NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: tamat
Genre:Menikahi tentara / Konflik etika / Tamat
Popularitas:270.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Kembali Pulang

     Mobil hitam yang dikendarai Kaffa melaju kencang menembus jalanan malam. Lampu kota berkelebat seperti garis cahaya panjang, sementara hujan tipis membasahi kaca depan. Di kursi samping, Davira hanya bisa menunduk.

     Tangan mungilnya saling menggenggam erat di pangkuan, dingin, basah oleh keringat. Ia tahu, beberapa menit lagi ia akan berhadapan dengan dua orang yang selama ini juga ia rindukan, orang tua yang pernah begitu hangat, sebelum insiden jebakan itu terjadi.

     Di sisi kemudi, rahang Kaffa masih mengeras. Matanya fokus ke jalan, tapi sesekali melirik Davira. Beberapa pertanyaan yang ia lontarkan tadi, belum bisa ia buktikan jawabannya. Meskipun Davira sudah menyangkalnya, bahkan Davira sempat bersumpah tadi. Namun, dugaan buruk tentang Davira, masih menguasai hati dan pikirannya.

     Mobil berhenti di pelataran sebuah rumah besar bercat krem yang elegan. Rumah yang sudah dua tahun dia tinggalkan. Rumah yang penuh kehangatan, sebelum Davira menghancurkannya.

     Lampu teras menyala terang, menandakan penghuni rumah belum tidur. Hati Davira makin ciut. Sudah dua tahun ia menghilang tanpa kabar, lalu malam ini tiba-tiba muncul di depan mata mereka. Bagaimana perasaan mereka nanti? Apakah mereka akan marah? Atau justru mengusirnya?

     "Turun!" Suara Kaffa terdengar tegas, meski lebih lembut dibanding tadi.

     Davira menelan ludah, lalu membuka pintu perlahan. Kakinya gemetar ketika melangkah ke teras rumah. 

     Kaffa mengetuk pintu diiringi ucapan salam, "Assalamualaikum." Diikuti Davira di dalam hati. Wajah perempuan muda itu masih menunduk, seakan tidak berani memperlihatkan wajah.

     Pintu rumah mulai terkuak perlahan. Pak Daka muncul, wajahnya terlihat sedikit layu tidak seperti biasa, nampak jelas guratan lelah terpampang. Seharian ini pria paruh baya itu menjaga sang istri, karena Bu Daisy terguncang lagi.

     Bu Daisy mengigau dan terus-menerus menyebut nama Davira. Jiwanya yang terguncang, seakan hanya mengingat nama Davira, baru bisa tenang.

     "Waalaikumsalam."

     Suara Pak Daka terdengar parau, matanya masih fokus pada Kaffa. Tidak ada gairah. Namun, ketika bola matanya bergulir ke samping Kaffa, raut wajah Pak Daka berubah, matanya pun sedikit melebar. Pak Daka terkejut melihat sosok yang dia dan istrinya rindukan ada di depan matanya.

     Sejenak Pak Daka menatap lekat, sesekali digesek dengan pangkal telapak tangan untuk memastikan apakah yang dilihatnya benar atau halusinasi.

     "Davira ...." ucapnya ragu.

     Davira bergerak, dia sama terkejutnya tadi. Lalu perlahan dia melangkahkan kakinya satu meter ke depan ke arah Pak Daka.

     "Papa, apa kabar, Pa?" gumamnya seraya meraih tangan Pak Daka lalu diciumnya dengan tangan yang bergetar.

     "Benar ini kamu, Nak?" Pak Daka masih belum percaya kalau yang menyambut tangannya adalah Davira.

     Davira mengangguk pelan tapi pasti. Seketika wajah Pak Daka berubah cerah dan ceria. Senyumnya lepas di bibir, kemudian ia memeluk anak angkatnya atau kini menantunya dengan penuh kerinduan.

     "Kamu ke mana saja, Nak. Dua tahun sudah kami merindukanmu. Kenapa kamu pergi, padahal Mamamu tidak benar-benar marah padamu?"

     Davira terharu mendengar pengakuan Pak Daka, dia menangis dalam pelukan sang papa.

     Pak Daka melerai pelukannya. Wajah yang masih diliputi bahagia itu, sontak segera mengajak Davira masuk ke dalam.

     "Ayo, masuk, Vira. Mamamu sudah merindukanmu sejak lama." Pak Daka sudah tidak sabar mempertemukan Davira dengan sang istri yang saat ini sudah berada di dalam kamar.

    Davira mengikuti Pak Daka, diikuti Kaffa dari belakang. Kaffa menyaksikan dengan mata dan kepalanya sendiri, sang papa begitu bahagia dengan kedatangan Davira malam ini yang tidak diduga-duga.

     Seperti sebuah kejutan yang tidak disangka sebelumnya. Hal ini tentu bakal menjadi suatu malam yang mengharukan sekaligus indah bagi Bu Daisy khususnya.

     "Mudah-mudahan dengan ditemukannya Davira kembali, bisa membuat sakit Mama sembuh," harap Kaffa dalam hati.

     Pak Daka langsung membawa Davira menuju kamarnya. Di dalam kamar, Bu Daisy sudah duduk di bibir ranjang. Dia duduk termenung dengan tatapan yang kosong, gurat wajahnya tidak berseri. Semua begitu muram dari atas sampai bawah.

