NovelToon NovelToon
Pernikahan Palsu Dadakan

Pernikahan Palsu Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Adriella menjalani hidup penuh luka dalam balutan kemewahan yang semu. Di rumah milik mendiang ibunya, ia hanya dianggap pembantu oleh ayah tiri dan ibu tirinya. Sementara itu, adik kandungnya yang sakit menjadi satu-satunya alasan ia bertahan.

Demi menyelamatkan adiknya, Adriella butuh satu hal, warisan yang hanya bisa dicairkan jika ia menikah.

Putus asa, ia menikahi pria asing yang baru saja ia temui: Zehan, seorang pekerja konstruksi yang ternyata menyimpan rahasia besar.

"Ini pasti pernikahan paling sepi di dunia,” gumam Zehan.

Adriella menoleh pelan. “Dan paling sunyi.”


Pernikahan mereka hanyalah sandiwara. Namun waktu, luka, dan kebersamaan menumbuhkan benih cinta yang tak pernah mereka rencanakan.

Saat kebenaran terungkap dan cinta diuji, masihkah hati memilih untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kencan

Pagi itu udara di dapur masih sejuk. Bau harum dari roti panggang yang mulai kecokelatan menguar dari toaster, berpadu dengan aroma telur dadar yang baru saja diangkat dari wajan. Zehan berdiri di depan meja dapur kecil dengan celemek lusuh melingkar di pinggangnya, wajahnya tampak serius saat menuang jus jeruk ke dalam dua gelas.

Ia baru saja selesai menyiapkan dua piring sarapan lengkap—roti panggang, telur dadar, dan potongan buah segar. Meski sederhana, semuanya tertata rapi dan menggugah selera. Ia menoleh ke arah pintu kamar saat mendengar suara langkah kaki.

Adriella muncul dalam balutan blus biru muda yang diselipkan ke dalam rok kerja hitamnya, rambutnya dikuncir kuda dan wajahnya tampak segar. Ia telah mandi, berpakaian rapi, dan siap pergi bekerja.

Zehan mengangkat alis, sedikit terkejut. "Kamu sudah siap kerja?"

Adriella tersenyum kecil dan mengangguk. "Iya, saya harus masuk. Sudah terlalu banyak cuti waktu rawat Alessia di rumah sakit."

Zehan menaruh gelas jus ke atas meja. Ia mendekat dan menatap wajah Adriella dengan khawatir. "Tapi kamu masih kelihatan capek. Kenapa nggak istirahat satu hari lagi? Saya bisa izin ke kantormu, atau kamu telepon mereka."

Adriella menggeleng pelan, namun tegas. "Saya nggak bisa. Pekerjaan saya numpuk, dan kemarin saja sudah hampir kehilangan dua klien. Kalau saya bolos lagi, bisa tambah parah."

Zehan menatapnya beberapa detik, lalu menghela napas pasrah. Ia tahu Adriella terlalu bertanggung jawab untuk bisa diyakinkan hanya dengan kata-kata.

"Kalau gitu, makan dulu. Setidaknya jangan pergi kerja dengan perut kosong," ujarnya lembut sambil menarik kursi untuk Adriella.

Adriella duduk, menatap sarapan yang telah disiapkan Zehan. Ada kehangatan dalam hatinya yang tak bisa ia tolak. Ia tahu, Zehan melakukan ini karena peduli. Meski kadang terlalu blak-blakan, pria itu punya cara tersendiri untuk menunjukkan perhatiannya.

"Kamu masak semua ini?" tanyanya sambil mengambil sepotong roti.

"Iya," jawab Zehan santai. "Kalau kamu suka, besok saya buatkan lagi."

Adriella tersenyum, hatinya berdebar tanpa alasan jelas. "Terima kasih, suamiku."

Zehan hanya menatapnya sejenak, lalu ikut duduk di sampingnya. Mereka makan dalam keheningan yang nyaman, tak banyak kata, tapi dalam diam itu, ada rasa yang tumbuh perlahan dan pasti.

