Kevin Pratama tidak pernah menyangka bahwa Ani Anggraini, istri ketiga bawahan di kantornya. Dapat membangkitkan gairahnya yang terpendam selama ini. Karena hal itu, ia melakukan segala cara agar bisa membuat Ani menjadi miliknya. Namun, saat berhasil membuat Ani menjadi miliknya bahkan menjadi istrinya. Ia malah mengajukan kontrak nikah hanya karena trauma di masalalu nya.
“Apa maksudnya ini?” tanya Ani yang terkejut saat melihat isi dari kontrak nikah itu.
“Apa kata-kata yang ada di dalam kontrak nikah itu kurang jelas untukmu Ani? sampai-sampai membuatmu tidak paham seperti itu!”tanya Kevin dengan raut wajah yang datar.
“Tidak, isi dari kontrak nikah ini saya sangat paham. Hanya saja. Mengapa tuan ingin menikahi saya? hanya karena agar tuan mendapatkan seorang keturunan!” ucap Ani, karena memang isi dari kontrak itu menyatakan bahwa pernikahan mereka akan terjalin sampai Ani melahirkan anak untuk Kevin.
“Lalu, memangnya menurut kamu. Apa ada alasan yang lebih masuk akal, untuk saya menikahi kamu yang seorang wanita biasa-biasa saja. Selain untuk memiliki keturunan?”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rtgfcg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalalu Kevin (2)
Ani yang mendengarkan ucapan omah Ririn itu, tentu hanya bisa terdiam terpaku. Sambil memandang wajah omah Ririn dengan tatapan yang tampak sangat terkejut.
“Dulu, waktu Kevin masih kecil dia sebenernya anak yang ceria…Tapi…” ucap omah Ririn, mengawali kembali percakapan setelah memang cukup lama mereka sama-sama terdiam.
“Tapi apa omah?” tanya Ani yang merasa sangat penasaran lanjutan ucapan wanita paruh baya itu.
Tampak omah Ririn sebelum melanjutkan ucapannya, sekarang sedang menghela napas dengan kasar. Sungguh sebenarnya saat ia harus kembali mengingat kenangan masalalu itu. Itu juga tentu bukan sesuatu yang mudah untuknya. Namun itu harus di lakukan, karena ada satu alasan yang mengharuskan ia mengatakan ini pada Ani sebelum ia memang benar-benar pergi ke Belanda.
“Tapi waktu umur dia 10 tahun. Ayahnya Kevin atau anak satu-satunya omah mengalami kecelakaan…” akhirnya tambah omah Ririn dengan suara yang terdengar sangat gemetar, saat mengatakannya. Dan tampak, setelah mengatakan itu. Ia mulai menundukkan kepalanya.
Ani yang melihat omah Ririn yang bersedih seperti itu, tentu saja berusaha menenangkan wanita tua itu. Ia dengan lembut menggunakan telapak tangannya mulai mengusap lembut punggung omah Ririn.
“Omah…” Panggil Ani dengan suara yang lirih.
Omah Ririn yang mendengarkan panggilan itu, tentu langsung mendongakkan kepalanya untuk menatap Ani. Tampak di wajahnya yang keriput, senyum manis terpancar sedikit terasa sendu.
“Tidak lama dari kecelakaan itu. Ayah Kevin akhirnya meninggal. Kevin awalnya memang merasakan kesedihan yang sangat. Tapi, tetap saja itu tidak mengubah sikap cerianya…” Lanjut omah Ririn, yang sekarang matanya mulai berkaca-kaca.
“Semua sikap Kevin itu berubah, saat satu bulan setelah kepergiaan ayahnya. Ibunya atau menantu omah, pergi kabur meninggalkan Kevin ke luar negeri bersama pria lain dengan membawa adik Kevin yang baru lahir bersamanya.” Sambung omah Ririn yang tentu membuat Ani terkejut mendengarnya.
“Ceritanya ga sampai di situ Ani. Kamu ingin tahu Ani, apa penyebab ibu Kevin pergi kabur? apalagi ia kabur dengan membawa salah satu anaknya tanpa membawa anaknya yang lain?’ tanya omah Ririn yang sekarang mulai menatap dalam wajah Ani dengan matanya yang masih berkaca-kaca.
Tampak Ani yang mendapat pertanyaan itu hanya mengangguk kepalanya pelan dan mulai menurunkan telapak tangannya yang dari tadi terus menempel di punggung omah Ririn.
“Ibu Kevin ternyata sudah lama berselingkuh dengan pria yang kabur bersamanya itu dan bahkan anak yang di bawanya itu adalah anak hasil hubungan gelap mereka berdua. Hal itu omah ketahui berbarengan dengan fakta bahwa ibu Kevin kabur dengan membawa hampir setengah harta keluarga Pratama serta mereka berdua juga yang menjadi penyebab kecelakaan yang di alami ayah Kevin.” Ujar omah Ririn yang sekarang tampak raut wajahnya sudah berubah menjadi serius, dan mulai kembali normal. Tidak berkaca-kaca lagi seperti tadi.
