NovelToon NovelToon
CINTAMU MENJADIKAN AKU YANG KEDUA

CINTAMU MENJADIKAN AKU YANG KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: ZettA

Arasya Winston,, istri dari pengusaha kaya Jade Winston dan ibu dari seorang anak laki-laki yang tampan Kayden Winston.
Pasca kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya,, ia berubah menjadi seorang yang dingin dan membentengi hatinya dari laki-laki manapun yang berusaha mendekatinya.
Disisi lain, Satria Anjar seorang tentara yang berusaha mati matian untuk mendapatkan cinta pertamanya kembali dengan berbekal ijin dari istrinya yang seorang dokter.
Akankah begitu mudah untuk Anjar menaklukan hati seorang Arasya yang begitu dingin dan menjunjung tinggi cintanya terhadap mendiang suaminya...??
lika liku antara cinta di masalalu dan cinta dimasa kini,, egoisme dan kesabaran begitu kental menyertai perjalanan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZettA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAKDIR BERTEMU KEMBALI

Hari ini di salah satu hotel di Jakarta, keluarga Anjar tengah bersiap untuk menghadiri acara kenaikan pangkatnya.

Selain untuk mengikuti acara kenaikan pangkat, hari ini juga akan ada sesi pemotretan keluarga dan di lanjutkan dengan acara makan malam sebagai tanda syukuran.

Anjar terlihat sangat gagah dengan seragam kebesarannya, ia mengenakan PDU (Pakaian Dinas Upacara) dengan potongan slimfit sehingga auranya begitu terpancar nyata.

Widia yang telah menyiapkan segala sesuatunya dari jauh jauh hari sebelum acara,, tampak begitu percaya diri dengan seragam persit kebanggaannya.

Dari sejak subuh team penata rias untuk Widia telah datang,, ia ingin penampilannya hari ini sempurna tanpa cela.

Salah satu hal yang selalu dia banggakan selama ini adalah pangkat suaminya selain dari titel nya sebagai dokter spesialis.

Teman teman di lingkungan kerja ataupun sanak saudara selalu memuji kehidupannya yang terlihat begitu sempurna dimata mereka.

Bagaimana tidak, Dirinya yang seorang dokter bersuamikan seorang perwira yang tampan, gagah serta terkenal baik tidak pernah macam macam.

Tanpa mereka ketahui bahwa kehidupan rumahtangganya begitu dingin dan hambar.

Tapi Widia tidak pernah memperdulikan itu, yang terpenting baginya adalah untuk tetap menjaga kesempurnaannya dimata orang lain.

Maka dari itu, ia lebih baik mengijinkan Anjar menikah lagi secara siri dengan wanita lain untuk memenuhi kebutuhan batinnya, daripada harus melepaskan Anjar dan kehilangan kesempurnaannya.

Dia pikir kewajibannya sebagai seorang istri yang tidak bisa ia penuhi adalah seputar kebutuhan batin suaminya saja, dan dia mengira dalam pemikirannya, bahwa kebutuhan batin itu hanyalah sebatas berhubungan intim dan pelepasan semata, itu bukanlah hal yang penting baginya.

Untuknya, status sebagai istri seorang perwira sudah cukup membuat kehidupannya bahagia.

Tanpa disadari, rumah tangganya bersama Anjar hanyalah ikatan pernikahan tanpa rasa, tanpa cinta dan kasih seperti pada umumnya.

"Yuk kita berangkat." Setelah memakai jam tangannya Anjar segera mengajak Widia untuk berangkat.

"Sebentar Yah, Bunda masangin dulu aksesoris untuk di sanggul." Jawab Widia dengan posisi masih didepan cermin.

"Dari tadi ngapain aja sih kok gak beres beres dandannya." Anjar mulai kesal dengan kelakuan istrinya yang dari tadi hanya mondar mandir didepan cermin saja.

"Sebentar Ayah, kan kalau bunda tampilannya sempurna nanti Ayah juga yang dapat pujian."

