Seorang pemuda yang bereinkarnasi ke dunia kultivator dari Bumi, menjadi seorang ayah yang istrinya sudah meninggal di bunuh oleh ketamakan manusia, dia membesarkan anak itu dan mengajarinya kultivasi terhebat dengan bantuan system yang dia dapatkan saat baru menempati tubuh barunya di dunia kultivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dude Ucoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
hari berlalu dengan sangat cepat, Iman melatih generasi muda keluarga ruda di dalam pagoda surga, pelatihan sudah berjalan selama dua minggu di dunia nyata dan empat belas tahun di menara surga, para generasi muda yang sudah di sumpah dan di tanamkan tanda jiwa oleh iman, kini semuanya sudah mencapai ranah setengah imortal, ini adalah cikal bakal pasukan bayangan yanng mengguncang benua Timur, dari seratus orang generasi muda yang dia latih sepuluh orang adalah kapten teams dan sisanya menjadi anggota dari tiga kelompok, penyerang, pertahanan dan pengintai, masing masing di kepalai dua kapten dan empat kapten lainnya adalah ahli strategi dan pemimpin utama. mereka semua kini diahadapkan dengan ribuan binatang iblis yang sangat ganas di sebuah jurang yang sangat dalam, sementara iman mengawasi mereka dari kehampaaan. "merah satu sampai sepuluh sisi kanan, selanjutnya sampai duapuluh sisi kiri, salenjutnya sampai tiga puluh - seratus meter di depan, jangan menyerang tanpa perintah"
"siap" mereka menyebar dan menempati posisi yang di tentukan,.
"Kuning, hijau, bergerak berpasangan, kuning lindungi pasanganmu dengan formasi pertahanan satu
arah agar hijau bisa menyerang, para kapten bergerak sesuai situasi"
mereka langsung bergerak sesuai posisi yang di perintahkan, sementara binatang iblis yang memiliki tingkat
kekuatan dua kali lebih tinggi dari mereka mulai mendekat.
"musuh mendekat" pengintai paling depan memberikan informasi, ini membuat para bisatang ibis menyadari posisi mereka, iman yang melihat itu mulai menapat ide agar mereka tidak teriak teriak seperi orang kesurupan.
"kapten bantu teams pengintai di depan, "kuning dan hijau bergerak, merah kiri dan kanan, forkuskan mengurangi musuh dari jarak jauh" setiap perintah di teriakan oleh pemimpin utam membaut binatang iblis itu mengetahui strategi mereka dan mulai mencari titik lemah untuk menyerang, bberapa menit berlalu, semua
binatang iblis berhasil di kalahkan. "semuanya berkumpul!" iman memberikan perintah lewat telepati. mereka terkejut mendengar perintah iman dan langsung berkumpul di area yang di minta iman.
"ini adalah permata telepati, didalamnya adalah teknik telepati, mulai dari sekarang kalian akan melakukan kultivasi tertutup samapai kalian menguasai teknik ini" strategi kalian sudah bagus, tinggal kalian melatihnya lagi, ini adalah topeng sesua dengan nama kelompok kalian, mampu menghilangkan aura kalian sehingga akan terlihat seperti manusia biasa, ini juga untuk kalian pakain khusus tahan api, senjata, dan tidak bisa hancur, aku akan pergi dulu, akukan akan datang saat semua dari kalian sudah mengusai teknik ini"
"baik Tuan, Kami tidak akan mengecewakan Tuan"
Iman berbalik, emalngakah dan kemudian menghilang dari sana.
"tuan sangat misterius ya, pergerkannya bahakan tidak meninggalkan aura sedikitpun, kita juga tidak bisa melihat dia adalh kultivator atau bukan"
"iya, aku juga tidak merakan ada energi qi di dalam tubuhnya"
"haishhhh, kalian semua jangan bicara lagi, kita berlatih sekarang, Tuan sudah mempercayakan semua ini sam kita jangan mengecewakannya, siapa yang bermimpi memiliki kekuatan seperti ini sebelumnya di umur kita ini, sudah pasti jika kita keluar dari pelatuhan ini, tidak ada yang bisa mengalahkan kita nanti"
"Diam kamu, jangan takabur, kita begini karena tuan, ayo kita mulai melatih teknik mutiara teleati ini"
setelah itu mereka mencari tempat masing masing dan mulai melatih teknik yang di berikan iman, tanpa komando mereka berlatih dengan semangat dan tekad yang tinggi agar tidak mengecewakan iman, kini di mata mereka iman adalah dermawannya mereka dan mereka akan melakukan papun untuk Iman.
semenatra itu Iman muncul di dalam kamarnya, melaangkah ke dalam kamar madi dan membersihakan diri, beberapa saat kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya, iman berjalan dan membuka pintu.
