Selby dan Bagas saling mencintai dalam diam. Saat Bagas menyatakan cinta Selby menolak karena berpikir mereka saudara sedarah.
Padahal mereka bukan sedarah. Akankah hal itu bisa terungkap?
Akankah ibu dari Bagas mengungkap rahasia yang selama ini dia simpan rapat?
Dapatkah Bagas dan Selby bersatu.(Disarankan baca lebih dulu novel Benih Kakak Iparku.)
Baca kisah mereka hanya di Mangatoon/Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Beberapa hari berlalu
Selby duduk di sebuah restoran. Ia sedang mengaduk-aduk kopinya. Menunggu seseorang disana. Sesekali ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah lima belas menit berlalu.
“Maaf saya terlambat.”
Seorang wanita datang menghampiri Selby. Wanita sosialita yang dikenal sebagai istri pejabat dan pengusaha. Terlihat bahagia dari luar. Tapi mereka tidak tahu seperti apa sesungguhnya rumah tangga mereka.
Selby menghentikan gerakan memutar sendok di cangkir kopinya. Ia melepas kacamata yang membingkai kedua matanya lalu menatap wanita yang sedari tadi ia tunggu.
“Silahkan duduk Nyonya.”
“Terima kasih.”
Istri dari Moris itu duduk di hadapan Selby. Ia melepas masker wajahnya. Terlihat sudut bibir yang sedikit bengkak dan membiru. Seperti bekas tamparan yang sangat keras.
“Siapa kau dan kenapa ingin bertemu dengan saya?”
Senyum terukir di wajah Selby mendengar pertanyaan istri Moris.
“Anda tidak ingin pesan sesuatu terlebih dulu?”
“Saya tidak bisa lama-lama. Anak buah suami saya selalu mengawasi saya.”
Selby mengangguk. Lalu menyerahkan sebuah Map di depan istri Moris.
“Apa ini?”
“Nyonya buka saja.”
Istri Moris pun membuka Map. Wanita itu melihat satu per satu isi dari map tersebut. Terdapat beberapa bukti kejahatan Moris. Termasuk beberapa selingkuhan Moris. Beserta dua anak haram yang Moris miliki. Ibu dari Rara itu meremas erat foto yang terlihat bahagia di tangannya. Ia marah. Sangat marah. Tapi tidak dapat ia lampiaskan kepada orang yang ia benci. Tidak mampu melawan.
“Apa yang ingin Nyonya lakukan setelah melihat itu?”
Istri Moris menatap Selby. Banyak pertanyaan di kepala istri Moris. Siapa anak muda ini? Tujuannya apa melakukan ini? Apa dia ada hubungan juga dengan suaminya?
Beberapa detik berlalu istri Moris belum mengeluarkan sepatah kata pun. Ia masih memikirkan sesuatu. Ia harus berhati-hati. Ia tidak mengenal Selby. Bahkan ini pertemuan pertama mereka.
“Apapun yang Nyonya inginkan saya bisa membantu.”
“Kau yakin?”
Selby menaikkan kedua sudut bibirnya.
“Kau pasti memiliki syarat. Apa syarat mu?”
“Anda cerdas Nyonya. Memang tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini.”
Selby mengangkat gelas berisi kopi miliknya. Meneguk minuman hitam kecoklatan rasa latte beberapa teguk. Lalu meletakkan kembali gelas tersebut. Jari telunjuknya memutari pinggiran gelas dengan lambat. Membentuk gerakan melingkar yang dilakukan berulang-ulang.
“Apa syarat mu nona?”
“Sebelum itu Nyonya apa yang Anda inginkan setelah melihat itu?”
Istri Moris menatap Selby. Dengan penuh kemarahan bercampur dengan kebencian. Istri Moris dengan mantap berucap “ Aku ingin cerai dengan Moris. Aku ingin dia masuk penjara. Jika perlu dihukum mati. Hartanya jangan sampai para gundik itu dapat. Semua milik Moris adalah milik Maura(Rara). Mereka semua tidak berhak atas harta Moris.”
“Ternyata Anda lumayan kejam.”
“Itu sepadan dengan apa yang dia lakukan. Pengkhianat dan penjahat seperti dia memang pantas dihukum.”
“Sesuai dengan keinginan Anda. Tetapi aku punya satu syarat. Setelah Moris ditahan dan semua harta menjadi milik kalian. Aku ingin kau dan putrimu pergi dari negara ini. Aku tidak ingin dia mengganggu Bagas lagi.”
“Bagas? Dia kekasihmu?”
“Nyonya sanggup dengan syarat saya?”
Selby menjawab pertanyaan istri Moris dengan sebuah pertanyaan. Ia tidak ingin mempertegas hubungannya dengan Bagas di hadapan ibu Rara. Yang ia inginkan Rara tidak mengganggu Bagas lagi.
