NovelToon NovelToon
Perawat Yang Dimadu

Perawat Yang Dimadu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Mafia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayanti

Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?

Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aksi Niken

       #Flash Back#

Niken adalah anak dari seorang Janda pemilik sebuah Salon di Daerah A, Ibunya Niken meskipun janda namun Ia mampu menyekolahkan Anak semata Wayangnya sampai ke perguruan tinggi. Bapaknya Niken sudah meninggal sejak Niken berusia 10 Tahun, dan meninggalkan sedikit hutang di Bank meskipun ditinggal mati namun kondisi ekonomi mereka tetap kecukupan karena ada Salon milik Nia Ibunya Niken.

Bu Nia adalah seorang Ibu yang cantik dan berkelakuan baik, rajin sholat dan sering bersedekah. Niken sebenarnya sudah ditanamkan pendidikan agama semenjak kecil namun, kelakuan Niken menjadi menyimpang semenjak Ia tinggal dengan budhenya saat masih kuliah, Ia sering keluar malam dengan teman-temanya dan juga sering jalan dengan om-om kaya sekaligus menjajakan apemnya.

Demi gaya hidup yang Hedon Niken sampai rela tubuhnya dijamah oleh banyak laki-laki. Rumah Budhenya Niken satu daerah dengan Wahid namun beda RT.

"Mau kemana Kamu Ken? Ini sudah malam looh.." Tanya Lastri Budhenya Niken.

"Mau pergi sama teman Budhe, udah ah Budhe jangan cerewet deh.." Menjawab dengan ketus.

"Pakaian Kamu mbokya yang sopan, baju kurang bahan gini dipakai!" Berucap dengan nada sedikit tinggi.

"Terserah aku lah budhe nggak usah sok ngatur Niken, Budhe jangan sok ngadu ya sama Ibu! Tu..sudah dijemput teman Niken, Aku pergi dulu." Jawab Niken yang keras kepala, sambil melangkahkan kaki keluar rumah.

"Astagfirullahaladzim...Anakmu Nia.." Ucap Budhenya Niken dengan lirih, dan terkejut saat melihat Niken mesra dengan seorang om-om.

Niken hampir setiap hari dimarahi Budhenya, Ia merasa malu karena banyak juga warga komplek yang menggunjing, namun Niken tidak pernah mau mendengarkan, Ibu Niken tidak punya waktu untuk memperhatikan anak semata Wayang nya itu karena sibuk bekerja.

"4" Tahun kemudian Niken lulus kuliah dengan nilai yang lumayan bagus karena Niken termasuk Mahasiswa yang lumayan pintar, dan sekarang bekerja sebagai admin disebuah perusahaan besar. Niken yang sudah mempunyai penghasilan tetap itu sekarang sudah tidak menjajakan apemnya dengan om-om kaya lagi, namun dasarnya memang sudah nakal meskipun insaf tidak jual diri lagi tapi dikantor Ia menjadi simpanan manajernya, dari pria itu Niken mendapatkan tas dan baju-baju bermerk.

Pertemuan nya dengan Wahid terjadi saat Niken menemani Budhenya mengantar baju jahitan temanny yang sudah jadi, Budhenya Niken adalah seorang penjahit yang sangat terampil, saat itu Wahid mengantarkan cucian yang sudah jadi ke sebuah kos.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam Mas Wahid, sudah jadi ya bajunya anak-anak? Kok bukan pegawainya sih yang antar?" Ucap bukos ramah.

"Saya mau berangkat ke Toko kan searah...jadi sekalian saja Saya bawa.'' Ucap Wahid.

"Duduk dulu mas..sebentar Saya ambilkan uangnya." Bukos masuk kekamar dan mengambil uang, kemudian keluar lagi dan memberikan uangnya, Wahid kemudian berpamitan pergi.

Niken mencuri-curi pandang semenjak Wahid tiba, Ia mulai menyukai pemuda tampan ini. Niken saat itu juga mengorek-ngorek informasi mengenai Wahid lewat teman Budhenya Itu. Jiwa matre Niken keluar karena mendengar bahwa Wahid mempunyai usaha dan berasal dari keluarga yang terpandang.

Niken jadi sering mencucikan baju diloundry milik Wahid berharap Wahid akan kecantol dengannya, Ia juga sering ketoko listrik milik Wahid untuk membeli sesuatu yang sebenarnya Ia tidak butuh, lagi-lagi Niken dicuekin Wahid termasuk laki-laki yang tidak mudah untuk didekati hampir satu Tahun Niken gencar mengambil hatinya Wahid namun selalu menelan kecewa, tidak pernah sekalipun Niken dilirik oleh Wahid melihat dari kejauhan pun Wahid segera menghindari nya, namun bukan Niken namanya kalau Ia menyerah sampai pada suatu hari Niken yang saat itu pulang malam tidak sengaja melihat Wahid sedang bersiap untuk menutup tokonya itu karena sudah larut keadaan tokonya sepi karyawan sudah pada pulang pintu toko sudah tertutup semua tinggal dikunci saja, jiwa centil Niken meronta ingin mendekat dan menggoda laki-laki tampan disana.

