NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Bayangan Putih

Dibutuhkan tiga perahu untuk menyeberangkan Ani Saraswani dan rombongannya sampai ke Perguruan Tunas Mahkota.

Untuk sampai ke Perguruan Tunas Mahkota memang harus menyeberangi sungai. Pihak perguruan sudah menyediakan sarana transportasi gratis untuk menyeberang. Para mengendali perahu adalah murid-murid Perguruan Tunas Mahkota jua.

Usai menyeberangkan para tamu tersebut, salah satu penyokong perahu yang bernama Kuturapal segera mendatangi salah satu rekannya yang sedang bekerja di daratan sisi wilayah perguruan.

Kuturapal adalah seorang pemuda berbadan kekar berisi. Dia mengenakan baju hitam jenis rompi yang tanpa lengan dan tanpa kancing, sehingga bajunya sekedar formalitas di badan.

“Lampang, aku ada urusan mendesak di seberang. Kau gantikan aku jika tamu-tamu itu sudah ingin pulang,” ujar Kuturapal kepada rekannya, sesama murid perguruan dan sama-sama muda.

“Lama?” tanya pemuda yang dipanggil dengan nama Lampang.

“Lama. Tapi secepatnya aku akan kembali lagi. Tidak akan sampai sore,” jawab Kuturapal.

“Bagaimana jika Ketua mencarimu?” tanya Lampang lagi.

“Katakan saja aku pergi ke rumah calon mertua membawakan kepeng. Ketua sudah tahu itu,” jawab Kuturapal.

“Baiklah. Tapi ingat, jangan sampai sore. Aku juga ada tugas yang harus diselesaikan,” kata Lampang dengan syarat.

“Beres. Aku akan membawakanmu sesuatu dari kademangan,” kata Kuturapal seraya tersenyum lebar.

Lampang hanya tertawa kecil.

Kuturapal segera kembali turun ke perahu. Dengan menggunakan galah bambu yang panjang, Kuturapal mendorong perahu meninggalkan tepian dan kembali ke seberang.

Setibanya di seberang, Kuturapal menambatkan perahunya di dekat perahu-perahu yang lain. Dia lalu naik ke darat dan berlari pergi. Dia tidak menggunakan kuda meski ada banyak kuda yang ditambatkan. Itu adalah kuda milik para tamu, bukan kuda milik perguruan.

Laksana seorang sprinter, Kuturapal berlari kencang. Setelah cukup jauh berlari, dia sampai di sebuah desa. Dari desa itu, ternyata dia mengambil seekor kuda yang kemudian ditungganginya pergi bersama. Maksudnya bersama kuda, bukan bersama orang, jadi jangan salah paham.

Singkat cerita. Setelah berkuda cukup jauh, tibalah Kuturapal di dalam sebuah hutan. Di dalam hutan itu ada sebuah permukiman tersembunyi. Untuk masuk ke tempat itu, Kuturapal harus berdiri menunggu di bawah sebuah pohon. Dia tahu caranya karena itu bukan pertama kali dia datang ke tempat tersebut.

Tidak lama Kuturapal berdiri menunggu di bawah pohon yang memang dikhususkan. Ada tiga orang lelaki berpakaian putih-putih bersenjata pedang terhunus tiba-tiba muncul dari tiga arah dan mengepung posisi si pemuda.

“Tahan!” seru Kuturapal ketika ketiga lelaki berpedang bergerak ingin menyerang tanpa bertanya lagi.

Seruan itu membuat ketiga lelaki berpakaian putih menahan gerakannya.

“Aku membawa kabar sangat penting dan mahal untuk Ketua Ganteng Susa,” tambah Kuturapal.

“Jika beritamu tidak ada harganya, maka kau akan mati di dalam, Kuturapal!” ancam salah satu dari ketiga lelaki berpedang. Rupanya mereka mengenal Kuturapal.

“Aku jamin,” tandas Kuturapal.

“Ikut kami!” perintah lelaki itu.

Maka, Kuturapal mengikuti ketiga lelaki berpakaian putih. Dia dibawa masuk ke dalam permukiman lewat jalan rahasia.

Singkat cerita, Kuturapal akhirnya menghadap pemuda yang bernama Ganteng Susa, Ketua Bayangan Putih.

Kuturapal menyampaikan kabar tentang kedatangan Ani Saraswani dan ibunya ke Perguruan Tunas Mahkota.

Informasi tersebut membuat Ganteng Susa tersenyum lebar, seperti sedang mendapat berita bahagia. Ternyata, dari pemberian informasi tersebut, Kuturapal mendapat hadiah sekantong kepeng.

“Walang, kumpulkan separuh orang kita. Kita akan membunuh Ratu Ani Saraswani dan Permaisuri Titir Priya!” perintah Ganteng Susa kepada tangan kanannya.

“Baik, Ketua!” sahut Walang.

Lelaki berbadan besar itu lalu pergi untuk memobilisasi rekan-rekannya anggota kelompok pembunuh bayaran Bayangan Putih.

