NovelToon NovelToon
Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:743.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: aisyah az

Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.

Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.

"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."

Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.

Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.

Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.

Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan Menikah

"Na, yakin kamu cuma makan itu aja?"

Di kantin kantor Naina dan Mayra menghabiskan makan siangnya. Namun ada yang berbeda dengan makan siang Naina kali ini. Dia tidak membeli bakso mang Udin favoritnya. Justru membawa bekal dari rumah. Salad with peanuts sauce, yang sering dikenal dengan nama pecel.

"Yakinlah, kenapa gak?" Jawab Naina sambil memasukkan daun bayam ke dalam mulutnya.

Tekad Naina sudah bulat, bahkan ia konsultasi dengan ahli gizi untuk membantu dietnya. Karena belum terbiasa Naina masih mengikut sertakan sambalnya. Lain hari Naina bertekad hanya memakan sayur, karbohidrat dan protein dengan seimbang sesuai saran dokter gizi.

Setelah selesai dengan makan siang dengan pecelnya, camilan Naina hanya satu butir jeruk.

"Semalam kak Ivan nelpon." Naina curhat di sela mengupas jeruknya.

"Ngapain lagi?" Mayra geram juga penasaran.

"Kak Ivan memintaku mengisi kekosongan desain grafis di kantornya."

"Kamu mau?"

Naina menggeleng, lalu memasukan buah jeruk yang telah dikupasnya dalam mulut.

"Betul, Na. Jangan mau. Seenaknya saja mainin perasaan orang, setelah berkhianat minta kamu biar deket sama dia lagi tuh maksudnya apa?"

"Entahlah." Naina mengangkat bahunya.

"Sempat berpikir buat ngikutin alurnya kak Ivan, sih. Tapi aku sakit hati dengan ucapan kak Ivan nyuruh supaya terlihat tidak saling mengenal. Juga bayi kak Karina dan kak Dewa."

Naina nampak sedih. Kesedihan itu juga tersampaikan pada sahabatnya yang dengan tulus menggenggam tangan Naina untuk menguatkannya.

"Kalau kamu sedih bilang aja sedih, Na. Kalau pingin nangis, nangis aja. Air mata bukan tanda kamu lemah, kok, Na. Kamu hanya sedang mengekpresikan sedihmu."

"Tempatnya tidak tepat, Ra. Kita di kantin kantor," ujar Naina menyeret kesadaran Mayra yang mulai mengembun pada kelopak mata.

"Aku lupa," ucapnya cengengesan.

"Pulang kantor nge-mall, yuk. Aku membuang semua barang-barang yang mengingatkan pada kak Ivan. Termasuk semua bajuku."

"Jinja?" Reaksi Mayra si gadis pecinta drama koreyah dengan membulatkan mata. "Wah, daebak!"

Sesuai kesepakatan, dua gadis itu langsung berlari keluar ketika jam waktu pulang usai. Bergegas memacu kendaraan masing-masing dengan semangat tinggi untuk berbelanja.

Melupakan Arga yang tengah berdiri sendirian di parkiran. Salah siapa Arga tidak mengutarakan niatnya untuk nebeng lagi pada Naina.

Naina dan Mayra menjelajahi setiap counter dan butik yang ada di mall terbesar di kotanya. Membeli apa saja yang mereka lihat dan inginkan. Hingga kedua tangan dipenuhi dengan paperbag.

"Na, bukannya itu calon mertua gagalmu?" tagur Mayra.

Naina yang sebelumnya fokus memilih tas yang akan dia beli, ikut mengalihkan pandangan pada seseorang. Wanita paruh baya yang sangat Naina kenal bersama perempuan yang Ivan gandeng tangannya waktu menyebrang jalan.

Dengan langkah ringan Naina menghampiri kedua sosok tersebut diikuti Mayra.

"Mama!" panggilnya. Wanita yang dipanggil menoleh dengan ekpresi terkejut.

"Naina, kamu di sini?"

