NovelToon NovelToon
Dendam Gadis Teraniaya

Dendam Gadis Teraniaya

Status: tamat
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Pa'tam

Apa salah dirinya? Dia sendiri pun tidak tau. Tetapi dia dibully dan dianiaya hampir setiap hari. Itulah yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Mentari.
Dia melapor kepada kepala sekolah, tapi hanya makian dan penganiayaan yang ia dapatkan. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dalam keputusasaan ia mencoba membunuh diri. Tapi ia urungkan, karena itu percuma saja. Kemudian ia bertekad untuk membalas semua yang mereka lakukan kepadanya.
"Aku akan kembali untuk membalas kalian satu persatu, aku bersumpah akan kubuat kalian menderita," gumam Mentari.
Bagaimanakah cara Mentari membalaskan dendamnya? Penasaran? Ikuti yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak terbukti.

.

.

.

Revalina menangis, menyesali dirinya karena tidak menolak saat diajak bertemu oleh Mentari.

"S*alan, lu Mentari. Gara-gara lu, kaki gue lumpuh," ucap Revalina dengan marah.

"Sayang, bagaimana keadaanmu?" tanya Mama nya Revalina.

"Reva lumpuh, Ma," jawab Revalina sambil menangis.

"Siapa yang membuat kamu seperti ini, Nak?" tanya Mama nya Revalina.

"Mentari, Ma," jawab Revalina.

Orang tua Revalina pun marah dan melaporkan kasus ini kepada polisi.

Mentari yang sudah tiba dirumah nya pun harus ikut ke kantor polisi. Tidak ada penolakan sama sekali. Ferdinan yang mendapatkan kabar dari Aminah pun segera bergegas ke kantor polisi.

Mentari diintrogasi polisi dengan berbagai pertanyaan. Mentari pun mengakui kalau ia bertemu Revalina sebagai teman lama. Tapi Mentari menyangkal bahwa ia yang membuat Revalina lumpuh.

Hingga rekaman cctv pun dihadirkan sebagai bukti, serta pemeriksaan dokter juga dijadikan bukti.

Polisi menonton rekaman cctv di cafe tersebut, tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Terlihat Revalina masih berjalan santai ke arah toilet. Sedangkan Mentari sudah pergi ketika itu.

Serta laporan dari dokter bahwa Revalina tidak mengalami apa-apa pada kakinya.

Sehingga Mentari pun menuntut balik atas kasus pencemaran nama baik.

"Dulu saya adalah korban bullying di sekolah. Hampir setiap hari saya dibully, Pak," kata Mentari.

"Tapi saya tidak berani melawan, sampai sekarang pun saya tidak berani melawan. Saya tidak menyangka ternyata dia masih ingin membully saya," ucap Mentari lagi.

Bukti pembullyan yang dilakukan oleh Revalina terhadap Mentari pun bermunculan. polisi mendapat semua itu dari orang misterius.

"Semua bukti ada disini, saya mendapatkan bukti ini dari orang yang tidak dikenal," ucap komandan polisi sambil memperlihatkan bukti tersebut kepada orang tua Revalina.

Mentari tersenyum tipis, saking tipisnya sehingga tidak ada yang menyadari. Hanya Ferdinan yang menyadari semua itu.

"Jadi bagaimana, Pak?" tanya Ferdinan.

"Karena semua tuduhan pada Mentari tidak terbukti, jadi pihak kami membebaskan Mentari. Dan kami akan memproses secara hukum atas tindakan Revalina," ucap komandan polisi.

Revalina yang memakai kursi roda pun berontak, ia marah-marah dan tidak sadarkan ia pun berdiri dari kursi rodanya.

Hal itu semakin memperkuat kalau dirinya sudah berbohong. Semua mata tertuju kepadanya yang bisa meloncat dan berjalan.

Akhirnya Revalina dimasukkan kedalam penjara, atas pencemaran nama baik dan kasus pembullyan.

"Kalau begitu saya permisi Pak," ucap Mentari.

"Kami mohon maaf atas kejadian ini," ucap komandan polisi.