"Sudah tutup ya tokonya Mas..?" Tanya Niken dengan nada yang dibuat lembut dengan tatapan yang penuh damba.

"Iya, ada yang mau dibeli kah?" Tanya Wahid dengan ramah dan membuka kembali pintu yang mau dikuncinya.

"Iya...Aku mau beli lampu mas, yang besar buat ganti lampu kamar dikamar mandiku tadi pagi mendadak mati." Dusta Niken matanya tak lepas dari Wahid.

"Sebentar Aku ambilkan..." Kata Wahid sambil membelakangi Niken mengambil lampu di rak.

"Maas...Aku sayang sama Kamu.." Lirih Niken sambil memeluk tubuh Wahid dari belakang.

"Apa-apaan kamu Niken! Lepaskan! Kamu gila." Bentak Wahid sambil meronta melepaskan pelukan Niken.

"Aku sayang sama kamu mas? Kamu tidak tergoda denganku?" Ucap Niken sambil melepaskan jaketnya memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Hentikan! Cuma om-om dan pria hidung belang yang tertarik sama Kamu, Kamu pikir Aku tidak tahu Kamu Wanita seperti apa, ha?!!!! Aku tidak menyukaimu dan Aku tidak tertarik dengan tubuhmu, pergi!!" Ucap Wahid kasar dan merasa sangat jijik.

"Hiks..hiks..." Niken melangkah pergi dengan terisak.

Keesokan paginya Niken terang-terangan datang ke tokonya Wahid dengan maksud yang sama, lagi-lagi Niken di Bentak dan diusir oleh Wahid karena aksinya yang keterlaluan Ia menyatakan cintanya dengan suara keras dan semua orang mendengar termasuk karyawannya. Orang-orang yang melihat menggunjingnya, termasuk pelanggan Wahid.

"Ih..nekat banget si mbak itu."

"Iya..tidak tahu malu."

"Orang tidak suka kok dipaksa.''

Hampir semua yang mendengar Niken saat itu mencibirnya, Wahid dan adiknya merasa sangat malu. Aksi Niken berhenti saat Ibunya datang kemudian menampar wajahnya dan menyeret nya pulang, sama itu Bu Nia bermaksud menemui Niken karena kangen dan mau membeli buah dulu untuk Niken tapi malah melihat anaknya.

\#**Flash Back Off**\#

Kembali ke keluarga Poligami lagi yuk, Wahid dan Istri-istrinya juga anak-anak mereka kini sedang berada dirumah Pak Didi, karena sudah hampir satu Bulan mereka tidak bertemu, ada Aji dan Istrinya juga keluarga kecil Adiknya Wahid. Mereka masak-masak bersama dan makan bersama pula.

Pak Didi duduk sambil tersenyum diteras pagi itu saat melihat Wahid sekeluarga turun dari mobil mereka, suara Kirana yang duluan terdengar karena memang biasanya selalu heboh sendiri.

"Kaaakeeeekk...!" Teriak Kirana sambil berjalan mendekat.

"Salam dulu to..." Pinta Pak Didi.

"Eh... Iya, Assalamualaikum Kakek." Ucap Kirana sambil memeluk Kakek nya itu.

"Waalaikum salammm....Kamuu yaaa, aturan salam duluu." Kata Pak Didi sambil mencubit pipi Kirana.

"Assalamualaikum..." Ucap Wahid dan yang lainnya.

"Waalaikumsalam..." Jawab Pak Didi.

"Aji belum sampai Yah..?" Tanya Aisy sambil mencium punggung tangan Ayahnya.

"Belum paling sebentar Lagi..ituu mereka kyaknya." Ucap Pak Didi ketika mendengar suara mobil masuk kehalaman rumahnya.

"Bruumm...brum..." Suara mobil.

"Bener Yahh...itu mereka, mobil di belakang seperti nya Clara dan suaminya kok bisa ya barengan?'' Ucap Sari heran.

Aji dan istrinya beserta keluarga kecil Clara turun dari mobil dengan menenteng belanjaannya, para Ibuk-ibuk bergegas kedapur untuk memasak sedangkan bapak-bapak diteras bersantai dan mengobrol.

Waktu makan siang tiba masakan sudah siyap terhidang dan mereka semua makan diiringi gelak tawa dan tingkah lucu Kirana dan yang lainnya, suasana siang hari itu terasa hangat, Pak Didi merasa sangat bahagia dan merasa sangat bersyukur. Jam menunjukkan pukul "15.00" tidak terasa satu hari ini mereka lewatkan dengan cepat, sebelum semua berpamitan pulang tak lupa semuanya di bersihkan dan ditata rapi terlebih dahulu.

"Huffft...sepi lagi rumah ini..." Gumam Pak Didi di depan pintu setelah mobil berlalu pergi.

1
Kovács Natália
Perasaan campur aduk. 🤔
Gladys
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
Nurshinta: terimakasih
total 1 replies
Ermintrude
Jelas banget ceritanya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!