Berawal dari jual informasi oleh Kuturapal, Ganteng Susa dan separuh dari anggota kelompoknya melakukan pencegatan di tengah jalan terhadap rombongan berkuda Ani Saraswani.

“Bunuh semua!” teriak Ganteng Susa dengan mulut penuh oleh cairan merah. Dia baru saja dilemparkan oleh kesaktian Nyai Bale.

“Serang!” teriak Walang yang menjadi kaki kanan Ganteng Susa.

“Hiaaat!” teriak sekitar dua puluh lelaki berseragam putih beramai-ramai sambil berlari dan melompat menyerbu Nyai Bale dan para wanita lainnya yang masih duduk di punggung kuda.

Sebelum para lelaki berpakaian putih itu melewati posisi Nyai Bale, wanita separuh baya itu menghentakkan kedua tangannya merentang ke kanan dan kiri.

Blaarr!

“Aakk! Akk! Akk…!”

Seketika segaris tanah di depan Nyai Bale meledak dahsyat, menghadang gerakan maju kelompok Bayangan Putih.

Lima orang lelaki terdepan langsung terpental ke belakang seiring hamburan tanah ke udara dalam volume yang besar. Mereka jatuh menghantam tanah jalanan dengan keras.

Set!

“Aak! Akh! Akk!”

Di saat material tanah naik menghambur seperti tirai, Cira Keling yang masih duduk di atas kudanya, melesatkan tiga senjatanya. Senjatanya itu berupa besi pipih berbentuk segitiga.

Ketiga senjata Cira Keling melesat nyaris tidak terlihat, menerobos tirai tanah yang kemudian menancap di dahi dua lelaki berpedang dan di leher satu lainnya. Ketiga korban menjerit dan langsung mati.

“Serang Nyai Bale!” perintah Walang.

Maka, kelompok Bayangan Putih yang tadi berniat menyerang semua wanita, beralih memusatkan serangannya hanya kepada Nyai Bale.

“Hiaaat!” pekik para lelaki itu sambil bersama-sama berlari dan melompat kepada Nyai Bale.

Nyai Bale menjejakkan kaki kanannya selangkah ke depan.

Dak! Sest! Soks!

“Akk!”

Dari ujung kaki kanan Nyai Bale melesat sebulat sinar putih yang menghantam dada seorang lelaki di arah depan. Lelaki itu tidak mampu menangkis serangan, sehingga dia terpental jauh ke belakang dengan dada yang hangus dan nyawa melayang, seiring ketika raganya menghantam tanah.

Serangan mematikan Nyai Bale tidak menghentikan pergerakan serangan anggota Bayangan Putih yang lain. Bahkan membuat gentar pun tidak.

Set set set!

Tebasan pedang datang bersamaan dan bersusulan kepada Nyai Bale. Gerakan para lelaki itu dan serangan pedangnya sangat cepat, menunjukkan kelas mereka sebagai pembunuh bayaran.

Namun, Nyai Bale adalah pendekar sakti yang levelnya jauh di atas mereka. Tanpa mengalami kesulitan, Nyai Bale mampu menghindari dan menangkis serangan pedang dengan gerakan yang irit.

Nyai Bale yang bertubuh gemuk, cukup melakukan gerakan selangkah ke depan, mundur selangkah, serta bergeser ke kanan dan ke kiri. Nyaris dia tidak melakukan lompatan dalam bertarung. Gerakan tangannya sangan cepat dalam menangkis atau mengadu serangan.

Dak dak! Buk!

Nyai Bale maju selangkah menyongsong serangan dua lelaki dengan kedua tangan menghantam pergelangan tangan lawan yang memegang pedang. Pedang keduanya terlepas. Gerakan Nyai Bale disusul dengan membalik badan sambil menghantamkan punggung lebarnya, seiring kedua tangannya menyambut dua tusukan pedang lain yang membokong.

Hantaman punggung Nyai Bale bukan hantaman biasa, itu mengandung tenaga dalam tinggi, membuat dua lelaki yang dipunggunginya terpental keras.

Ting ting!

Wuuts!

Pada saat yang bersamaan, kedua tangan Nyai Bale menyentil dua bilah pedang yang tadi membokongnya. Itu membuat kedua pedang patah dengan mudahnya. Menyusul kaki kanan si wanita menendang.

Tendangan yang membawa sinar putih itu sigap dihindari oleh kedua pemilik pedang dengan cara cepat melompat mundur.

Sementara itu, rekan mereka yang lain bersusulan menyerang Nyai Bale yang bertarung dengan tenang.

Karena pedang mereka sudah buntung, maka mereka buang. Mereka berdua lalu menyalakan kedua telapak tangannya dengan sinar biru.

Ani Saraswani, Titir Priya, Cira Keling, Surina dan anak buahnya hanya menonton dari punggung kuda-kuda mereka. Mereka membiarkan Nyai Bale bertarung sendirian, terlebih wanita gemuk itu terlihat tidak kepayahan dikeroyok ramai-ramai seperti itu.