"Tidak apa-apa, Pak. Itu sudah menjadi tugas bapak sebagai penegak hukum," jawab Mentari.

Akhirnya Mentari yang didampingi Ferdinan pun keluar dari kantor polisi. Sementara orang tua Revalina masih syok atas kelakuan putrinya. Putri yang selama ini ia manja dan bangga-banggakan ternyata seperti itu kelakuannya.

"Mengapa kamu tersenyum?" tanya Ferdinan saat mereka sudah berada didalam mobil.

"Gak ada, aku cuma senang karena aku tidak bersalah," jawab Mentari.

"Oya, darimana kamu tau aku dibawa ke kantor polisi?" tanya Mentari.

"Bu Aminah yang memberitahu," jawab Ferdinan.

"Memang kamu tidak sibuk?" tanya Mentari.

"Gak, kebetulan pekerjaanku tidak banyak," jawab Ferdinan.

"Kalau begitu, antar aku pulang kerumah. Aku tidak ingin membuat mereka khawatir," ucap Mentari.

Ferdinan pun membawa Mentari pulang. Dan benar saja, para pekerja dan Bu Aminah begitu gelisah. Mereka sangat mengkhawatirkan Mentari saat dibawa oleh polisi. Mobil Ferdinan pun tiba dirumah Mentari. Ferdinan keluar terlebih dahulu, dan membukakan pintu mobil untuk Mentari.

Mereka semua bernafas lega saat melihat Mentari datang.

"Kamu gak apa-apa kan, Nak?" tanya Bu Aminah.

"Gak apa-apa kok Bu, aku tidak bersalah kok," jawab Mentari.

"Syukurlah kalau begitu, ibu sudah cemas. Karena panik ibu sampai minta bantuan Ferdinan," ucap Bu Aminah.

"Iya Nona, kami tahu kalau Nona tidak bersalah," ucap Resti.

Mereka semua saling berpelukan. Seperti bukan bos dengan bawahan, mereka seperti teman.

"Aku harus kembali ke kantor, ada rapat penting dengan klien siang ini," ucap Ferdinan.

"Hmmm," jawab Mentari.

"Apa kamu mau ikut?" tanya Ferdinan akhirnya. Karena ia masih ingin bersama Mentari.

"Apa boleh?" tanya Mentari.

"Boleh, tapi aku harus membawamu ke perusahaan," jawab Ferdinan.

"Untuk?" tanya Mentari.

"Untuk kamu mempresentasikan proyek itu nanti," jawab Ferdinan.

"Aku gak yakin aku bisa," kata Mentari.

"Kita akan coba nanti," ucap Ferdinan.

Akhirnya Mentari pun mengiyakan ajakan Ferdinan. Mentari termasuk orang yang jenius, tentu saja ia bisa.

Setelah berpamitan kepada Bu Aminah, keduanya pun pergi ke perusahaan milik Ferdinan.

Waktu rapat tinggal dua jam lagi, Mentari pun membaca dokumen tersebut. Karena ia yang akan mempresentasikannya nanti.

Kini mereka pergi kesebuah perusahaan ternama. Kalau Mentari bisa, maka kemungkinan besar mereka yang menang tender tersebut.

Ferdinan, Jerry dan Mentari berjalan beriringan menuju menuju lift di perusahaan tersebut. Mereka pun disambut baik oleh asisten pribadi di perusahaan itu.

Mereka masuk ke ruang pertemuan, dimana para pengusaha berkumpul disana. Termasuk Satrio Kuncoro.

"Selamat datang Tuan Ferdinan," ucap Liem Khe.

Liem Khe adalah pemilik perusahaan Khe group. Seorang pengusaha sukses nomor satu di negara ini. Berketurunan Tiongkok.

"Terima kasih Tuan Liem," jawab Ferdinan.

Kemudian Mentari berbicara dalam bahasa Mandarin kepada Liem Khe. Liem Khe tampak begitu senang.

Kemudian mereka semua dipersilahkan untuk duduk. Beberapa perusahaan sudah melakukan presentasi nya. Namum belum ada satupun yang bisa memuaskan hati Tuan Liem.

