NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.18 - Pengakuan di Bawah Langit Senja

[30 April — 2015]

[•] Taman

Saat ini Haruki berada tepat di depan mataku. Aku harus bisa mengucapkan itu.

"Haruki ... apakah kau masih ingat tanggal pertama kali kita bertemu waktu itu?"

Aku perlu jawabanmu atas pertanyaanku ini, Haruki. Jawabanmu, akan menentukan langkahku kedepan nantinya.

—Kumohon ... ingatlah tanggal itu, Haruki.

"12 April ... benar kan, Megumi?"

Mendengar jawabannya, aku merasakan senang yang tak terhingga di hatiku ini.

—Syukurlah kau masih mengingatnya ... Haruki.

Ah, sial ... aku tak dapat menahan air mataku lebih lama lagi.

"Kau tidak apa-apa kan, Megumi? air matamu menetes... "

"Aku gak kenapa-napa kok, Haruki ... aku hanya menangis karena senang," jawabku, mengusap air mata dengan telapak tanganku.

"Nee, Haruki ... kau masih ingat yang terjadi di hari itu kan?"

"Tentu saja Megumi, aku masih mengingat hari itu, karena ... hari itu adalah hari pertama aku mendapatkan sesuatu yang disebut sebagai teman."

"Kalau hari itu ... apa kau masih mengingatnya?" tanyaku lagi. "Hari di mana kau menolongku."

Haruki tersenyum. "Tentunya aku ingat hari itu juga, Megumi."

—Terima kasih Haruki ... jawabanmu telah mendorongku.

"Nee, Haruki ... terima kasih, karena kau masih mengingatnya."

"Bukan apa-apa ko Megu—"

"Maaf ... aku minta maaf atas perlakuanku waktu dulu, Haruki."

"Me ... gumi?"

Aku harus menyelesaikan ini dengan segera, aku tak ingin kau menungguku lebih lama lagi, Haruki.

"Ada apa denganmu ... Megumi?" Haruki bertanya padaku.

—Haruki ... maaf karena aku baru meminta maaf sekarang.

"Haruki!"

"...."

Aku memang harus mengatakannya, jika bukan sekarang ... kapan lagi waktu seperti ini akan datang.

"Haruki ... aku .... ."

____________________________________________________

[29 April — 2015]

[•] Kuil, Kyoto

Ketika aku dan Akari sedang mencari keberadaan Haruki dan yang lainnya.

"Kau menyukai Kak Minamoto kan ... Kak Megumi?" Akari bertanya padaku.

Ketika aku ingin menjawabnya, kata-kataku tertahan di tenggorokanku.

Setelah berpikir sejenak, aku pun menjawabnya. "Maaf Akari, aku tak bisa mengatakannya padamu."

Saat mendengar jawabanku, Akari tersenyum tipis.

"Sesungguhnya aku tak ingin kau menjawab pertanyaanku, Kak Megumi ... aku sudah tahu jawabannya dari tingkah lakumu saat berada di dekatnya," ucapnya.

Ketika aku menatapnya, dia balik menatap mataku. "Jadi ... apa yang akan kau lakukan, Kak Megumi?"

"Aku tidak tahu ... Akari."

Kemudian Akari menggenggam kedua tanganku, dan kembali menatap mataku dengan serius. "Apa kau akan menyatakan perasaanmu atau tidak ... Kak Megumi?"

"Akari ... tetapi .... ."

"Apakah karena Kakakku ... kau menahannya?"

"A ... kari?"

Akari benar, aku menahannya selama ini karena ada Sakura di sisinya, jadi .... .

"Apa yang harus aku lakukan ... Akari?"

Akari tersenyum. "Tentu saja menyatakan perasaanmu yang sesungguhnya kepadanya, Kak Megumi!"

"Aku akan memberikan ruang bagimu untuk mengajak Kak Minamoto ketemuan di lain hari."

"Apakah kau sungguh-sungguh akan membantuku ... Akari?"

"Tentu saja Kak Megumi ... akan aku pastikan kau dapat menyatakan perasaanmu padanya!" ujarnya.

"Pasti ... aku pasti akan menyatakan perasaanku padanya, Akari!"

Akari melepaskan genggamannya, kemudian dia mengulurkan tangannya padaku. "Berjanjilah padaku, kalau kau akan menyatakannya ... Kak Megumi."

Aku pun menjabat tangannya. "Aku berjanji, Akari!"

Akari tersenyum tipis. "Jangan mundur ya ... Kak Megumi."

Dia benar, buat apa aku mundur sekarang. "Tentunya Akari ... terima kasih ya."

"Sama-sama ... Kak Megumi."

____________________________________________________

[30 April — 2015]

[•] Taman

Akari sudah memberikan dorongannya untukku, aku akan mengatakannya sekarang!

"Haruki ... aku .... ."

Ketika aku hendak mengucapkannya. "Megumi!" Haruki memotong pernyataan cintaku.

"Kenapa, Haruki?"

"Bolehkah aku bertanya satu hal padamu?"

—Haruki ingin bertanya padaku ... kenapa?

"Kau ingin bertanya apa, Haruki?"

