NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minum Ramuan

Rohani tergagap, Amar, anaknya, anak kandungnya melempari kotoran di wajahnya.

Bagaimana tidak, Amar berkata begitu di depan banyak orang, terutama di depan Sari dan juga Tari.

Dan sudah pasti, mereka akan menertawakannya.

Jengkel, kesal. Akhirnya Rohani memilih meninggalkan rumah Sari dengan langkah tergesa.

Hatinya sakit, teramat sakit.

"Kenapa kamu mempermalukan emak di depan mereka?" tanya Rohani lirih.

"Aku pikir, emak tak punya rasa malu lagi ... Makanya, selalu berbuat seenaknya." sahut Amar melirik emaknya sekilas. "Dan satu lagi, yang di tanam Tari di belakang rumahnya, bukan jampi-jampi ataupun sejenisnya. Tapi, kucing ... Lebih tepatnya kucingnya yang sudah MATI." tekan Amar pada kata mati.

"Tapi ,,,"

"Seharusnya mak harus di rukyah, bukan malah datang ke dukun Sarip, Sarip itu," potong Amar.

"Mbah Sarip bukan dukun ya, dia hanya orang pintar. Dan kamu, harus sopan saat menyebut namanya," peringat Rohani.

Amar memutar mata malas, namun matanya menatap sesuatu di bawah sofa.

"Astagfirullah mak, lihat lah, mak ... Lihat lah, bukan kah, ini gelang milik emak? Gelangnya jatuh disini, di rumah kita sendiri ..." Amar menarik rambut frustasi.

"Syukurlah, gelangnya tidak hilang ..." Rohani mendekati Amar, hendak mengambil kembali gelang miliknya. Akan tetapi, Amar langsung memasuki gelang itu ke saku celananya.

"Kembalikan," Rohani menadahkan tangannya sembari menatap tajam ke arah Amar.

"Tidak akan, sebelum emak minta maaf pada mereka," cetus Amar.

"Kamu sengaja, mau mempermalukan emak?" hardik Rohani tidak terima dengan permintaan Amar.

"Ya sudah, kalo gak mau," Amar berlalu, masuk ke kamar.

Tak lupa, dia juga mengunci pintu kamarnya.

Di luar kamar, Rohani hanya bisa menghentakkan kakinya, dengan kesal.

Malamnya, setelah memastikan emaknya minum obat dan tidur lelap. Amar keluar dengan pelan. Dia berencana ke rumah Azhar. Selain untuk meminta kunci rumah, dia juga ingin minta maaf pada Sari, dan keluarganya.

Pas sekali, Azhar di luar sedang bekerja. Hanya dia sendiri.

"Bi Sari kemana bang? Tari juga," tanya Amar duduk di bale.

"Di dalam Mar, ada apa?"

"Mau minta kunci rumah, tapi sebenarnya, mau minta maaf sih bang ... Tadi, emak menuduh bi Sari, mencuri gelangnya," ungkap Amar menunduk lesu.

Terlihat jelas, jika Amar tertekan.

"Dan saat kembali ke rumah, aku menemukan gelang emak, terselip di sofa," jelas Amar menghela napas.

"Alhamdulillah, jika udah ketemu," sahut Azhar melirik Amar sekilas. Kemudian, melanjutkan pekerjaannya.

Tak berapa lama, Tari keluar dengan kopi di tangannya, dan juga pisang goreng sebagai temannya.

"Eh, ada Amar ... Mau kopi Mar?" tawar Tari, meletakan napan di bale.

"Boleh Tari, sekalian tolong ambil kunci rumah ya," pinta Amar.

Tari masuk ke dalam, untuk mengambil kopi dan juga kunci.

Dan setelah Tari kembali, Amar langsung meminta maaf, dan mengatakan jika gelang emaknya sudah ketemu.

"Iya Mar, aku maafkan ... Tapi, untuk ibuku, aku mau bu Rohani langsung yang minta maaf. Karena emakmu sudah sangat keterlaluan Mar, bukan sekali, bahkan berkali-kali." ungkap Tari menatap tajam ke arah Amar.

"Dik ,,," Azhar menegur Tari, dan menggelengkan kepalanya.

"Tak apa bang, karena aku paham, hati siapa yang gak sakit, jika di tuduh seperti itu, apalagi di depan orang ramai. Sebenarnya aku juga lelah Tar, bang, aku seperti anak yang gak berguna, anak yang tidak bisa menjaga emaknya," papar Amar dengan pilu.

"Makanya, aku ingin bu Rohani meminta maaf secara langsung, siapa tahu dia bisa berubah, karena malu ..." ungkap Tari.

Dan Amar mengangguk setuju.

...🍁🍁🍁...

Keesokan harinya, Rohani bangun terlebih dulu. Dia teringat tentang air yang sebelumnya pernah di buat oleh mbah Sarip. Dan pagi ini, dia berencana ingin memberikannya pada Amar, supaya hatinya kembali melembut seperti sebelum-sebelumnya.