"Iya, Ma." Naina kemudian mengambil tangan sang wanita mencium punggung tangannya dengan khidmat dan diikuti juga oleh Mayra.

Tidak ada dendam atau sakit hati pada ibu yang telah melahirkan Ivan. Bagi Naina masalahnya hanya dengan sang putra. Sama sekali tidak mempengaruhi rasa hormat Naina pada perempuan di depannya.

"Naina, kenalkan, dia ...." Bu Santi menggantung kalimatnya. Dia nampak sedih mengenalkan wanita muda yang datang bersamanya.

"Aku Rere. Calon istri mas Ivan." Rere menggantung tangannya menunggu sambutan dari Naina.

Keputusan Ivan meninggalkannya dengan tiba-tiba masih begitu menyakitkan bagi Naina. Terlebih dia bertemu wanita yang mengenalkan dirinya sebagai calon istri dari lelaki yang akan menikahinya dulu. Semuanya tak bisa Naina terima dengan lapang dada.

"Mama ngapain di sini? Kak Ivan tidak ikut?" tanya Naina senagaja mengalihkan perkenalan dari Rere. Sehingga Rere menarik tangannya kembali.

"Aku dan mama sedang mencari souvernir untuk pernikahanku dengan mas Ivan sebentar lagi," jawab Rere mewakili ibu mertuanya. Dengan manja Rere menggamit lengan perempuan paruh baya yang nampak sedih melihat Naina.

"Souvernir? Kamu dan Kak Ivan---"

"Aku dan mas Ivan akan menikah satu bulan pagi." Potong Rere dengan senyum mengejek.

Naina terkejut mendengar pengakuan Rere. Namun ia berusaha tidak menampakkan hal itu di depan wanita yang sangat cantik ini. Tidak dengan sang ibu, wanita itu mendekati Naina dan merengkuhnya dalam pelukan.

"Maafkan Ivan, ya, Na. Ivan terpaksa membatalkan pernikahannya denganmu karena harus bertanggung jawab pada Rere yang sedang hamil," bisik bu Santi di telinga Naina.

Naina mengepalkan kedua tangannya. Menahan diri agar tidak emosi di depan wanita yang begitu mendukungnya dulu, hingga terjadilah lamaran Ivan untuknya.

"Sudah Naina maafkan, Ma. Mungkin Naina dan kak Ivan memang tidak berjodoh," ucap Naina sambil mengurai pelukan.

Naina tak sanggup lebih lama berada di dekat wanita yang merebut calon suaminya. Ia berpamitan pada bu Santi, dan tujuan berikutnya adalah toilet. Naina ingin menumpahkan kekecewaannya di ruangan kecil itu.

BERSAMBUNG....

1
Gunawan wan
Luar biasa
Gunawan wan
Lumayan
Ana N
Sarapan apa mkn malam thor
Ana N
Superrr sekali kak Author. Sy setuju sekali. 💪 semangat kak
Firman Firman
sekali jalng ya jalng Rere cinta krna harta nya Ivan😄🤭
Firman Firman
ha ha Ivan Ivan kmu lepasin permata hati demi batu kerikil jalann😄🤭
Firman Firman
cinta itu datang secara tiba tiba😄🤭tanpa permisi dan bicara
Firman Firman
ha ha siapa dia🤗
Firman Firman
oh may good 😱
Firman Firman
semoga saja kalian bisa bersama 💞👍
Firman Firman
lepas dari batu kerikil dapet berlian🤗
Firman Firman
terus semngat naina💪
Firman Firman
lnjut semngat naina
Firman Firman
lnjut,, 👍
Firman Firman
pak arga harus bisa memahami perasaan naina pak
Firman Firman
semngat naina 💪
Firman Firman
sabar naina prjlnnmu masih panjang jngn. kmu bersedih hanya gara gara laki bodoh macam Ivan itu😡
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
dasar kadal buntung 😄🤭
Firman Firman
trusss lannjuuuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!