     Hal itu membuat Davira teriris, dia sangat terpukul. Akibat kepergiannya membuat sang mama berubah. Tubuhnya lebih kurus serta mukanya kusut.

     Langkah kaki Davira memburu, setengah berlari menghampiri Bu Daisy, lalu bersimpuh di pangkuannya dan menangis. Rasa bersalah terlampau besar dan begitu menyesakkan dada Davira.

     "Mama ...."

     Kaffa dan Pak Daka sejenak terkejut. Namun, dia tidak bisa menghentikan Davira yang sudah bersimpuh di pangkuan Bu Daisy. Isak tangis terdengar kencang, rasa sedih, rindu, bercampur rasa sesal tumpah di sana.

     Bu Daisy sontak terkejut, wajahnya yang kosong, kini diliputi keterkejutan. Matanya menatap lekat wajah Davira. Seolah sedang mengidentifikasi siapakah perempuan yang sedang bersimpuh menangisinya.

     "Da-Davira ....?"

     Wajah yang tadi hampa dan bermuram durja, kini berganti keterkejutan yang perlahan-lahan berubah menjadi rasa tidak percaya.

     "Ini Davira?" ulangnya lagi menatap tidak percaya.

     Davira mendongak, mengangguk pasti lalu meremas kedua tangan Bu Daisy penuh kerinduan.

     "Maafkan Vira, Ma. Vira sudah membuat Mama sedih," ungkapnya bergetar lalu menenggelamkan wajah di pangkuan sang mama.

     Perlahan ingatan Bu Daisy kembali normal. Ia mampu mengenali Davira yang sebulan terakhir selalu dipikirkannya sampai dirinya hampir seperti orang gila.

     "Davira. Kamu benar-benar Davira?" ucapnya pelan masih perlu keyakinan.

     Davira mengangguk, lalu memeluk Bu Daisy tanpa ragu. Semua perasaan tumpah di sana tanpa bisa ditahan-tahan lagi. Isak tangis pun pecah.

     Bersambung

Segitu dulu ya. Insya Allah besok dua bab ya. Maafkan hari ini hanya satu bab. 🙏🙏

1
Eneng Kustiah
susah amat kalian suami istri yg sah apalagi sah secara agama,buktikan dengan hubungan yg halal dong
Eneng Kustiah
Vira cepatkembali ke kamarmu, kaffa kaffa gengsimu tinggi
Eneng Kustiah
author sungguh pintar memainkan perasaan,lanjutttttt👍🙏
Eneng Kustiah
😭😭😭😭😭😭 Aku terharu thor,lanjut ya 😭
Eneng Kustiah
kaffa belum puas kamu menyakiti davira? apa kamu mau davira kabur lagi bahkan sampai tidak dapat kamu temukan? mulutmu itu pedas kaffa jahat
Eneng Kustiah
semoga yg menyapa vira adalah kaffa
Eneng Kustiah
Vira jangan terima arda, mamanya tidak akan setuju,jangan sampai kamu sakit 2X
Eneng Kustiah
tidak setuju author karena masih ada yg di sandang Davira sebagai istri syah Kaffa walauoun nikah siri tp tetap sah di mata agama
Eneng Kustiah
Bu Daisy,kamu gak usah sedih, jhan kamu sendirilah yg tanpa sadar telah membuat vira pergi, sakit bukan?
Eneng Kustiah
Davira terus saja melangkah kedepan raih kesuksesan untuk bekal hidupmu agar kau tak mendapat hinaan lagi
Eneng Kustiah
mungkin ini jalan menuju kami untuk sukses Vira,ambil saja perbaiki hidupmu kamu padti berhasil vira👍
Eneng Kustiah
harusnya kaffa ada di kafe itu biar dia tahu Vira ada bersama arda, cemburiuuu pastinya kaffa ya🙂
Eneng Kustiah
ahhhhhhh kaffa davirakuuuuu gak salah tuh?
Eneng Kustiah
Vira,kamu harus sukses dulu lalu bertemu kaffa dan ortu angkatmu sehingga kepalamu bisa berdiri tegak saat menatap mereka semangat viraaaa 💪💪💪💪💪
Eneng Kustiah
Kamu menyesal Kaffa? apakah kamu akan meminta maaf sama Vira? lanjut author 🙏
Eneng Kustiah
Kaffa kaffa setelah semuanya jelas tentang penghianatan Marini, Kamu akan berbuat apa? cari Vira kaffa
Eneng Kustiah
Kaffa jangan membohpngi firimu sendiri ya, kamu itu sebenarnya khawatir pada Vira,cari dong Viranya Kaffa
Eneng Kustiah
Kamu hebat Davira,keputusanmu sudah benar, kamu kuat pasti di luar sana ada yg menyayangi dan mencintaimu dengan tulus💪👍🙂
Eneng Kustiah
Vira lama2 aku kesel juga sama kamu,udah minta cerai aja sama kaffa,toh ada Dewa yang mencintaimu 🤭
Eneng Kustiah
segala sesuatu yang di mulai dengan kebohongan pasti hasilnya buruk,tp Davira kamu sebenarnya anak baik yg bisa menjaga kehormatan maka bertobatlah dan memohon pertolongan ke pada Allah swt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!