"Mungkin kau akan menertawakanku, Megumi," jawabnya mengalihkan pandangannya dariku sambil menggaruk belakang kepalanya.

Aku tersenyum. "Aku tidak akan menertawakanmu Haruki, jadi ... katakanlah."

Haruki menurunkan tangannya, kembali melihatku dengan serius.

"Bolehkah aku menebak alasanmu mengajakku ketemuan kali ini ... Megumi?"

—Eh?

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Di saat yang sama]

*Kondisi Sakura dan Akari setelah selesai liburan di Kyoto.

[•] Kediaman keluarga Yoshimoto

Sakura dan Akari sedang melihat-lihat foto dan video yang mereka rekam saat liburan bersama berlangsung.

Mereka berdua melihatnya bersama di ruang keluarga selagi kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah.

"Foto yang itu bagus juga ya, Kakak!" ujar Akari sambil menunjukkan salah satu foto yang ia ambil.

"Wah, kamu benar Akari," balas Sakura.

Kemudian Sakura melihat beberapa foto dan video yang dia ambil, untuk ditunjukkan kepada Akari.

"Lihat video yang Kakak ambil ini Akari!" ucap Sakura sambil menunjukkan video 2 ekor angsa yang sedang berenang di danau di ponselnya.

Dengan cepat Akari mengambil ponsel yang digenggam Kakaknya itu. "Lucu sekali angsanya Kak! apa Kakak mengambil video ini saat sedang bersama dengan Kak Hana?"

Sakura tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya dengan sombong.

Kemudian Akari melihat keluar jendela di ruang keluarganya.

"Apa dia berhasil menyatakan perasaannya ya?" gumamnya.

"Kau bicara apa, Akari?" tanya Sakura.

"Bukan apa apa kok, Kakak," jawab Akari.

Kemudian mereka berdua melanjutkan kegiatannya dan saling menujukkan foto serta video yang mereka ambil.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[•] Taman

Haruki menatapku dengan serius. "Bolehkah aku menebak alasanmu mengajakku ketemuan kali ini ... Megumi?"

Mendengar pertanyaan darinya membuat jantungku berhenti berdetak sesaat dan memberikan serangan kritis terhadap pikirkanku saat ini.

—Eh? dia tahu alasanku mengajaknya ketemuan? tidak mungkin.

"Memangnya apa alasanku mengajakmu bertemu, Haruki?"

"Alasanmu mengajakku bertemu adalah ... karena ingin membahas masa lalu denganku kan, Megumi?"

—Eh ... hee ... aku kira dia benar-benar mengetahuinya. Bodohnya aku .... .

Aku pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban darinya itu.

"Bukan itu alasanku mengajakmu bertemu, Haruki ... bodohnya kau .... ."

Wajah Haruki memerah. "Ta ... tadi kau bilang tidak akan menertawaiku kan, Me ... Megumi!"

"Maaf, maaf ... aduh perutku sakit .... ."

Kemudian Haruki mengalihkan pandangannya. Sambil menahan malu, dia bertanya padaku.

"Jadi ... apa alasanmu yang sebenarnya, Megumi?"

"Itu saja kau tidak tahu, Haruki .... ."

"Sudahlah ... cepat katakan padaku!" geram Haruki, emosinya meningkat.

Namun, tanpa aku sadari, di saat aku sedang menertawakan dirinya yang bodoh dan tidak peka itu. Tanpa sadar ... air mataku menetes dengan sendirinya.

—Ternyata aku sama bodohnya dengannya ya?

"Megumi ... kenapa kau menangis?"

"Maaf Haruki, aku akan segera menghapus air mataku ini."

—Eh? kenapa air mataku tidak berhenti menetes?

"Kau sungguh baik-baik saja, Megumi?"

Sambil menghapus air mataku yang menetes, aku menjawab.

"Aku baik-baik saja Haruki ... selain itu, aku akan mengatakannya padamu."

"Kau tidak perlu memaksakan dirimu, Megumi .... ."

Haruki begitu perhatian padaku, bahkan di saat aku sedang menangis seperti ini.

—Ternyata benar ... dia tak berubah sedikit pun sejak dulu. Dia tetap perhatian padaku di saat aku menangis.

"Aku tidak memaksakan diriku kok ... Haruki."

"Lalu ... apa alasanmu mengajakku bertemu, Megumi?"

Dengan nada dan tempo yang cepat, aku menjawab pertanyaan darinya. "Karena aku ingin menyatakan cintaku padamu, Haruki."

"Eh? apa yang baru saja kau katakan ... Megumi?"

Sepertinya Haruki tidak mendengar jawabanku dengan jelas ... mau bagaimana lagi.

"Baiklah ... aku akan mengatakannya sekali lagi, Haruki ... dengar baik-baik ya."

Aku pun menekan dadaku dan menarik napas yang panjang kemudian mengembuskannya.

Angin kencang menguraikan rambutku, berbagai kenangan masa kecil kami terlintas di kepalaku.

Di saat dedaunan pohon jatuh berguguran, dan di bawah langit oranye ini. Aku akan menyatakan perasaanku padanya.

Dengan wajah tersenyum dan air mata yang masih mengalir di pipi.

"Haruki-chan ... aku mencintaimu."

Bersambung....

1
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!