"Dasar anak edan, habis semua kopiku, kamu buang," gerutu Rohani membuka setiap laci di dapurnya. "Aku campur sama air putih aja kali ya, kan kopi dan teh udah dibuang sama dia," gumam Rohani.

Setelah menuangkan, sedikit air obat ke dalam gelas. Rohani, kembali mengisi air putih, agar gelas tersebut penuh.

Kemudian dia mengetuk pintu kamar Amar, meminta anaknya untuk membelikan bubur ayam di lorong sebelah, yang tidak jauh dari rumahnya.

"Belikan bubur untuk emak, mak lagi pengen makan bubur,"

Amar menganggukkan kepalanya, dia langsung keluar untuk beli bubur, sesuai permintaan emaknya.

Saat melewati rumah Tari, Amar teringat dengan permintaan Tari, tentang emaknya, yang harus minta maaf secara langsung pada Sari.

"Eh Amar, kemarin ku lihat, emak mu, ribut-ribut di rumah Sari, emangnya ada apa ya?" tanya wanita yang memakai baju daster.

"Oo, hanya kesalahpahaman biasa," sahut Amar lirih.

"Tapi aku dengarnya bukan itu loh, aku dengar Sari mencuri gelang milik emakmu, emang benar?" lagi wanita itu bertanya.

Bukan bertanya, tapi lebih ke menegaskan.

"Nggak kok, gelang emak jatuh di rumah, dan aku yang menemukannya," ungkap Amar jujur.

Dan bisik-bisik kembali terdengar. Bahkan, tentang bungkusan kucing tempo hari saja masih menjadi berita hangat. Dan sekarang, berita tentang Rohani kembali menjadi berita panas, yang di goreng oleh mereka manusia-manusia bermuka dua.

Iya bermuka dua. Karena saat sama Rohani, mereka menjelekkan Sari dan keluarganya. Begitu juga dengan sebaliknya.

Bahkan, mereka tidak menghiraukan Amar yang jelas-jelas masih ada disana. Karena bagi mereka, Amar bukan lah, sosok penting yang harus di takuti ataupun di segani.

Amar pulang, membawakan tiga bungkus bubur ayam.

Karena ini masih pagi, dia berencana akan memberikan satu bungkus untuk Daffa. Karena tadi, dia sempat melihat Daffa yang belum juga memakai seragam sekolahnya. Karena ini, masih terlalu pagi.

Tiba di rumah, Amar melihat mangkok untuk bubur telah di sediakan emaknya. Tak hanya itu, dua gelas air putih juga ada disana.

"Duduk lah, kita makan sama-sama," ujar Rohani menyambut bubur dari tangan anaknya.

Daffa duduk di bangku bersebelahan dengan emaknya. Rohani, langsung mengisi mangkok dengan bubur, dan menyerahkannya pada Amar.

"Ini, minum untuk mu," Rohani mendorong pelan, gelas yang berisi air putih itu.

Dan tanpa curiga, Amar meminumnya hingga tandas.

"Nanti, emak harus ke rumah bu Sari, untuk minta maaf secara langsung," ujar Amar, membuat Rohani tergagap.

Bagaimana tidak, dia baru saja kegirangan, saat Amar minum air mbah Sarip. Dan kenapa, tidak berefek sama sekali?

1
Teteh Lia
selamat untuk bab terbaik na kak... 🥳
Teteh Lia
pasti mak onoh. iri lagi ini... 🙈
Teteh Lia
Mereka kan suami istri, mak... ya tentu saja.. bisa.
Zenun
nah gitu mak, lawan rasa iri
Zenun
lah segala ditanya, karena hasil ehem
Zenun
iya, omelin aja main singkap tudung saji orang😁
Wanita Aries
Syukurlah rohani dh berubah prlahan
Aquarius97 🕊️
cepat sembuh Thor ..
Aquarius97 🕊️
ngamuk Mar ngamukk!
Aquarius97 🕊️
kenapa harus diberitahu sih Mar?
Aquarius97 🕊️
hiiiii selama ini Rohaniii dapat air liur orang gila /Toasted/
Teteh Lia
Tarik napas aja baca omongan emak satu ini... /Grimace/
Teteh Lia
Aku juga nda tahan sama bau balsem atau minyak gosok gitu. mual dan puyeng.
neni nuraeni
mulutnya lakban aja napa,,ga pusing apa Din itu mulut mertuamu nyerocos Mulu kaca burung beo
Wanita Aries
Kena lagi si andin
Teteh Lia
meski sudah berusaha di nasehati. kalau ngeyel mah. susah..
Teteh Lia
nyenyak ya tidur na... apalah aku yang sekali na bangun. susah buat bobo lagi na.. melek lah sampe pagi
Zenun
Aamiin, tentram banget dah😁
Zenun
mamake ngayap dulu ke tetangga
Teteh Lia
tetap ya.. iri na nda bisa hilang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!