Seorang gadis yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dikenalnya demi melunasi hutang keluarganya.
Tapi karena sifatnya yang tidak mau diatur, tepat di hari pernikahannya dia memutuskan untuk kabur dan menemui kekasihnya.
Namun apa yang terjadi? Di apartemen, kekasihnya sedang memadu kasih dengan adik tirinya.
Hatinya hancur melihat pengkhianatan di depan matanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui perjodohan itu. Dan ternyata eh ternyata laki laki yang menikahinya adalah bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin angkuh dan rumornya tidak menyukai wanita.
Nah untuk mengetahui kisah selanjutnya, ikuti di novel terbaruku yang berjudul " My Husband My Bos"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 ( Misteri pria bertopi hitam)
Pria itu terus menatap ke arah Emely, terus memperhatikan setiap gerak gerik Emely hingga dirinya hilang tak terlihat di balik pagar hotel.
Hari masih sedikit gelap jadi suasana jalan belum seramai biasanya.
Emely berdiri sendiri di tepi jalan hingga beberapa menit tapi belum juga ada taksi yang melintas.
Emely merasa ada seseorang yang dari tadi mengawasinya, dan seketika menoleh ke belakang namun tidak ada siapa siapa.
" Aneh, seperti ada yang mengikutiku " Gumamnya sendiri setelah tidak menemukan siapapun di belakangnya.
Laki laki bertopi hitam itu bersembunyi di balik bunga taman hotel dan terus mengawasi Emely. Tapi sekilas Emely bisa melihat lelaki itu sebelum akhirnya hilang di balik rerimbunan taman hotel.
Emely merasakan ada getaran di dalam tasnya, dan ternyata ponselnya memberikan notif pesan.
Mata Emely melotot tajam begitu melihat ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Ardan " Hah sebanyak ini Ardan menelponku, bukankah tadi sudah aku bilang aku pergi ke rumah papa Danu" Gumamnya sendiri sambil menggeser geser layar ponselnya.
Dan tak lama kemudian sebuah taksi mendekat, Emely segera menaiki taksi tersebut dengan tujuan ke rumah Danu.
Pyarrr
Sebuah gelas terjatuh di lantai membuat Emely terperanjat dan tersadar dari lamunannya.
Emely menegakkan posisi duduknya dan melihat ke arah office boy yang tidak sengaja menjatuhkan gelas tepat di depan tempat duduk Emely.
" Maaf mbak Emely saya tidak sengaja menjatuhkan gelasnya " Ucapnya sambil menunduk dan memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai.
Emely tersenyum tipis " Iya mas Yanto tidak apa apa, lain kali hati hati ya? Awas lo tangannya nanti bisa terkena pecahan beling "
" Ach ini mah sudah biasa mbak" Jawab Yanto sambil terus membersihkan lantainya.
" O iya mbak Emely tidak ikut yang lainnya makan siang di luar? " Imbuhnya.
Emely menghela nafasnya perlahan " Enggak mas, males saja lagi pula belum lapar nanti saja kalau sudah benar benar lapar baru deh cari makan".
Dan tak lama kemudian Ardan keluar dari ruangannya dengan tatapan tajam dingin dan menembus ulu hati.
" Ehm, mbak saya duluan ya, permisi" Ucap Yanto sambil membenarkan topi yang dipakainya saat itu kemudian melangkah pergi meninggalkan Emely yang menjawabnya dengan sebuah anggukan kemudian kembali duduk dan menatap komputer di meja kerjanya.
Dan tiba tiba Emely teringat sesuatu, dia pun beranjak dan mencari cari keberadaan office boy yang baru saja ngobrol dengannya " Eh kok aku baru sadar ya dia suka memakai topi berwarna hitam, jangan jangan, ah tidak mungkin, ngapain coba dia ikuti aku terus"
Sementara itu, Ardan yang merasa diabaikan memilih berjalan ke arah Emely " Kenapa kamu Mel? "
" Enggak, tadi itu office boy baru saja menjatuhkan gelas membuatku kaget saja" Jawabnya tanpa ekspresi.
" Kenapa Mel? " Ucap Ardan yang membuat Emely menoleh dan menatap wajah tampannya.
" Apanya Ardan? "
" Kenapa semalam kamu tidak menjawab panggilan dariku, begitu tidak pentingkah diriku bagimu Mel"
Tatapan Emely semakin tajam " Bu bukan begitu Ardan, aku aku ada urusan penting jadi tidak mendengar panggilan darimu" Jawabnya sedikit gugup dan memalingkan wajahnya dari tatapan Ardan.
" Apa di rumah papa Danu, kamu bertemu dengan mantan kamu si Vero? " Tanya Ardan lagi.
