pipi Raka. “Karena kamu satu-satunya yang aku mau nikahi—kemarin, hari ini, dan selamanya.”

Raka membalas ciuman itu di keningnya. “Kalau Dafa tahu kamu ngomong gini, dia pasti langsung pindah jurusan.”

“Yang penting kamu tahu,” Reva berbisik, lalu berbalik dan memeluk suaminya erat. “Dan aku harap… kamu nggak akan pernah ragu lagi.”

“Nggak akan,” Raka berjanji. “Karena kamu bukan cuma istriku. Kamu rumahku.”

Di luar, malam semakin larut. Tapi di dalam apartemen kecil itu, cinta mereka kembali utuh—diperbaiki bukan dengan kata-kata besar, tapi dengan sup hangat, candaan kecil, dan kejujuran yang disampaikan dengan lembut.

Dan untuk pertama kalinya sejak siang tadi, Raka benar-benar merasa tenang.

Karena ia tahu: Reva miliknya.  

Dan hanya miliknya.

1
Maulana Sejati
carita yg bgini gue doyan,lucu,lugu dan manis jalan cerita nya...
Felycia R. Fernandez
liat Reva dan Raka jadi ingat pedekate aku dan suami,karena kita juga nikah nya tanpa pacaran,alias dijodohkan.sulit sih memulai pendekatan,tapi kalau sama sama mau memulai ya jalani saja...
MayAyunda: wah ..moga samawa ka😁
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kenapa gak di sampaikan Raka kalau mereka sudah menikah
MayAyunda: belum waktunya kak 😄
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kereeeeen 💗👍
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
inchieungill
koq mas?
MayAyunda: kan panggilan untuk suami kak 😁
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Rusmini Mini
cerita sederhana tp masuk ... kpn Reva pulang kampung dan berkunjung ke bu Siti
MayAyunda: ya kak nanti ya
total 1 replies
Azizka
Kecewa
Azizka
Buruk
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan seruu👍👍👍
MayAyunda: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Rusmini Mini
entar malam di ulang lagi biar gak sakit dan khatam /Grin//Grin/
MayAyunda: boleh kak 🤣
total 1 replies
Rusmini Mini
setahun baru hubungan pasutri kuat banget /Shhh//Shhh/
Rusmini Mini
4 kami pacaran kdg masih kurang paham dan mengerti... berusaha menjadi lebih baik bkn menjadi hebat
Rusmini Mini
cemburu boleh tp jgn berlebihan Raka...
𝗣𝗲𝗻𝗮𝗽𝗶𝗮𝗻𝗼𝗵📝: halo kak, baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Vania Nia
semangat Reva💪!!
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
Rusmini Mini
lah selama menikah ngapain main bola bekel 😂😂😂
MayAyunda: main gundu kak🤣🤣
total 1 replies
Vania Nia
kabur Reva!!..
MayAyunda: ayo kabur bareng kak 😁
total 1 replies
Rusmini Mini
jgn jd sombong ya Reva ingat yg kaya itu mertuamu bkn kamu 💪💪💪
MayAyunda: siaap kak
total 1 replies
Rusmini Mini
aq dah punya menantu semoga mantuku bisa membahagiakan anaku dunya wal akherat Aamiin 🤲🤲♥️♥️
Rusmini Mini
mending menikah dgn Raka drpd dgn pak Renggo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!