“Tentu saja sanggup. Aku akan membawa Rara pergi jika kau berhasil membuat Moris mendekam di penjara dan semua harta Moris menjadi milik kami.”
“Aku harap kau menepati janjimu Nyonya. Dan tunggu kabar kehancuran Moris. Suami anda tidak akan bisa lepas dari hukuman.”
Setelah mengatakan itu Selby kembali memakai kacamat hitam miliknya. Ia pergi meninggalkan istri Moris. Lalu menghubungi seseorang.
**
Hari ini Bagas sangat sibuk. Dia dan si kembar Zean dan Zain sedang membangaun bisnis baru di bidang pertambangan. Di Kalimantan ada sebuah tambang yang ingin dijual. Zean yang ada di Indonesia sedang bernegosiasi dengan pemilik tambang. Zain yang di Amerika dan Bagas di Paris hanya memantau lewat daring. Ia menyerahkan sepenuhkan kepada Zean untuk mengurusnya.
“Pemilik tambang menjualnya dengan harga 100 milyar. Aku hanya punya 30 milyar. Zain, Bagas bagaimana dengan kalian?”
Setelah Zean bernegosiasi dengan pemilik tambang ia langsung menghubungi Zain dan Bagas. Meminta pendapat mereka.
“Aku punya 35 Milyar.” Jawab Zain.
“Bagas?”
“Aku ada 33 Milyar.”
“30+35+33 semua 98 Milyar. Masih kurang 2 Milyar. Bagaimana menurut kalian? Apa kekurangannya kita minta papa saja?” tanya Zean.
“Jangan dulu.” Tolak Zain.
Saat mereka sedang rapat membahas masalah dana tiba-tiba saja Selby membuka pintu kamar Bagas. Dan bersuara dengan kencang.
“Bagas makanan sudah siap. Ayo makan.”
Zean dan Zain dengan jelas mendengar suara Perempuan itu. Tetapi mereka tidak tahu jika itu suara Selby. Semua diam hingga beberapa detik berlalu.
“Bagas. Ayo keburu dingin makanannya.”
“Ah iya kau tunggu dulu aku masih ada hal yang harus diselesaikan.”
“Jangan lama-lama.”
“Iya.”
Bagas hendak mematikan layar laptopnya. Zain dengan suara dinginnya berkata. “Kau sungguh punya kekasih Bagas?”
Zean menunggu jawaban Bagas. Ia pun penasaran. Siapa wanita yang Bagas posting di medsosnya beberapa bulan yang lalu. Mungkinkah wanita tadi. Wanita yang sama dengan yang Bagas posting di medsosnya.
Bagas masih diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
“Bagas.” Panggil Zain dan Zean secara bersamaan.
“Halo Zain, Zean. Kalian kok diam saja. Apa sinyalnya jelek ya. Halo Zain. Zean. Kalian masih disana kan. Ah mungkin sinyalnya jelek.” Bagas langsung mematikan sambungan mereka. Di tempat yang berbeda Zain dan Zean sama-sama menggelengkan kepala melihat kelakuan Bagas yang tidak seperti biasanya.
Bagas keluar kamar. Ia menghampiri Selby lalu duduk di meja makan.
“Tadi si kembar?”
“Hm.”
“Kalian ada bisnis bareng lagi?”
Bagas mengangguk.
“By.”
“Iya.”
“Boleh minta tolong?”
“Katakanlah.”
Bagas terlihat ragu. Tetapi ia ingin jujur. Ia ingin Selby tahu semua yang dia lakukan. Termasuk bisnis yang ingin ia jalankan bersama si kembar. Seperti seorang suami yang bercerita kepada istrinya. Bagas memberitahu Selby tentang bisnis pertambangannya bersama si kembar.
“Jadi modal kalian kurang 2 milyar.”
Bagas mengangguk. Selby terdiam sejenak. Lalu ia pergi ke kamarnya. Membuka tas dan mengambil sebuah kartu ATM miliknya. Memberikannya kepada Bagas.
“Apa ini?”
“Di dalamnya ada 3 Milyar. Jangan buru-buru menolak anggap saja aku investasi di sana.”
“Kau yakin?”
“Tentu saja.”
“Baiklah. Ngomong-ngomong darimana kau punya uang 3M. Tidak mungkin dari papa dan mama kan?”
“Memang bukan. Aku juga punya bisnis seperti kalian. Jangan meremehkanku. Aku wanita karir yang bisa sukses di masa depan seperti kalian.”
“Aamiin.” Ucap Bagas mengamini ucapan Selby. Wanita memang boleh berkarir. Zaman sekarang laki-laki dan perempuan sama saja. Semuanya berhak mengejar mimpi masing-masing tanpa dibatasi oleh gender.