Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Lima hari sudah kakek solmon berada dirumah sakit. Hingga akhirnya si kakek menghembuskan nafas terakhir nya. Mesin ventilator telah menunjukkan tanda garis lurus
"Ayah...bangun yah... " luna menggoyang kan tubuh ayah mertuanya berkali-kali. Namun tetap sama tak bisa kembali hidup
Darwis menangis dalam diam, begitu juga dengan juanda. Tak banyak yang mereka lakukan, hanya pasrah menghadapi takdir yang telah di tentukan Ilahi kepada semua umatnya
Almarhum kakek solmon di makam kan di tempat pemakaman umum yang tak berapa jauh dari rumah mereka
Kepergian kakek nya membuat juanda sedikit terpukul. Pasal nya, Juan terlalu banyak hari bersama kakek nya.
"Sudah lah Juan, ikhlas kan kepergian kakek mu" darwis menepuk pelan pundak anak nya yang sedang melamun
Tak banyak yang Juan kerjakan, hanya menunggu dan menunggu.
Dan seminggu setelah meninggal nya kakek solmon, di kontrakan Arumi telah banyak orang yang berdatangan. Bukan untuk sekedar berkunjung biasa, namun untuk melayat atau takziah karena ayah Arumi telah meninggal dunia. Meninggalkan Arumi untuk selama-lamanya
"Ayah....bangun yah... jangan tinggal kan aku sendirian" isak tangis Arumi
"Sudah lah Arumi, ikhlas kan kepergian ayah mu" ucap salah seorang tetangga yang perduli dengan nya
"Tapi bu, aku udah nggak punya siapa-siapa lagi.
"ikhlaskan lah, maka kamu akan merasakan ketenangan"
Arumi hanya mengangguk kan kepalanya pelan
Lalu setelah jenazah di makam kan, rumah kini tampak sepi tanpa kehadiran sang ayah.
Kematian lukman, baik anita, bela dan agung mereka sama sekali tak mengetahui nya.
****
Dua bulan kemudian....
Nadine semakin lebih agresif lagi untuk mendekati juanda. Berbagai trik sudah ia lakukan untuk mendapatkan hati juanda sepenuhnya, namun hasilnya tetap sama, nihil.
Sementara hubungan juanda dengan Arumi sudah mulai membaik setelah beberapa kali mereka berselisih paham
Saat ini Arumi dan juanda tengah makan malam di sebuah restoran. Namun naas nya, nadine juga berada di situ.
"Loh, bukan kah itu juanda. Siapa wanita yang bersama nya. Apa itu pacar nya juan?" gumam nadine dalam hatinya
"Aku harus membuat keributan di sana" sambung nya
Lalu dengan santai nadine mendekati meja juan dan berkata..
"Juan, aku harap kamu mau bertanggung jawab atas anak yang aku kandung ini" kata nadine
Ucapan nadine itu sungguh membuat Arumi bingung plus heran.
"Siapa wanita ini juan. Anak, anak siapa maksudnya " tanya Arumi penuh curiga
"Di--dia nadine" jawab juan sedikit terbata-bata
Dan reaksi juan itu membuat Arumi semakin curiga.
"Aku nadine pacar nya juanda, dan saat ini aku sedang mengandung anak kami" potong nadine
"Gebruakk"
Arumi mengehentak kan meja dan berdiri
"Ternyata selama ini aku telah salah mengharapkan mu. Selamat atas kebahagiaan kalian berdua" kata nya dan pergi meninggalkan mereka dengan rasa kesal dan kecewa yang mendalam
"Arumi!!" panggil juan teriak. Namun di saat juanda hendak pergi mengejar Arumi, tangan nadine mencekal tangan nya juan.
"Juan, kamu harus bertanggung jawab atas anak ini" nadine masih berusaha untuk meyakinkan juan
"Dengar ya nadine, aku melakukan nya hanya sekali, dan itu pun dalam pengaruh obat. Jadi jangan harap aku akan bertanggung jawab atas anak yang kamu kandung"
Setelah mengatakan itu, juanda langsung berlari mengajar Arumi.
Arumi yang dalam ke kalutan, berlari begitu saja. Tanpa sadar, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dan langsung menabrak tubuh Arumi dan dengan seketika tubuh itu terpental jauh beberapa meter. Dan mengeluarkan banyak darah. Kepala bagian belakang mengeluarkan banyak darah. pinggang dan kaki nya terdapat banyak goresan-goresan akibat terseret.
Juanda yang melihat kejadian itu, langsung berteriak histeris memanggil nama Arumi
Arumiiii!!!!!
Mobil yang menabrak Arumi pun langsung di hentikan warga yang melintas dengan melempari batu dan mengenai kaca mobil.
"Woy, turun lo, tanggung jawab lo" ucap salah seorang warga yang sempat melihat kejadian tersebut
"Woy turun, tanggung jawab, jangan lari lo" ucap salah satu warga lagi menimpali
Namun saat warga handak melihat penumpang di dalam mobil itu, mereka malah melihat pemandangan kalau orang yang menabrak Arumi itu pun sedang terluka parah dan sangat banyak mengeluarkan darah di sekitaran wajah dan lehernya di kemungkinan patah
"Arumi!!!!" teriak juan sembari memegang tubuh nya yang penuh dengan darah
Lalu Arumi segera di larikan kerumah sakit dan langsung di masuk kan ke ruangan UGD. Juanda terus senantiasa berada di situ menanti dokter ke luar.
