Seorang perempuan bernama Zainab Rahayu Fadillah memutuskan menikah dengan seorang pria bernama Hasan Bahri. Dia menerima pinangan itu, dikarenakan keluarga sang suami adalah keluarga dari turunan turunan seorang tuan guru di sebuah kota.
Zainab dan keluarga, jika mereka adalah dari keturunan baik, maka sikapnya juga akan baik. Namun kenyataannya bertolak belakang. Dunia telah menghukum Zainab dalam sebuah pernikahan yang penuh neraka.
Tidak seperti yang mereka pikirkan, justru suami selalu membuat huru hara. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Zainab selalu dipandang rendah oleh keluarga suami. Suami tidak mau bekerja, kerjanya makan tidur dirumah. Namun penderitaan itu belum selesai, adik ipar dan juga ponakannya juga sering numpang makan di rumah mereka, tanpa mau membantu dari segi uang dan tenaga. Zainab harus berjuang sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sehina itukah menjadi orang miskin?
Ejekkan itu tidak hanya itu disampai disitu saja. Pernah, saat sedangkan menghafal Ayat Kursi, Fatur dikasi bacaan ayat kursi dibagian latinnya saja.
Karena, Fatur memang tidak bisa membaca yang arab, ia mengaji pun tidak tamat. Fatur berusaha menghafal bacaan ayat latin itu. Saat sudah hafal, Fatur pun maju kedepan dengan percaya diri.
Namun yang diucapkan itu selalu salah, dan akhirnya pak guru menyuruh Fatur berdiri didepan kelas bersama yang lain dan kembali menghafal ayat kursi tersebut.
Fatur berusaha terus menghafal bacaan ayat kursi itu. Namun tetap saja, saat sudah dibacakan didepan guru, guru tersebut mengatakan salah. Akhirnya sang guru, membimbing ayat demi ayat untuk dibacakan oleh Fatur, dan menyuruhnya duduk.
Fatur duduk dengan keadaan bingung. Kenapa ia terus salah? Bukankah yang ia baca itu sudah sesuai yang diberikan temannya?
Lalu kenapa salah terus. Pelajaran berikutnya, sang guru menyarankan agar punya buku tuntunan sholat, jika tidak ada bisa meminjam pada temannya.
Fatur yang sudah mulai mencurigai teman-temannya, tidak jujur padanya pun memilih mengajak Mel membeli buku tuntunan sholat itu ke Pajak atau pasar.
Mel dan Fatur, pun membeli buku tuntunan sholat itu. Mereka mulai menghafal ayat demi ayat sholat didalam buku tuntunan sholat itu, atas suruhan sang guru.
Fatur, kembali melihat bacaan ayat kursi yang pernah dihafalnya. Memang benar, apa yang ia hafalkan depan kelas ternyata memang salah, sang temannya mengerjainya dan memberi bacaan yang salah.
Fatur mengepal tangannya geram. Setelah ini ia akan melawan, orang-orang yang mengusiknya.
Beda lagi saat mereka dirumah, saat sore keduanya itu sibuk mengangkut air bor yang dibeli, pakai timba naik kerumah Bu Mika dan mengisi ember demi ember. Rumah di Panipahan itu rata-rata rumah panggung.
Jadi, kalau mau ambil air bor, itu harus turun kebawah dan naik lagi keatas tempat air bor, lalu mengantarkan air itu kerumah Bu Mika. Begitupun seterusnya.
Namun saat sudah selesai mengangkut air, air didalam ember yang sudah diisi semua malah telah habis. Mel dan Fatur hanya bisa menghela napas kasar.
Mereka yang capek mengangkut air, orang lain pulak yang menghabiskannya, tanpa meninggalkan air untuk mereka mandi. Tidak ada, yang peduli dengan mereka yang capek mengangkut air.
Tidak hanya sampai disitu saja, uang Mel dan Fatur yang dikasi Umminya kadang sering hilang, dan buku paket pelajaran itu koyak-koyak.
Bullyan itu terus berlanjut dan sikap keluarga Bu Mika begitu.
Pernah suatu sore, suami Bu Mika pulang dari kelaut, ia tidak mendapat banyak tangkapan ikan. Ia meninju dinding, membuat Mel dan Fatur terkejut.
“Sial... Hari ini nggak dapat apa-apa... Kek mana mau dapat duit kalau kek gini terus... Malah tanggungan banyak lagi...” kesalnya.
Belum lagi, saat Fatur disuruh memotong ikan. Fatur itu seorang pelupa, jika ia sudah lama tidak melakukan atau mengerjakan sesuatu, maka ia cepat lupa bagaimana cara melakukannya.
Contohnya, pas ia disuruh menyiang ikan atau memotong ikan. Ia bingung gimana cara menyiang atau memotong ikan, karena dirumahnya ia jarang menyiang ikan. Yang melakukan itu adalah Umminya, jadi ia lupa bagaimana caranya. Ia mengambil parang untuk menyiang ikan.