Jawab Widia tanpa menoleh pada Anjar.

"Saya atau kamu yang butuh pujian itu..?"

Anjar menimpali dengan senyuman sinis

"Ya udah udah yuk, ujung ujungnya pasti ribut deh,, kebiasaan Ayah tuh...!"

Widia segera menyambar tas diatas meja nakas,, dia berjalan sambil menghentakan kakinya tanda kesal.

Mereka segera berangkat ke tempat acara beserta putri dan kedua orang tua dari kedua belah pihak.

Acara berjalan dengan lancar, di sepanjang acara tak henti hentinya Widia menebar senyum pada setiap orang yang ditemuinya disana. Tergambar jelas raut bahagia diwajahnya.

**

Dua minggu setelah kenaikan pangkat , Anjar telah resmi mengemban tugasnya untuk berdinas di kota Bandung.

Akhirnya setelah sekian lama berkeliling Indonesia dan selalu berjauhan, kini ia bisa kapan saja bertemu dengan keluarganya.

Walaupun rumahnya tidak berada di kota yang sama , tapi jaraknya bisa ditempuh dengan hanya dua jam saja.

Meskipun begitu, Anjar lebih memilih untuk tinggal dirumah dinasnya di kota Bandung daripada harus pulang pergi setiap harinya.

Seperti biasa Widia tidak mempermasalahkan itu, dia tau alasan dari keputusan suaminya.

 Selain untuk menghindari pertengkaran dengannya yang selalu berawal dari masalah yang sama, dia juga sepertinya tidak nyaman jika harus bersama setiap harinya. Entah itu karena kebiasaan atau ketakutannya akan tuntutan Anjar yang selalu dia hindari.

*

*

Siang itu Anjar sedang bertugas diluar kantornya, dia sedang mempersiapkan acara untuk kegiatan KEMENHAN dua minggu yang akan datang di Lembang Bandung.

Ditengah tengah tugasnya, tiba tiba saja ia melihat siluet seseorang yang dia kenal.

Anjar segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling berusaha mencari sosok tersebut.

Tak seberapa jauh dari tempatnya berdiri saat ini, terlihat seorang laki-laki yang sedang berjalan kearah toilet. Setelah menajamkan penglihatannya, ia begitu yakin bahwa orang itu benar benar sosok yang ia kenal. Ia hanya diam dan memperhatikan sampai laki-laki tersebut keluar dari toilet.

"Mas Alwin,, mas.. " Anjar berseru pada orang tersebut yang tak lain adalah Alwin.

Alwin menghentikan langkahnya, menoleh ke sumber suara yang memanggilnya.

"Pak Anjar,, eh kok bisa ketemu disini kita.. ha..ha.. " Alwin merasa excited, tidak menyangka dengan pertemuannya bersama Anjar ditempat itu.

"Iya Mas, saya sedang bertugas kesini.. he.. he.. Apa kabar Mas Alwin..?" Ucap Anjar.

"Baik baik Alhamdulilah pak.."

"Sedang apa Mas disini..? Sendirian saja..?"

Tanya Anjar memancing pertanyaan seraya mengedarkan pandangannya.

"Biasa pak, sedang ada pertemuan dengan rekanan,, saya mendampingi pak Tama dan Bu Ara." Jawab Alwin.

Deg...

Tiba tiba dadanya berdebar kencang, ada perasaan yang tidak bisa di gambarkan didalam hatinya saat mendengar nama seseorang yang selama ini ia rindukan.

"Mari pak saya pertemukan."

Ujar Alwin sambil tersenyum,, sepertinya dia tau apa yang ada dipikiran Anjar.

" Oh.. Sudah selesai gitu pertemuannya..?" Anjar bertanya kembali.

"Sudah dari tadi pak." jawab Alwin seraya berjalan kearah venue tempat pertemuan mereka.

