si anak tengah yang lahir di keluarga kecil perantauan, yang mulai memasuki remaja. Sebuah ikatan darah yang kuat antara seorang ayah dan anak gadisnya. Kisah masa lalu anak tengah terlalu banyak kejutan hingga ia mampu melewati sampai akhir cerita hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon destianawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jackpot Gantara
Klara, fabian, dan kimi mengharu biru karena akan meninggalkan bangku sekolah yang penuh cinta putih abu. Klara berpelukan dengan kimi menangis sendu ingat perjuangannya selama tiga tahun belakangan ini dengan kehidupan sekolah maupun duka yang mendalam di akhir cerita putih abunya.
"Kita hebat kim, akhirnya bisa menyelesaikan apa yang orangtua tekankan dengan mulus tanpa hambat. Selamat!"
"Selamat juga sobat cantikku, bentar lagi kita menuju dewasa semoga jalan kita ke depannya pun mudah yah. aamiin, terimakasih ra sudah berbaik hati menerimaku jadi sahabatmu."
Mendengar ucapan terimakasih kimi membuat klara tambah berpeluk erat rasanya ia berucap syukur pun tidak membayar segala nikmat yang sudah diberi NYA. Fabian bahagia melihat persahabatan mereka sampai di titik ini.
Selepas acara perpisahan, fabian meminta izin untuk pulang lebih dahulu karena ia harus mengurus sesuatu bersama bundanya.
"Tumben banget loh ra fabian ninggalin kamu begini, ada apa sih? biasanya kalian gak lepas jalan berdua apalagi urusan sama bunda bukannya kalian sudah terikat keluarga yah kan sudah calon mertua." bisik kimi yang menatap punggung fabian mulai menjauh
"Ah entahlah kim belakangan ini dia sibuk sekali, biarkanlah kebetulan aku pun ada perlu sendiri. Kamu pulang naik apa kim? oiya kemarin kamu kemana? Rasanya aku melihatmu masuk mobil mewah."
"Kamu salah lihat mungkin ra, (maafkan aku yah ra nanti saatnya aku cerita tapi tidak sekarang. Gumam kimi dalam hatinya)."
"Kalau gitu aku juga pamit yah kim, kutunggu ceritamu yang belakangan ini juga sering berpisah denganku. Aku sahabatmu kim yang masih setia dengar keluh kesahmu." klara mengingatkan kimi sambil berpamitan.
Sesampainya di kedai ternyata ia telat beberapa menit membuat si penunggu sedikit kesal.
"Kamu telat 5 menit, apa tidak bisa menjadi wanita yang ontime?" ketus gantara
"Oke om saya minta maaf, kan kemarin izin ada acara perpisahan sekolah dulu baru ke sini. Suka lupa waktu kalau sudah ketemu kimi."
"Apa om? hey ayolah umur kita hanya beda 8tahunan."
"Mendingan sekarang dipanggil om daripada bapak tua atau monster tua!" ucap klara sambil melihat buku menu
"Ya baiklah anak kecil, kamu suka banget yah sama eskrim? ingat gak baik terlalu banyak makan manis nanti terlalu aktif malamnya. Hmmm.... sepertinya tadi malam pun kamu aktif sekali yah, ternyata jam aktifmu kalau malam lebih menggila dibanding siang."
Klara melotot mendengar ledekan gantara dan langsung membekap mulutnya agar tidak meneruskan ledekan mesumnya.
"Tanganmu wangi sekali, apalagi...Awww!" Klara sengaja menendang kakinya gantara di bawah meja karena mulai tidak kontrol bicaranya.
"Diam makannya, begini gaul sama om om rusak deh."
Yang diledek tertawa mendengar jawaban klara. Setelah eskrim datang ia langsung menyantapnya dengan semangat, gantara yang melihatnya sungguh terpana pasalnya dia yang seharusnya menjadi calon suaminya beberapa tahun lalu bila tidak kabur dari rumah.
"Jadi gimana apa tawaranmu yang menarik untukku ra?" Reflek jari gantara mengusap mulut klara yang belepotan makan eskrim. Klara panik dan malu karena makannya tidak kontrol bila berhadapan dengan kesukaannya.
"ahh terimakasih om. Masalah itu, entah apakah om bakal tertarik atau tidak selain kubayar lunas aku menawarkan untuk pergi denganku satu hari besok karena sudah kusulitkan waktu itu dengan menghalangi jam ngajar om ke kelas."
"hey anak kecil tengoklah ke belakang bukannya itu priamu?" gantara tersenyum melihat jackpot hari ini, tak disangka suatu kebetulan yang membuat klara terbuka matanya. Gantara diam-diam sudah mencari latar belakang hubungan fabian ternyata lamaran mereka diawali kesalahpahaman yang masing-masing tidak ketahui. Hanya orangtua mereka yang paham dengan kondisi tersebut.