“Untuk apa parang itu?” tanya suami Bu Mika.
“Menyiang ikan...” jawab Fatur dengan polos.
“Menyiang ikan ini tidak perlu pakai parang... Cukup tarik saja insangnya... Nggak pernah menyiang ikan ya... Itu ikan gembung...” ucap suami Mika dengan kasar.
Fatur hanya terdiam. Ia memang tidak tahu. Tapi, suami Bu Mika juga tidak tahu kalau ia tidak bisa menyiang ikan.
Hari berlalu dengan begitu kejamnya, bagi kedua bocah itu. Saat ujian semester, Mel dan Fatur yang tidak sanggup dengan sikap saudara ibunya, pun mengadu semua perilaku sang saudara pada sang ibu.
Mel dan Fatur, tinggal disana juga ikut bantu-bantu Bu Mika. Namun bantuan itu tidak pernah dihargai.
Kesannya, Mel dan Fatur yang menanggung keluarga Bu Mika makan. Masa dua goni beras isi 15 kg, hanya dalam satu bulan habis. Anaknya yang sudah menikah pun sering bolak-balik minta beras dirumah Bu Mika.
Belum lagi, sabun mandi dan juga roti kemasan yang mereka beli untuk sewaktu-waktu penganjal perut, kadang-kadang bisa hilang.
Bu Zainab pun, datang setelah ujian semester kerumah Bu Mika. Ia mengeluarkan sang anak dari rumah itu dan pindah kerumah saudaranya yang lain.
Namun itu, bukan akhir dari perjuangan mereka bersekolah. Ditempat Nenek Unday ini, mereka merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan di rumah Bu Mika.
Mereka disuruh, beli sagu untuk mengirit uang beli beras. Namun setelah dibeli, Andung Unday itu menceritakan pada orang-orang kalau ibunya, menyekolahkan anaknya, hanya untuk menyusahkan saja.
Belum lagi, air yang mereka angkut dari sungai, kadang-kadang dengan sengaja dimasuki kaki oleh cucu andung unday itu.
Dirumah Andung Unday itu, mereka masak sendiri. Zainab suka mengirim satu goni kayu api untuk anak-anaknya masak, kadang juga mengirimi pisang untuk anaknya dan andung Unday.
Dirumah Andung Unday keduanya sering kehabisan uang dan cukup lama menunggu uang kiriman dari umminya.
Mel juga pernah bekerja, mengambil upah menyetrika pakaian dirumah teman-temannya, dan juga mencabut bulu burung wallet.
Memang dari kecil, Mel sudah terlihat pandai mencari uang. Ia bahkan pernah menjual asam jawa neneknya, ibu dari Zainab dan juga pernah menjual pisang keteman-teman sekelasnya.
Beda hal dengan Fatur, memang dari kecil, sudah terlihat anak itu memang terbelakang dalam hal apapun dari Mel.
Alasannya, ia tidak berani menanyakan pekerjaan sama orang-orang sekitarnya. Ia memiliki ketakutan, kalau ia bekerja tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik.
Seperti misalnya membantu nyuci piring. Apalagi ia mudah panik, ia akan mudah melakukan kesalahan karena paniknya.
Seperti mungkin memecahkan piring atau gelas. Intinya ia tidak percaya diri dan selalu berpikir buruk sebelum sesuatu, yang membuat ia menjadi minder dan tidak percaya diri.
Pernah suatu hari, Mel datang ke pelabuhan mengambil uang kiriman orang tuanya. Pemilik kapal atau boot itu, langsung melemparkan uang dua puluh ribu rupiah itu pada Mel, tanpa memberikannya dengan cara baik-baik.
Mel mengambil uang itu, yang terjatuh itu diatas jembatan berbatu itu, dengan perlahan. Namun dihatinya teriris. Ia sedih. Kenapa orang miskin diperlakukan semena-mena.
“Kek anjing, Mel mengambil uangnya Mi...” adu Mel pada umminya.
Bahkan mereka pernah di usir secara halus, dengan alasan rumah itu mau dijual. Fatur yang pikirannya masih polos, ia mengangap omongan Andung Unday itu biasa-biasa saja. Namun Mel terasa, ia mengadukan pada Zainab.
“Kita pindah aja ya Mi...” ujar Mel dengan suara pelan.
Zainab menghela napas lelah. Dulu anak-anaknya tidak diperlakukan dengan baik dirumah Bu Mika, sekarang juga tidak diperlakukan dengan baik juga di rumah Andung Unday.
Sehina itukah menjadi orang miskin?
Apakah didunia ini, tidak ada tempat orang miskin?
Lagi-lagi Zainab dengan perasaan kesal dan marah mengeluarkan anaknya dari rumah Andung Unday.
salam kenal ya, jgn lupa mampir di 'aku akan mencintaimu suamiku' 🤗🤗
aku akan datang kalo udh UP lagi 😉
jangan lupa untuk mampir juga yaaa makasihhh