Dari jauh Anjar sudah melihat tiga orang yang sedang duduk di salah satu meja, perasaannya sudah mulai tak karuan.

"Pak, lihat... Saya bertemu seseorang disini."

Alwin berkata pada Tama.

Tama dan Ara yang sedang asyik mengobrol, serta Sisilia yang sedang Asyik dengan Ipadnya menengok hampir bersamaan ke arah Alwin.

"Heyy kep Anjar,, hallo apa kabar kep..?"

Dengan antusias Tama langsung menyapa Anjar dan berjabat tangan.

"Alhamdulillah baik pak." Jawab Anjar

"Sudah bukan kapten lagi pak,, sudah naik pangkat.. hehe." Setengah berbisik Alwin memberitahu Tama.

"Ooh iyaa, saya lupa maaf maaf... sekarang pangkatnya..?” Tanya Tama kemudian.

"Mayor pak... Alhamdulilah."

Jawab Anjar seraya melirik kearah Ara yang tengah menatapnya,, dingin seperti biasa.... Anjar segera mengulurkan Tangannya.

"Apa kabar ?"

"Baik.." Datar Ara menjawab.

"Silahkan duduk Mayor Anjar,, tidak menyangka kita akan bertemu disini... Sepertinya ini memang takdir kita untuk terus saling terhubung,, harus di rayakan ini... ha ha ha." Ujar Tama dengan tertawa.

Anjar tersenyum, dengan senang hati ia menyambut tawaran Tama untuk bergabung di mejanya.

Selama obrolan mereka, Anjar selalu mencuri pandang ke arah Ara yang terlihat cantik mempesona dengan pakaian formal nya.

Baru kali ini Anjar melihat penampilan Ara yang begitu berbeda.

Bila saat di Aceh Ara selalu berpenampilan maskulin karena mungkin menyesuaikan dengan medan,, maka saat ini adalah penampilan feminim Ara yang pertama di mata Anjar.

Rok pas body dibawah lutut dipadukan dengan kemeja tipis yang dilapisi blazer serta kacamata bening yang bertengger di hidungnya yang mancung, ditambah tatanan rambut curly yang digerai,, menjadikan Ara terlihat seperti bisnis women sejati.

"Gimana Raa, setuju yah kita rayain pertemuan kita sama Mayor Anjar ?"

Tanya Tama.

Ara yang semenjak tadi tidak banyak bicara hanya mengangkat bahunya dengan senyuman tipis.

Dalam benaknya, terlintas sesuatu yang menyenangkan.

###

1
Salsabila Arman
lanjut
Gunti Gunarti
lanjut thor..
muhammad affar
ceritanya bagus
Salsabila Arman
lanjut
Lia Amalia
Di up berikutnya saya janji berikan kopi thor
Salsabila Arman
lanjut
Lia Amalia
Alurnya bagus selalu menyambung tidak njelimet. Informasi sekilas di bab sebelumnya ternyata akan menjadi cerita sesudah beberapa bab berikutnya. Adegan kipas kipasnya selalu bikin gerah wkwkwk
Lia Amalia
akhirnya sijalak pusing juga ampe muntah wkwkwk
Salsabila Arman
lanjut
Lia Amalia
untung saja ara memilih pergi
Lia Amalia
berasa jadi once wkwk
gak sadar ikutan nyanyi
Irmha febyollah
perempuan gila si Widia itu
Salsabila Arman
lanjut
Tutiks
lanjut lagi up nya
Lia Amalia
sudah siap pasang kipas setiap audut nih thor, gak lupa camilan juga disiapin.
tetap menyala , gapapa sampai terbakar thor
saya siap saya siap /Tongue//Facepalm//Kiss/
Tutiks
lanjut lagi up nya
Lia Amalia
kapan sahnya thor jangan sampai ketahuan widia
Tutiks
kapan surat cerai nya ....lanjut lagi up nya
Tutiks
lanjut lagi up nya
Lia Amalia
saya suka saya suka cover barunya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!