Ganteng Susa sebagai Ketua Bayangan Putih, juga berlaku sama, dia hanya berdiri menonton. Luka dalam yang dialaminya sebelum bertarung, memaksanya untuk tidak turun langsung.

“Hiaaat!” teriak kedua lelaki bertangan sinar biru tadi sambil melompat kepada Nyai Bale, di saat ada ruang di antara rekan-rekannya yang sama-sama sedang berusaha.

Seeets! Tring ting ting!

“Akk! Akk! Akhh…!”

Tiba-tiba Nyai Bale melakukan gerakan kedua tangan yang mengibas memutari badan. Maka yang muncul adalah sekelebatan sinar kuning tipis yang mengelilingi posisi wanita berpakaian kuning itu. Sinar tipis itu dalam waktu sekejap menyayat para lelaki yang mengepungnya.

Ada yang tubuhnya terkena langsung dan ada yang terkena pedangnya. Mereka yang terkena langsung oleh sinar kuning yang bersifat tajam, terpental dengan luka robek parah pada tubuhnya. Mereka dapat dipastikan mati atau terluka parah.

Sedangkan mereka yang terkena pada pedangnya, dibuat terjengkang dalam kondisi pedang yang hancur berkeping-keping.

Sebanyak lima orang terkapar tewas dengan tiga orang terluka parah, termasuk Walang. Dan tinggallah tiga anggota Bayangan Putih yang tersisa dalam kondisi masih segar bugar.

Ganteng Susa hanya bisa terbeliak gusar melihat kehancuran kelompoknya. (RH)

1
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
permaisuri Kerling Sukma pasti terkejut karena dia yang sudah membunuh ratu Ani saraswani apalagi sekarang sedang ratu sudah abadi alias alias tidak bisa mati
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
yok kita juga mau ikutan lihat Kentang kebo bertarung melawan permaisuri Kerling Sukma siapakah yang akan menang nanti 🤔🧐
Om Rudi: yok ayok
total 1 replies
rajes salam lubis
gaassskan
rajes salam lubis
holeeee
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
pasti ingat dong om
👣Sandaria🦋
rupanya bapak pacar yg mau dilamarnya seorang ustadz. kW pula tuh🤦😂
Om Rudi: hehehhee
total 1 replies
👣Sandaria🦋
iya iya.paham betul aku dengan kencang dan panjang ini, Om. gak usahlah Om tulis dua kali segala🙄
Om Rudi: tapi kan pasti dibahas pula sama Mak Imut
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kecewa lah pasti Kerling, Om. madu yg dihabisi ternyata hidup lagi, dia dibuang, suami gak sayang, jatah ranjang hilang. alasan apa lagi yg menghalangi dia ganti suami, Om. segerakanlah!😆
Om Rudi: siap. tunggu tanggal mainnya
total 1 replies
👣Sandaria🦋
Kerling Sukma dapat jatah burung bergilir Joko setelah Tirana menyembuhkan penyakit burung loyonya kan, Om? lupa aku🤔😂
Om Rudi: hahahah. hanya Tirana yg menguasai terapinya.
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
noted ku cuma tegang dan terengah doang/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
ada soto dan tuyul juga😭
Om Rudi: hehehehe
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
namanya gak elit banget om🤧
Om Rudi: hahahahahah ya demikianlah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
cepat up, Om Sayang. udah lama ini aku enggak Om suguhi tarung tingkat tinggi. tarung pendekar maksudku. kalau tarung yg lain mah baru semalam😉🤣
Om Rudi: hehehehehe. saking tingginya sampai bingung ngebayangin
total 1 replies
👣Sandaria🦋
bohong itu. bukannya semalam Om baru saja bilang aku tanpa pakaian justru lebih cantik?🤔😂
👣Sandaria🦋
aduh. menggemaskan banget kamu, Om. pengen dihamili nih jadinya🤦🤣
Om Rudi: hmmmmm
total 1 replies
👣Sandaria🦋
sakit jantung ditemukan tahun berapa memangnya, Om? duluan mana dibanding pohon jengkol?🤔 tapi kalau dibandingin dengan alat kontrasepsi mah aku tahu. duluan pohon pete pasti🙃🙃😂
Om Rudi: hahahaha AU ah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
ahahaha. kok enggak 7S saja, Om. siaga, santai, sambil, seruput, susu, sandaria, saja🤦🤣
Om Rudi: joahahahaha ini baru bikin ketawa
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kok serius amat ukuran jaraknya, Om? udah rindu juga aku Om pakai sejauh lompatan kodok hamil atau sejauh tembakan kencing si Tomy gitu🤣
👣Sandaria🦋
oh.sepertinya Om ingin menyampaikan pesan padaku si Kebo ini enggak receh buat diadu dengan Kerling Sukma. iya kan?🤔😆
Om Rudi: lihat aja ntar
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!