"Ya enggaklah, untuk apa coba aku menemuinya, lagi pula dia itu sekarang calon suaminya Erika" Jawab Emely semakin tegang. " Seandainya kamu tahu aku masih berhubungan dengan Vero entah apa yang terjadi Ardan " Batinnya.
Ardan menghela nafas lega " Baguslah, o iya Mel ayo ikut aku? "
Ardan menarik tangan Emely " Kemana? Ehm apa kamu cemburu? "
Ardan menghentikan langkahnya dan menatap wajah Emely " Masih bertanya? Apa perlu aku menjawabnya? "
" Maaf, tapi "
Ardan mendengus kesal dan kembali melangkah sambil terus memegangi tangan Emely dan menariknya.
" Sudah ikut saja, nanti kamu juga akan tahu sendiri " Jawab Ardan tanpa ekspresi.
Emely bisa merasakan kemarahan Ardan dari sikap dan perlakuannya yang sedikit kasar.
Ardan membawa Emely dengan mobilnya menuju ke sebuah tempat yang berada tidak jauh dari kantornya.
" Ayo masuklah " Ajak Ardan yang terus memegangi tangan Emely.
Emely melangkah perlahan dengan ragu tapi saat menoleh dan menatap Ardan, Ardan mengangguk membuat Emely untuk terus melangkah memasuki tempat itu.
Deg
Deg
Jantung Emely seperti berhenti berdetak melihat siapa yang berdiri di sana dan tersenyum menantikan kedatangannya.
...🍁🍁🍁...
Vero mulai cemas dengan keadaannya, karena merasa dirinyalah yang saat ini terjebak. Awalnya ingin menjerat Emely dengan mengikatnya eh ternyata sekarang semua berbalik, dirinyalah yang terikat dengan perjanjian itu dan harus menikahi wanita yang tidak pernah dia cintainya.
" Hahhhh brengsek! Emely awas kamu tidak akan pernah aku lepaskan! " Teriaknya sambil melemparkan vas bunga yang berada di depannya.
Bruks
Pyarrr
Dan pada saat itu muncul seorang pria yang bertubuh tinggi tegap namun sudah berumur separuh baya " Kamu memang bodoh Vero, tidak seharusnya kamu menikahi Erika. Kamu bisa mengelak dan melepaskan dirimu dari tanggungjawab sebarkan saja rumor kalau Erika itu suka bergonta ganti pasangan dan anak yang dia kandung bukanlah anak kamu!"
" Tapi Emely sudah memiliki perjanjian itu tuan dan di dalam perjanjian itu kalau aku tidak segera menikahi Erika dia akan memenjarakan aku, hhhh brengsek! " Jawab Vero yang mulai frustasi.
" Oke kalau begitu kamu tenang saja dan bersiaplah untuk melihat peristiwa besar yang akan mengguncang keluarga besar Ratore " Ucap lekaki itu kemudian mengambil ponselnya dan meminta anak buahnya untuk mengirimkan foto foto mesra Emely dengan Vero ke media.
Dan benar saja, belum sampai 10 menit sudah banyak tanggapan dari netizen dan menjadi tranding top news.
Yahya Ratore menjadi cemas dan mencoba menghubungi Ardan berkali-kali tapi tidak bisa.
" Tuan, gawat! " Ucap Hansen sambil terus melotot memantengi layar laptopnya dengan sambungan telp masih menyala.
Yahya yang saat itu sedang berada di Eropa pun terpaksa pulang karena gejolak yang terjadi perusahaannya.
[ Hansen, di mana Ardan! Dari tadi aku menghubunginya tapi tidak bisa] Ucap Yahya melalui sambungan ponselnya yang terhubung dengan Hansen.
[Saya tidak tahu tuan, tapi ada yang melihatnya keluar dari kantor bersama nona muda ] Jawab Hansen.
[ Baik Hansen tetap awasi pergerakan saham kita, sebentar lagi aku mendarat. Kalau Ardan kembali suruh dia menelpon aku]
[ Baik tuan]
Dan panggilan pun berakhir.
Hansen menghela nafasnya dengan kasar kemudian melihat sebuah unggahan foto foto mesra Emely dengan Vero seakan mereka sedang berciuman dengan mesra dari gawainya.
" Oh sialan! Siapa yang sudah berani menyebarkan poto poto ini. Aku harus segera mencari akunnya dan melaporkan sebagai fitnah dan pencemaran nama baik " Gumam Hansen kemudian kembali ke layar ponselnya.
Dan karena Adan tidak bisa dihubungi jadi sebelum keadaan semakin kacau Hansen bertindak sendiri.
Namun tak lama kemudian ponselnya bergetar dan terlihat nama Ardan di sana.
Hansen pun segera menjawabnya karena seperti apa yang dia pikirkan, Ardan geram dan memintanya mencari media mana yang sudah berani membuat keluarga Ratore dan Rahadian bergejolak.