🍁🍁🍁

Zehan menghentikan motornya perlahan di depan gerbang perusahaan tekstil tempat Adriella bekerja. Pagi itu masih sejuk, tapi kesibukan sudah terasa.

Adriella turun, membenarkan sedikit lipatan di bajunya.

“Aku langsung masuk, ya,” ucapnya.

Zehan mengangguk. “Kalau ada apa-apa, kabari aku. Aku juga akan menjemput kamu nanti.”

"Baik." Adriella tersenyum kecil. Ia meraih tangan Zehan, lalu menunduk untuk mencium punggung tangan Zehan gestur sederhana yang membuat dada Zehan terasa hangat.

Zehan membalas dengan menunduk sedikit dan mengecup lembut pucuk kepala Adriella. “Hati-hati.”

Suasana pabrik pagi itu sibuk seperti biasa. Adriella berdiri di antara tumpukan kain, mencocokkan warna pesanan butik Laraya sambil mencatat catatan kecil di buku kerja. Jemarinya bekerja cepat, tapi sorot matanya tetap fokus atau berusaha terlihat begitu.

Sampai sebuah suara familiar membuat tubuhnya menegang.

“Pagi, Adri.”

Ia membeku sejenak sebelum perlahan menoleh. Bara berdiri di sana, mengenakan kemeja biru tua yang digulung hingga siku, dan senyum miring yang membuat perut Adriella terasa mual. Cara pria itu menatapnya membuat udara di sekeliling terasa lebih pengap dari biasanya.

“Kamu sibuk banget ya, sekarang. Tapi, tetap cantik seperti biasa,” ucap Bara santai, matanya menyapu tubuh Adriella tanpa malu.

Adriella tidak menjawab. Ia kembali menunduk, menyibukkan diri dengan lembar nota di tangannya. Tapi jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena panik, tapi karena waspada.

Ia tidak pernah menyangka Bara bisa berbuat senekat itu. Adriella tidak bisa membayangkan apa jadinya jika Zehan tidak datang waktu itu. Mungkin hidupnya akan hancur.

Bara melangkah lebih dekat. “Kamu nggak kangen ngobrol sama aku, Adri?”

Adriella mundur setengah langkah, nyaris tak terlihat.

“Senyummu sekarang jarang kelihatan,” lanjut Bara, nadanya dibuat seolah-olah akrab, seolah-olah mereka punya kedekatan.

Adriella tetap diam. Ia tidak ingin menanggapi, tidak ingin mengundang apa pun. Setelah insiden di hotel waktu itu, dia tahu lebih baik menjaga jarak.

Melihat sikap dingin Adriella, Bara justru terkekeh pelan. “Kok kamu kayak takut sama aku? Jangan-jangan kamu masih mikirin yang kemarin itu, ya?”

Napas Adriella tertahan.

Bara mendekat sedikit, terlalu dekat. “Padahal aku cuma bercanda, tahu. Tapi kamu tuh... ah, kamu tuh bikin laki-laki susah lupa, Adri.”

“Bisakah kamu pergi, Bara!” geram Adriella, pelan dan tanpa menatapnya.

“Oke, oke,” jawab Bara, mengangkat tangan seolah tak bersalah. “Cuma kangen lihat kamu aja. Nanti kalau sudah nggak sibuk, siapa tahu kita bisa ngobrol.”

Lalu ia pergi, meninggalkan udara yang terasa lebih berat dari sebelumnya.

Adriella baru bisa bernapas lega setelah punggung Bara benar-benar menghilang di balik rak kain. Tangannya sedikit gemetar saat kembali mencatat, tapi ia paksa dirinya untuk tetap tenang.

Ia tahu, Bara tidak akan berhenti. Dan itu membuatnya semakin yakin ia harus mencari cara agar pria itu menjauh dari hidupnya… selamanya.

🍁🍁🍁

Sinar matahari sore perlahan memudar, memberi jalan bagi cahaya jingga yang menyapu langit Jakarta. Di depan gerbang perusahaan tekstil, Zehan menunggu sambil duduk di atas motornya. Sesekali ia mengecek layar ponselnya, lalu tersenyum saat melihat pintu masuk terbuka dan Adriella muncul, membawa tas kerjanya, dengan rambut yang masih dikuncir kuda seperti pagi tadi.

