Masa lalu yang telah Ia lupakan kembali hadir dan mengusik kehidupannya. Seolah takdir mempermainkan mereka.
Mira, wanita cantik yang profesi sebagai seorang dokter telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan membahagiakan anaknya seorang diri. Ia mampu melakukan semua itu tanpa adanya sosok Rangga, pria masa lalu yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan tiba-tiba pergi begitu saja. Menghilang bagai buih.
Disaat Mira tengah bahagia dengan kehidupannya, lagi-lagi pria itu tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan mereka sebagai seorang dokter dan pasien.
Akankah Mira berada di sekitaran Rangga sebagai seorang dokter, yang akan menyembuhkannya? Ataukah memutuskan menjadi sosok wanita yang telah dicampakkan, dan membalas rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta dan Benci
Mira melajukan mobilnya menuju ke rumah di mana selama ini ditempatinya bersama dengan Shaka, saat melewati sebuah taman yang menuju ke arah rumahnya ia pun menepikan mobilnya di sana dan melihat Shaka dan juga Rangga sedang bermain di sana.
Terlihat Rangga menggendong Shaka, mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara dan terlihat anaknya itu tertawa lepas dengan sangat gembira. Mira juga melihat mereka bermain bola bersama, semua pemandangan itu membuat rasa benci, kesal, dendam pada Rangga yang selama ini dipendamnya seolah menguap berganti dengan rasa cinta yang perlahan mulai kembali tumbuh di hatinya.
"Mengapa kamu harus hadir dalam hidupku dan mengacaukan semuanya lagi di saat semua sudah baik-baik saja," gumam Mira, kata-kata Natali tadi sungguh sangat membuatnya dilema, ia sangat tahu bagaimana rasanya tersakiti oleh pria yang kita cintai, ia juga pernah merasakan hal yang sama.
Mira sudah memaafkan apapun kesalahan Rangga di masa lalu. Namun, ia tak bisa mengabulkan permintaan Rangga untuk kembali bersama dan membesarkan anak-anak mereka, mengabulkan hal itu sama saja semakin membuat hati Natali semakin hancur. Mira sangatlah tahu bagaimana rasanya ditinggalkan saat kita sangat mencintai seseorang.
Lama Mira duduk menatap mereka dari dalam mobilnya hingga ia melihat Rangga melambaikan tangan padanya begitupun dengan Shaka, kemudian kedua pria beda usia itu berjalan ke arahnya. Mira hanya memberikan senyuman pada mereka sebagai balasan lambaian tangan keduanya, terlihat keduanya berlomba lari menuju ke arahnya, terlihat Rangga berusaha untuk berlomba dengan sang putra agar sampai ke arahnya dan ia berpura-pura kalah..
Mira pun turun dan menghampiri mereka, merentangkan tangan dan langsung memeluk sang putra yang bersorak kegirangan karena mengalahkan Rangga berlari menghampirinya.
"Yeyy, Shaka menang, Ayah kalah," seruh anak itu.
"Apa Shaka senang bermain dengan ayah?" tanya Mira mengecup kening sang putra, membuat Shaka pun mengangguk, anak itu pun mulai berceloteh permainan apa saja yang mereka mainkan bersama.
"Mira, kita ke sana, yuk! Di sana ada penjual es krim kita makan es krim dulu sebelum pulang, aku sudah janji pada Shaka," ucap Rangga membuat Mira pun mengangguk dan memberikan Shaka pada gendongan Rangga dan keduanya pun berjalan menuju ke tempat es krim yang dikatakan oleh Rangga.
Mira pun memilih untuk duduk di bangku taman, sementara Rangga dan juga Shaka sudah menghampiri tukang es krim yang tak jauh dari sana. Mereka memesanan 3 cup es krim, satu untuk Shaka, satu untuk Mira dan tentu saja satu untuk Rangga.
Rangga sengaja memesan tiga buah es krim dengan rasa yang berbeda-beda, kini mereka pun duduk bersama dengan es krim di tangan mereka masing-masing.
"Coba ini, rasanya sangat enak," ucap Rangga menyendokan es krim rasa vanila miliknya dan menyuapi Shaka, Shaka pun dengan senang hati menerima suapan dari sang ayah.
"Bagaimana rasanya?" tanya Rangga membuat Shaka pun mengangguk dan mengajukan jempolnya.
"Mira, cobalah ini, kata Shaka rasanya enak," ucap Rangga juga menyodorkan sesendok es krim ke depan mulut Mira, Mira tak mau memakan es krim itu. Namun, saat melihat putranya yang juga melihat ke arah mereka, ia pun menerima es krim yang diberikan oleh Rangga.
"Ibu, boleh aku mencoba punya Ibu?" ucap Shaka saat melihat es krim strawberry milik ibunya.
"Tentu saja, ini juga rasanya sangat enak," ucap Mira menyendokan es krim itu pada Shaka.
"Enak kan?" ucap Mira membuat anaknya itu pun mengangguk.
"Ibu, berikan pada ayah juga," ucap Shaka membuat Mira mau tak mau pun kembali mengambil sesendok es krim dan memberikannya kepada Rangga.
"Iya, rasanya sangat enak dan manis, semanis senyum ibumu," ucap Rangga membuat Mira hanya tersenyum dan senyuman itu diberikannya hanya karena ada Shaka di antara mereka. Ia masih memikirkan kata-kata Natali, benarkah pria yang kini bersamanya begitu bejat sehingga tega meninggalkannya setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Apakah Natali juga hanya dijadikan bahan taruhan seperti dirinya waktu itu.
"Ibu, cobalah ini," ucap Shaka menyodorkan es krim rasa coklat miliknya pada ibunya kemudian bergantian menyodorkan sesendok es krim lagi pada sang ayah.
Natali melihat mereka dari kejauhan dengan luka di hatinya.
Saat meninggalkan cafe tadi Natali tak langsung pergi, ia menunggu Mira keluar dari cafe tersebut kemudian mengikutinya dan disinilah dia berada, di dalam sebuah mobil sambil mencengkram erat setir mobilnya, ia bisa melihat dari kejauhan bagaimana mereka terlihat bahagia.
"Ini tidak adil! Aku tak ingin hanya sendirian yang merasakan kesedihan ini, jika kamu tak mau kembali padaku, kamu juga tak boleh bahagia, kalian juga tak boleh bahagia, ini tidak adil!" ucap Natali sembari mengusap air matanya yang jatuh menetes, rasanya hatinya benar-benar perih melihat mereka tertawa lepas sambil memakan es krim, ketiganya tertawa bahagia di atas air matanya.
cerita nya baguz