Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buka puasa
Kau hadir bagaikan lentera
Yang menyinari ruang hatiku
Berguna rasa seumur hidup sekarang
Penuh warna bagaikan pelangi
Cinta yang kau berikan padaku
Sederhana tapi begitu terasa
Membuatku bahagia caramu berbeda
Tapi ku rasa begitu sempurna
Masya Allah ku begitu bahagia
Kau menerangi langit dengan lentera cinta
Bergumam hatiku mengumpulkan doa
Berharap kita menua bersama
Cinta yang kau berikan padaku
Sederhana tapi begitu terasa
Membuatku bahagia caramu berbeda
Tapi ku rasa begitu sempurna
Masya Allah ku begitu bahagia
Kau menerangi langit dengan lentera cinta
Bergumam hatiku mengumpulkan doa
Berharap kita menua bersama
Masya Allah
Masya Allah ku begitu bahagia
Kau menerangi hatiku dengan lentera cinta
Bergumam hatiku menyalakan doa
Berharap kita menua bersama
Masya Allah bahagianya hatiku
Kau menjadi bagian dalam kehidupan ini
Takkan ku buat dirimu kecewa
Bahagiaku bersama selamanya
Kean tersenyum saat musik yang ayah Arsya putar mengingatkan tentang bagaimana perasaannya saat ini.
Mobil sampai di parkiran apartemen, Kean keluar setelah menyalami Ayah Arsya, langkahnya pasti menuju apartemennya.
Kean tertegun begitu masuk ke apartemen rambut panjang hitam legam kontras dengan kulit bersih yang hanya mengenakan baju tanpa lengan sepanjang lutut itu.
Apa yang dia lihat melebihi sedapnya aroma makanan berbuka puasa yang tersaji di meja makannya.
" Assalamualaikum Mas?" Tera datang dan menyalami tangan Kean yang mematung di tempatnya tanpa berkedip menatap tubuh Tera.
"Mas??" Tera memanggil sekali lagi sembari melempar senyum manis penuh rindu pada suami yang seharian ini amat sangat di harap kedatangannya.
"Ini beneran Tera istriku?" Gumam Kean pelan di sela tertegun.
Bagaimana istrinya sekarang begitu berubah dan berani berpenampilan semacam ini jika sebelumnya saja begitu tertutup, Ah rasanya gemuruh di dada Kean semakin bergemuruh tak karuan saat tangan lembut dari istrinya itu menarik tangannya dan dia gandeng hangat.
"Aku tadi salam loh tapi belum di jawab." Kata Tera sembari menatap Kean.
"Ah.. maaf walaikumsalam, jujur aku nyaris tak percaya jika yang sedang menggandeng diriku ini Lentera istriku." Ucap Kean tersenyum sambil mengacak rambut Lentera pelan.
"Mas Kean mandi dulu ya, airnya aku siapin bentar lagi waktu berbuka puasa." Ucap Lentera mengalihkan pembicaraan, sejujurnya apa yang barusan dia lakukan membuat dirinya sedikit gemetar karena rasa malu yang luar biasa, jika bukan karena nasehat sang mertua untuk tampil menyenangkan di hadapan suami Lentera tak mau semacam ini, karena meski Kean suaminya hatinya masih merasa canggung namun entah rindunya pun seiring di hatinya.
\*
Meja makan.
Setelah berbuka yang ringan lalu shalat maghrib Kean dan Lentera makan di meja makan bersama, seperti biasa Lentera menyiapkan makanan sang suami sebelum dirinya.
"Wah... enak sekali masakannya." Puji Kean setelah selesai makan pada suapan pertamanya, Kean hanya di jawab senyuman oleh Lentera dengan rona merahnya.
"Mas boleh dong kali ini buka dengan yang lebih spesial?" Ucap Kean tersenyum menatap Lentera setelah selesai makan seluruh makanan di piringnya.
"Mas Kean mau apa?? belum kenyang??" Tanya Lentera bingung.
"Mas Kean makan kamu boleh??" Ucap Kean mengikuti gaya tokoh film yang lagi viral.
"Hahaha, Apaan sih ada-ada saja." Tawa Lentera kemudian dia pikir suaminya sekarang suka bercanda.
"Rindu..." Ucap Kean lagi yang semakin membuat Lentera tertawa sambil geleng kepala.
"Tapi sumpah lihat kamu kaya gini, rasanya tuh kaya berbuka tapi belum berbuka."Lanjut Kean yang kali ini membuat Lentera menarik gelas berisi air untuk di minum karena salah tingkah.
"Boleh dong berbuka sama kamu malam ini?" Ucap Kean yang langsung membuat Lentera tersedak makanan.
"Uhukkkk!!!"
"Astagaa, pelan-pelan Sayang..." Kean menepuk pelan Lentera yang justru membuat Lentera salah tingkah.
"Aaaa... Kenapa jadi gerah begini sih..." Batin Lentera apalagi saat wajah tampan suaminya mendekat kearah wajah dirinya
"Ya ampunnnn..."
Lentera menahan nafasnya dengan gemuruh Dada yang dia tahan kuat-kuat agar tak terdengar oleh wajah tampan yang menatap dan mendekat ke arah wajahnya.
"Mas aku bauk loh aku gosok gigi dulu ya..." Ucap Lentera yang langsung membuat Kean mundur sambil tertawa dan mengacak rambut sang istri.
"Hahaha, Aku gosok gigi juga." Kata Kean bangkit sambil mengacak rambutnya sendiri.
Lentera kabur ke kamar mandi lebih dulu lalu menggosok giginya dengan pasta gigi yang banyak karena takut bau ikan bakar yang sempat di makan tadi masih tersisa di mulutnya.
Lentera gosok gigi sembari tersenyum mengingat kekonyolan tadi bagaimana jika dia dan suami bertukar saliva dengan aroma ikan bakar apakah jadinya batinnya.
Sementara di kamar mandi yang lain Kean menggelengkan kepalanya mengingat apa yang terjadi di meja makan tadi ah romantis itu hilang gara-gara ucapan gosok gigi, bagaimana bisa istrinya itu tega berucap di saat baris merahnya nyaris tinggal satu centi mencapai baris merah istrinya.
Lentera keluar dari kamar dan membereskan meja makan lalu mencuci piring tiba-tiba dirinya di kejutkan oleh tangan yang melingkar di perutnya.
"Mas Kean." Lentera menoleh tepat di hidung mancung yang mengarah pada dirinya.
"Udah gak bau ikan kan?" Tanya Kean sambil tersenyum.
Lentera seketika itu pun merona dan meremang apalagi saat hidung mancung itu mengabsen kulit lehernya.
"Wangi..." Ucap Kean sembari berpindah di sisi yang lain.
"Ashhh, Mas boleh aku menyelesaikan ini dulu." Ucap Lentera menahan sesuatu yang lain yang baru dia rasa kali ini.
"Lanjutkan Aku tak akan menganggu." Ucap Kean sembari mengecup leher putih itu dan menaruh kepalanya di pundak sang istri dengan mengatur deru Dada yang luar biasa bertalu-talu.
\*
Up lagi setelah lama pingsan. 😁
Mau Vote biar besok bisa Up lagi. 😍
Mau bunga atau kopi biar bisa melanjutkan cerita nya🤭.
Kasih bintangnya jangan pelit ya kak, karena untuk memulai kembali menulis itu butuh sekali kemauan yang keras. Meski aku yakin jika karyaku tak sebagus karya kakak semua jika berkarya.
Makasih yang sudah kasih dukungan dan jejak manisnya. 🙏🙏🙏🙏
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??