Begitu matanya bertemu dengan mata Zehan, wajah Adriella langsung merona. Ia mempercepat langkahnya, dan saat sampai di hadapan Zehan, ia mencoba menenangkan debar jantungnya yang tidak beraturan.

"Sudah lama nunggu?" tanyanya.

Zehan menggeleng pelan, lalu menyodorkan helm padanya. "Nggak. Tapi kayaknya aku belum cukup lama menunggu kalau kamu terus menatapku kayak gitu."

Adriella mengerjap, lalu pura-pura sibuk mengancingkan helmnya. "Mulai lagi...."

Mereka tertawa kecil, lalu Zehan menghidupkan mesin motor dan mulai melaju pelan menyusuri jalanan sore itu. Namun, alih-alih menuju ke arah rumah, Zehan membelokkan motor ke jalur berbeda.

"Kita nggak pulang?" tanya Adriella, sedikit bingung.

"Nggak langsung. Aku mau ajak kamu makan dulu. Ada tempat makan baru nggak jauh dari proyek. Katanya enak banget. Aku penasaran, dan aku pengen makan malam di luar bareng kamu pertama kali."

Adriella melirik Zehan dari belakang helmnya. Jantungnya berdebar lagi. Ia tahu, ini bukan sekadar ajakan makan. Ini semacam... kencan pertama mereka, meskipun tak pernah benar-benar dideklarasikan.

Saat tiba di restoran sederhana tapi nyaman yang baru buka itu, Zehan turun lebih dulu dan membukakan tali helm Adriella. Gerakan kecil itu membuat Adriella merasa hangat, apalagi saat tangan Zehan menyingkirkan helai rambut kecil yang terlepas dari ikatan.

"Kamu selalu terlihat cantik, tahu nggak?" bisiknya.

"Zehan... orang-orang bisa dengar...." gumam Adriella sambil menunduk, tapi senyum kecil sudah menghiasi wajahnya.

Mereka masuk dan memilih meja di sudut dekat jendela. Lampu-lampu gantung yang redup menambah kesan intim. Saat mereka duduk berhadapan dan membuka menu, keheningan sempat menggantung.

Zehan yang lebih dulu membuka suara. "Aku nggak nyangka kita bisa sampai di titik ini."

Adriella menatapnya. "Maksud kamu?"

"Awalnya aku cuma mikir, hubungan ini cuma perjanjian. Tapi sekarang rasanya beda. Aku senang bisa ngelihat kamu setiap hari. Dan aku nggak pengen ini cuma pura-pura lagi."

Adriella menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan senyum. "Aku juga masih mencoba memahami semuanya. Tapi, aku nggak nyesel."

Zehan meraih tangan Adriella di atas meja, menggenggamnya lembut. "Terima kasih udah mau mulai menerima aku. Pelan-pelan aja, tapi aku pengen jadi yang kamu butuhin. Aku ingin jadi suami kamu yang bukan hanya di atas kertas."

Adriella menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya. Tapi ia tidak menarik tangannya.

Malam itu, mereka makan sambil saling berbagi cerita ringan. Tawa, canda, dan sesekali tatapan hangat saling terlempar. Dan di antara aroma makanan dan cahaya lampu temaram, benih cinta yang tumbuh di antara keduanya mulai merekah diam-diam, tapi pasti.

1
Mar lina
coba orang tua Zehan
menyelidiki tentang menantunya
yg blm mendapat restu...
pasti bakal kaget...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
emak sama anak
sama" gak tahu malu...
padahal mereka cuma numpang hidup...
yg punya kendali & peran penting adalah pemilik sah nya...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
ya ampun bara...
semoga Pak Bastian
menendang kamu...
setelah melihat bukti...
Mar lina
semoga Bastian
murka terhadap Bara
setelah menerima buktinya...
lanjut thor ceritanya di tunggu up nya
aku sudah mampir...
dan baca sampai part ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!