NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Orang Dalam

Jodoh Jalur Orang Dalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:344
Nilai: 5
Nama Author: yesstory

Setelah lama merantau, Nira pulang ke kampung halaman dengan membawa kabar mengejutkan. Kehamilannya yang sudah menginjak enam bulan.
Nira harus menerima kemarahan orang tuanya. Kekecewaan orang tua yang telah gagal mendidik Nira setelah gagal juga mendidik adiknya-Tomi, yang juga menghamili seorang gadis bahkan saat Tomi masih duduk di bangku SMA.
Pernikahan dadakan pun harus segera dilaksanakan sebelum perut Nira semakin membesar. Ini salah. Tapi, tak ingin lebih malu, pernikahan itu tetap terjadi.
Masalah demi masalah pun datang setelah pernikahan. Pernikahan yang sebenarnya tidak dilandasi ketulusan karena terlanjur ‘berbuat’ dan demi menutupi rasa malu atas aib yang sudah terlanjur terbuka.
Bisakah pernikahan yang dipaksakan karena sudah telanjur ada ‘orang dalam’ perut seperti itu bertahan di tengah ujian yang mendera?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yesstory, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ku Anggap Hutang

Gerakan tangan Riki yang hendak menyuap makanannya terhenti. Ia menatap Nira yang juga tengah menatapnya curiga.

Sial!

Dia lupa jika ini hari Minggu. Bagaimana bisa ia lupa setelah kemarin-kemarin berhasil mengelabui Nira dengan tetap berangkat kerja dan pulang kerja seperti biasa padahal Riki sudah resign dari tempat kerjanya?

Sekarang apa alasannya? Mikir Riki. Mikir.

“Rik? Kenapa diam? Kamu lupa atau ada yang kamu sembunyiin dari aku?” Nira bertanya, menatap lekat juga curiga pada suaminya.

Riki meringis. “Aku lupa kalau ini hari Minggu saking semangatnya kerja.”

“Lupa?” Nira menaikkan satu alisnya. “Apa katamu tadi? Saking semangatnya kerja sampai lupa hari. Terus apa yang buatmu semangat kalau uangnya aja nggak ada?”

Mendengar ucapan Nira, Riki tersinggung. Ia menatap tajam. “Gajiku ditahan separuh. Bukan berarti nggak ada uang sama sekali. Kamu merendahkanku?”

Nira menggeleng. “Enggak gitu. Cuma penasaran aja apa yang buatmu semangat kerja sampai lupa hari.”

“Aku lupa, Nira. Dan orang lupa itu nggak punya alasan kenapa dia bisa lupa.” Riki meletakkan sendoknya. Selera makannya mendadak hilang. Ia lantas berdiri, meninggalkan Nira di meja makan.

Nira menghela napas melihat kepergian Riki. Gerak gerik Riki mencurigakan. Ia semakin yakin ada yang disembunyikan Riki. Ia akan mencari tahu nanti saat orang tuanya sudah kembali ke kampung halaman.

Selama ada mereka, Nira tak akan membuat keributan walau ia ingin bertanya banyak hal pada suaminya. Ia menahan diri agar orang tuanya melihat kalau rumah tangganya baik-baik saja.

Sinta dan Mardi masuk dapur. Mereka menarik kursi dan duduk bersebelahan. Sinta gesit menyiapkan makanan untuk suaminya. Nira yang masih berada di sana, tersenyum melihat kemesraan kedua orang tuanya. Ia ingin seperti mereka. Walau sudah punya cucu, tapi kedua orang tuanya hampir jarang bertengkar dan tetap bersikap mesra satu sama lain.

“Arsa kami bawa aja ke kampung ya,” ucap Sinta menoleh pada Nira yang sedang mengupas jeruk.

“Jangan dong, Bu. Nanti aku kesepian,” tolak Nira halus.

“Riki kerja. Kamu juga bekerja. Terus siapa yang jaga Arsa?” tanya Mardi.

“Nanti sewa baby sitter, Pak,” jawab Nira.

“Dari pada nyewa orang buat jaga Arsa, mending kami yang jaga, Nira. Selain kamu nggak tahu bagaimana sifat orang yang belum kamu kenal, uangnya juga bisa kamu tabung. Atau kamu nggak percaya ya sama Ibu dan Bapak buat jaga Arsa?” Sinta memandang putrinya.

Nira menggeleng cepat. “Bukan begitu, Bu. Aku cuma nggak mau ngrepotin Ibu dan Bapak. Di rumah juga kan ada Della.”

“Ya justru itu. Della jadi punya teman kalau Arsa kami bawa pulang. Dia pasti seneng banget.”

“Della ingin punya adik laki-laki katanya. Ingin punya teman. Tapi Tomi sama Fitri belum ingin mempunyai anak lagi. Pasti rumah bakal tambah ramai kalau Della dan Arsa bersatu.” Mardi menambahi.