Sampai sekretaris Satrio Kuncoro yang melakukan presentasi, juga tidak membuat Tuan Liem merasa puas. Kini giliran Mentari yang melakukan presentasi. Tuan Liem langsung menerima usulan tersebut. Dan hasilnya sangat memuaskan bagi Tuan Liem.

"Terima kasih Tuan Liem, karena mempercayakan perusahaan kami untuk mengelolanya," ucap Ferdinan.

"Aku akan membantumu," bisik Mentari.

Satrio begitu marah, karena lagi-lagi ia kalah saing dari Ferdinan yang jauh lebih muda darinya.

"B*d*bah," umpat Satrio saat ia sudah berada didalam mobil.

Asisten pribadinya dan sekretaris hanya terdiam. Mereka tidak berani bersuara.

"Aku harus secepatnya menyingkirkan anak itu," batin Satrio.

Kemudian asisten pribadinya pun menjalankan mobilnya dan keluar dari perusahaan tersebut.

Sementara Ferdinan sedang berbincang dengan Tuan Liem tentang proyek itu nantinya.

"Aku harap semua berjalan lancar. Karena ini proyek besar yang bernilai triliunan," ucap Tuan Liem.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Tuan," kata Ferdinan.

"Dia ...?" tanya Tuan Liem.

"Calon istriku," jawab Ferdinan.

"Wah, pintar sekali Tuan Ferdinan memilih calon istri, cantik dan bijak. sayangnya putraku masih kecil, baru 15 tahun," kata Tuan Liem.

"Apakah dia sekretaris mu, Tuan Ferdinan?" tanya Tuan Liem lagi.

"Bukan, tapi dia sering membantu saya dalam urusan pekerjaan," jawab Ferdinan.

"Benar-benar beruntung anda Tuan," kata Tuan Liem.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Saya akan telepon istri dan anak saya untuk datang ke restoran xxxx," tanya Tuan Liem.

"Maaf Tuan, untuk saat ini tidak bisa, soalnya saya masih banyak urusan di perusahaan," jawab Ferdinan sopan.

"Lain kali, kita buat janji dulu, bagaimana?" tanya Mentari menimpali.

"Boleh juga," jawab Tuan Liem.

.

.

.

1
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sri Wahyuningsih
Kecewa
Sri Wahyuningsih
Buruk
Erna Misni
ceritane lama" gak menarik.coba dech si Ferdian itu di bikin yg wajar" aja bukan nya bentar" nyosor jijik lama"
Erna Misni
Ferdian terlalu ganjen .males baca mesti aku lewati
Erlinda
aneh aja di mentari padahal dia sudah tau KLO badar yg membunuh kakek nenek dan kedua orang tua nya tapi kok ga membunuh lansung si badar..malah menyerahkan kepolisi ..ini pintar apa goblok...
Erlinda
mentari terlalu bermain main disini jadi orang yg ga bersalah ikutan kena imbas nya .jujur Thor ceritamu terlalu datar..ga ada tantangan ..
Pa'tam: Iya, pengen belajar darimu tapi gak punya kontak.
total 1 replies
Erlinda
kok si Ferdinan lebay banget ya..
Nurya Ningsih
bagus alur ceritanya 👍👍
Risna Akbar
saya suka karakter mentari yang kejam
Nurya Ningsih
ada ya play' boy cap gayung...baru dengar dech...🤣🤣
Nurya Ningsih
ternehek mehek Ferdinand nya 😅
Nurya Ningsih
bully mmg ada di dunia nyata g hanya di novel 👎
Darmi Mamie
q suka kisah wanita2 yg kuat dan tegas
Ani Maryani
keren Thor manusia itu jangan serakah ingin merusak perusahaan dengan cara licik
Ani Maryani
lanjut Thor seru
Ani Maryani
dasar wanita gak tau malu demi obsesi sampai segalacara untuk melenyapkan seorang gadis yg tak berdosa semoga kau dapat karma siska
Shi Leseora
koid tuh anak kalau tidak makan minum selama seminggu,😅😅
dewi kepakisan
Luar biasa
Asma Khaidir
Lanjutkan menarik dan senang sakali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!