"salam Tuan Iman, utusan dari kekaisaran sedang menunggu tuan di aula"
"baiklah, aku akan kesana"
Iman berjalan menuju aula, ketika dia samapai, dua jendral uam kekaisaran dan prajuritnya langsung berlutut dengan satu kaki "kami bertemu dengan pangeran utama"
"siapa yang pangeran utama?" ucap iman.
"yang mulia adalah pangeran utama kekaiaran, tuan bisa melihat lencana yang di berikan kaisar sebelumnya kepada tuan"
"haish, merepotkan sekali, bangkitlah, jangan lagi pernah berlutut di depanku, sebarkan informasi ini juga pada semua bawahanmu"
"kami menerima perintah yang mulia"
"jangan panggil aku yang mulia, Panggil saja aku Iman"
"perintah di terima Tuan Iman"
semua anggota keluarga Ruda yang ada di aula itu termasik elena dan Ruda merasakan kepalanya tersamabar petir, laki laki yang menyelamatkannya dan di kira pengelana dlah seorang pangeran utam, bahkan dia juga adalah dermawan bagi keluarganya.
"kami melihat pangeran utama"
"haish, apa apaan kalian ini, aku sudah pernah melarang kalian berlutut kenapa sekarang berlutut lagi, bangkitlah, jangan pernah berlutut lagi di depanku, aku bukan siapa siapa, manuasia yang sama dengan kalian"
Mereka semua akhirnya berdiri dan duduk di tempat mereka masing masing, Iman berjalan ke atu arah, "Liona, apa kamu tidak ingin menyapaku?"
"Tuan Iman, kenapa tuan tidak datang ke istana, diman Darma?"
"hmmm, aku tidak tahu diaman dia sekarang, beberapa hari yang allu di tersedot ke dalam pusaran ruang dimensi ketika akan menyelamatkan saura angkatnya"
"apaaa.... apakah dia baik baik saja, dengan kekuatanmu apakah kamu tidak bisa melacaknya"
"aku menandai mereka dengan kekuatan jiwaku, saat ini seharusnya mereka baik baik saja, aku belum bisa mencari mereka sekarang, karena ada beberapa masalah yang harus aku selesaikan, dab sepertinya ada hubungannya dengan mereka juga"
"aku harap dia baik baik saja di luar sana"
"aku juga berharap begitu, kenapa kamu menemuiku, apa ada hal penting yang membutuhkan bantuanku?"
"dasar tidak peka" Liona bicar dalam hatinya.
"ayah mengundang mu ke istana"
"apa perlu undangan lagi, bukankah sekarang sudah hampir menjadi keluarga?"
Liona yang mendengar itu langsung tersipu, "apa yang tuan bicarakan"
"Liona, mulai sekarang jangan memanggilku Tuan Lagi, panggil saja aku Iman, biar terlihat lebih akrab"
Liona tidak menjawab namun di menganggukan kepalanya, "tuan Ruda, Elena dan saudara sekalaian, ini adalah Putri Liona, dia adalah teman dekaktku, jadi dia juga adalah bagian dari kita sekarang"
Iman memperkenalkan Liona yang dari tadi wajahnya sudah merona merah semerah kepiting rebus, daam hatinya dia sangat senang walau iman hanya mengenalkannya sebagai teman dekat saja.
"bagaian pelatihanmu liona, apakah kamu masih memakai beban yang ku berikan?"
"masih, kini aku bisa berlalri dengan sangat kencang dengan beban ini tanpa qi"
Jendral utama yang mendengar itu menjadi penasaran karena sanga putri selalu berhasil mengalahkannya dalah sparing di dalam aula latihan di istana "pang.... eh... Tuan Iman, apa yang tuan maksud dengan beban, tuan putris tidak terlihat menahan beban"
mendengar itu iman mengeluarkan baju dari dalam kehampaan, menaruhnya di lanatai dan memberikan beban yang sama seperti yang di bawa Liona aat ini "angkatlah" ucap iman sembari duduk di sebelah Liona dan mengeluarkan kopi dan rokoknya.