Nira melihat tatapan harap dari Mardi. Ia lantas tersenyum lebar. “Tapi Nira udah janji sama Bapak dan Ibu kalau Nira nggak akan merepotkan kalian lagi. Aku akan menjaga anakku sendiri, Pak, Bu. Ijinkan aku mengurusnya sendiri agar aku dan Riki mandiri. Ngerti tanggung jawab kami sebagai orang tua Arsa.”

Mardi menatap putrinya, lalu mengangguk. “Baiklah. Tapi, ingat. Kalau kamu kesulitan atau kamu merasakan sesuatu, kamu harus cerita ke kami ya?”

Nira mengangguk. Syukurlah hubungannya dengan orang tuanya benar-benar membaik. Dari dulu memang baik sih, tapi, saat Nira pulang, mengatakan ia hamil di luar nikah, Mardi marah dan kecewa. Mardi mungkin memaafkannya, tapi hati Nira masih merasa bersalah, telah mengecewakan cinta pertama dalam hidupnya itu.

Dan kini, ia melihat Mardi tersenyum senang saat melihat Arsa. Bahkan ingin membawa Arsa pulang. Itu berarti Mardi sudah memaafkannya. Bapaknya telah kembali.

Memang, sebesar apapun kesalahan anak, orang tua pasti akan selalu memaafkannya walau terkadang harus memarahi, menghajar, ataupun memaki sekalipun. Orang tua tetap akan selalu ada untuk sang anak. Menjadi tempat pulang yang nyaman untuk sang anak ketika dunia jahat pada mereka.

***

Nira sedang memberikan ASI pada Arsa saat Riki pulang dari terminal, mengantar kedua orang tuanya kembali ke kampung halaman.

“Mereka sudah naik bus, Rik?”

Riki duduk di seberang Nira dan mengangguk. Nira menutup pakaiannya setelah Arsa tertidur lelap. Ia lantas berjalan menuju kamar untuk meletakkan bayinya.

Riki masih duduk di tempatnya saat Nira kembali dari kamar. Nira lantas duduk, memperhatikan Riki.

“Kenapa?” tanya Riki mengernyitkan dahi.

“Untuk apa kamu ambil uangku lima juta, Rik? Aku memintamu untuk mengambil satu juta. Aku tanya sama Ibu, dia bilang kamu kirim juga satu juta. Terus sisanya kemana? Kenapa kamu nggak bilang apa-apa ke aku?” Nira langsung menanyakan hal yang ia tahan sejak satu minggu lalu, setelah dia melahirkan di rumah sakit.

Riki menegakkan tubuhnya. “Buat beli rokok juga nongkrong. Aku capek kerja. Mana gaji nggak dibayar penuh. Aku butuh hiburan. Jadi, aku pinjam uangmu dulu sekalian. Toh, saldomu masih banyak juga.”

“Apa? Buat ngrokok sama nongkrong? Itu uang tabunganku, Rik. Bukan uangmu. Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu ngambil uangku, hah?” Nira bertanya ketus, menggeleng kesal.

“Halah segitu doang. Nanti juga aku ganti kalau gajiku udah turun. Santai aja sih.”

“Ganti. Ganti. Dari dulu kamu selalu bilang mau ganti uangku, tapi apa? Mana? Uang transport kamu dan keluargamu aja pas pernikahan kita belum diganti. Uang sewa rumah kemarin juga belum kamu ganti. Dan sekarang, kamu pinjam uangku lagi buat ngrokok sama nongkrong? Kamu pikir aku ini koperasi simpan pinjam?!” Nira berseru tertahan. Kesal kali dia pada suaminya ini.

“Perhitungan banget sih kamu sama suami sendiri! Ketimbang uang segitu aja diungkit-ungkit. Jangan berlagak nggak punya uang deh sampai nagih-nagih kayak debt collector ke suami sendiri. Uang kamu tuh masih banyak. Gitu aja marah-marah sama aku!” Riki menatap tajam.

“Tabungan aku itu uangku sepenuhnya, Rik! Tabunganku bukan uang darurat kalau kamu nggak bisa kasih nafkah ke aku! Nggak bisa. Kamu harus bayar semua uang yang kamu pinjam! Aku menganggapnya hutang. Dan kamu wajib membayarnya!” Nira berkata tegas, lantas berdiri, lalu melangkah ke dalam.

Riki menghela napas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya, memejamkan mata, seolah tak perduli dengan ucapan Nira terakhir.

Nira marah? Benar.

Tapi, Riki yakin Nira tak akan kuat marah padanya lama-lama. Kalaupun Nira terus marah, ia tahu harus berbuat apa agar istrinya itu tak marah lagi dan memaafkannya. Yang penting ia bisa bersantai dengan menggunakan sisa uang Nira yang ia ambil dari tabungan Nira.

1
Miu miu
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
ZodiacKiller
Ga sabar nunggu kelanjutannya thor, terus semangat ya!
yesstory: Terima kasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!