Juanda terus gelisah, duduk tak tenang. Kedua kaki nya terus saja bergetar. Pikiran nya melayang jauh berpikir tentang Arumi di dalam
Dan akhirnya dokter keluar. juanda dengan segera bangkit dari duduk nya dan mendekati dokter tua itu
"Dokter, bagaimana dengan istri saya, apa dia bisa di selamatkan" kata nya sengaja mengakui kalau dirinya adalah suami nya Arumi
"Maaf, tapi istri anda banyak mengeluarkan darah. Dan saat ini kita membutuhkan banyak darah" terang pak dokter
"Darah, jenis darah apa yang dibutuhkan istri saya dok"
"Darah AB. Kebetulan stok darah di rumah sakit ini telah habis. Jadi kita membutuhkan pendonor darah. Jika dalam waktu satu jam darah itu tidak di dapatkan, maka kemungkinan besar istri anda akan meninggal dunia" terang dokter itu menjelaskan
"Darah AB, satu jam. Baik dok akan saya usahakan"
"Baik lah"
Setelah dokter itu pergi, juanda langsung menghubungi semua rekan dan sanak saudara yang mempunyai golongan darah yang sama dengan Arumi. Malang nya, semua orang yang di hubungi juan, mereka semua tak memiliki darah yang sama dengan Arumi
"Kemana lagi aku harus mencari darah itu" juan terduduk lemas, ia bingung memikirkan golongan darah tuk Arumi
Juanda terus berusaha untuk mencari golongan darah yang sama dengan Arumi. Bahkan juan sampai memesan darah dari luar kota. Namun darah yang ada masih belum cukup.
Hingga tepat di satu jam kemudian, mesin ventilator mulai berbunyi. Dan bunyi itu terdengar datar seperti ngiangan. Garis di ventilator itu menunjukkan garis sejajar dan datar
Seketika juan yang berada di dekat arumi, ia melihat mesin ventilator itu
"Tittt...... "
Suara mesin ventilator itu berbunyi dan menunjukkan tanda garis datar
"Tidak, arumi tolong jangan pergi. Tidak, jangan arumi" racau juan menggoyang kan tubuh arumi
Lalu juanda keluar dari ruangan itu dan berteriak memanggil dokter. Dan dengan seketika dokter pun datang berserta perawat.
Dokter langsung memerintah kan perawat itu untuk memberikan alat untuk memicu Jantung.
"Satu, dua, tiga"
"Satu, dua, tiga"
Berkali-kali dokter melakukan nya, namun arumi sama sekali tidak bergerak sedikit pun. Tubuh nya terangkat saat dokter menekan alat pemicu jantung, namun detak jantung yang ada di mesin ventilator itu sama sekali tak berubah, tetap datar.
Akhirnya dokter menyerah dan menggeleng kan kepala nya
"Maaf, nyawa istri anda tak bisa. diselamatkan. Kami sudah berusaha, namun takdir berkata lain" kata dokter itu
"Tidak, tidak mungkin arumi meninggal, dokter pasti salah kan. dokter bisa ulangi sekali lagi, mana tau istri saya masih bisa diselamatkan" ucap juanda bergetar tak percaya dengan ucapan dokter itu
"Maaf pak, istri anda memang sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Bersabar lah" ucap dokter itu menepuk pelan pundak juanda dan pergi meninggalkan nya sendirian
Juanda memeluk tubuh arumi yang telah terbujur layu.
"Arumi, bangun lah, masih banyak lagi yang ingin aku bicarakan sama kamu. Masih banyak lagi yang ingin aku kerjakan sama kamu. Dan masih banyak lagi perjalanan yang belum kita jelajahi. Bangunlah arumi, kamu tidak boleh meninggalkan ku sendirian. Bangun arumi, bangun... " suara juanda terdengar sangat melemah. Ia tak kuasa menerima kenyataan bahwa arumi telah pergi meninggalkan kan nya untuk kedua kali nya. namun kali ini ia pergi untuk selamanya, bukan untuk ke luar negeri lagi
Lama juan menemani jenazah arumi, hingga akhir nya ia harus benar-benar rela dan ikhlas menerima kenyataan pahit ini bahwa arumi telah pergi meninggalkan nya untuk selamanya.
Akhirnya jenazah arumi di bawa ke kontrakan nya dan di urus sebagaimana mestinya. Lalu di bawa ke pemakaman untuk di kebumi kan.
Di pemakaman, juanda hanya diam saat melihat tubuh arumi di masuk kan ke dalam Liang lahat. Juanda seperti tak percaya kalau arumi telah meninggal dunia dan meninggal kan dirinya untuk selamanya
Setelah semua pelayat pulang kerumah nya masing-masing, yang tertinggal hanya lah juanda seorang. Ia duduk di tepian makam. di pegang nya erat-erat batu nisan yang bertuliskan nama Arumi Calista.
"Maaf kan kau arumi. Terlalu banyak yang ingin aku katakan kepada mu, kalau sebenarnya aku sungguh sangat mencintai mu sejak hari pertama aku melihat mu di bar. Aku ingin membawa mu pergi keliling dunia. Aku masih ingin duduk berdua bercanda ria bersama mu sampai menua. Dan aku ingin kita punya anak-anak yang lucu-lucu. Tapi mengapa malah kau pergi begitu cepat arumi. Kau bahkan pergi sebelum aku sempat mengucapkan kata maaf. Aku menyesali semua itu arumi. maaf kan aku, maaf kan aku arumi. Jika ada kehidupan yang kedua kalinya, aku ingin menjadi pasangan mu seumur hidup. Aku ingin menjadi imam buat mu dan anak-anak kita nanti nya"
Dan setelah mengatakan semua isi hati nya, juanda langsung pulang kerumah nya dengan hati penuh derita dan kesedihan. Sampai kah akhirnya bertahun-tahun baru ia bisa melupakan arumi dan merelakan kepergian nya untuk selamanya
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/