“Saat omah mengetahui itu, sebenarnya omah ingin mencari dan menjebloskan mereka berdua ke penjara. Namun, entah dari mana Kevin yang baru berusia 10 tahun mengetahui semua itu dan entah kenapa anak sekecil itu memohon dan berlutut di hadapan omah. Agar omah tidak mencari dan menjebloskan ibunya yang sudah tega meninggalkannya itu.” Lanjut kembali omah Ririn. Setelah sebelumnya ia menghela napas dengan kasar terlebih dahulu.
“Lalu?” tanya Ani yang merasa semakin penasaran dengan lanjutan cerita itu.
“Omah awalnya tentu saja menolak mentah-mentah permohonan Kevin itu… Tapi kamu tahu? ternyata saat itu ada yang lebih mengejutkan lagi, tentang alasan Kevin memohon pada omah agar tidak mencari ibunya itu. Ternyata dia seperi itu bukan karena tidak ingin melihat ibunya di jebloskan ke penjara. Tapi ia memohon agar omah tidak melakukan itu, karena Kevin tidak ingin hal yang dilakukan omah itu. Akan membuat perusahaan Pratama Grup di hancurkan oleh keluarga ibunya, yang memang saat itu memiliki pengaruh sangat besar di dunia bisnis.” Balas omah Kevin sambil memejamkan kedua matanya.
“Maksudnya omah?” tanya Ani yang tidak terlalu mengerti mengapa perusahaan Pratama Grup dapat di hancurkan oleh keluarga ibu Kevin.
“Jadi sebenarnya, dulu perusahaan keluarga ibu Kevin itu memiliki pengaruh jauh lebih besar daripada perusahan yang di miliki keluarga Pratama. Maka dari itu, jika sampai omah menjebloskan ibu Kevin yang notabenenya salah satu anggota keluarga dari keluarga yang sangat berpengaruh itu. Tentu aja itu bisa membuat mereka murka dan pastinya akan mencari cara membalas perbuatan omah tersebut. Dan karena itu, tentunya dengan power yang mereka punya. Pasti menghancurkan perusahaan keluarga Pratama akan menjadi hal yang mudah di lakukan mereka sebagai pembalasan dari perbuatan omah…”
“Tunggu dulu omah…Ani masih ga paham, kalo misalkan emang keluarga ibu mas Kevin itu sangat berpengaruh, udah pasti mereka juga kaya dong…terus, tapi kenapa ibu mas Kevin bisa-bisanya curi harta keluarga Pratama sedangkan keluarganya aja udah kaya?” potong Ani dengan cepat, memotong ucapan omah Ririn.
Omah Kevin yang mendengarkan pertanyaan itu hanya bisa menghela napasnya kembali. Setelahnya, ia mulai berucap.
“Ani keluarga mereka emang kaya, tapi coba kamu pikir. Mana mungkin keluarga terpandang seperti mereka akan memberikan uang pada salah satu anggota keluarga yang akan meninggalkan suaminya dan memulai hidup baru bersama selingkuhannya… jika sampai mereka melakukan itu, tentu hal itu hanya akan mencoreng nama baik keluarga mereka.”
“Tapi kenapa mereka juga tidak terima, jika omah menjebloskan salah satu anggota keluarga itu ke penjara?” tanya Ani kembali yang semakin merasa penasaran.
“Tentu aja hal tersebut juga akan mencoreng nama baik keluarga mereka. Karena bagaimanapun seburuk-buruknya ibu Kevin. Tapi tetap saja ibu Kevin itu masih tercatat sebagai anggota keluarga mereka. Makanya itu yang mana jika ibu Kevin memiliki skandal yang tersebar. Tentu itu akan sangat berpengaruh pada nama baik keluarga mereka.” ucap Omah Ririn lagi yang sekarang mulai menatap Ani dengan tatapan yang lebih dalam.
“Jadi karena semua itulah, yang ngebuat sikap mas Kevin berubah seperti sekarang?” tanya Ani dengan lirih.
Tampak omah Ririn yang mendengarkan pertanyaan cucu menantunya itu. Hanya menganggukkan kepalanya pelan. Setelahnya, ia tampak mulai menggenggam lembut telapak tangan Ani menggunakan tangannya.
“Kamu pasti heran. Kenapa omah menceritakan tentang semua ini?” tanya Omah Ririn sambil terus menggenggam lembut tangan Ani yang hanya menatanya dalam diam, tanpa membalas pertanyaannya itu.
“Ani omah tau pernikahan yang terjadi antara kamu dan Kevin bukan karena cinta.” ucap omah Ririn dengan suara yang terdengar halus, namun dapat membuat Ani terkejut mendengarnya.