NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Terbuang

Pesona Wanita Terbuang

Status: tamat
Genre:Anak Genius / Tamat
Popularitas:4M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi kim

Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.

Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.


selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.

Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.

Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

4

"Bibi sekarang kita harus bagaimana?" tanya Kayra, saat ini dia sedang berada di kediaman Alan dan chatrine dia merasa tidak tenang, banyak sekali yang dia pikirkan dari mulai, joseph yang mengajaknya memeriksakan kandungan di rumah sakit lain, sampai tentang jena dan Haura.

Walaupun kemarin dia sempat  menyuruh Joseph untuk berpura-pura meminta maaf pada Jena, tapi setelah di pikir ulang, Kayra malah takut Joseph terpincut pada Haura karena tentu saja mereka memiliki ikatan batin dan hubungan darah.

Chatrine tampak terdiam. jujur saat ini emosinya juga memuncak karena mengetahui bahwa teryata Jena sudah berada di keluarga Zico dan Helmia, tentu saja dia tau kelurga Zico bukan keluarga sembarangan.

Pada intinya, obsesi Chatrine  tetap sama, dia ingin memisahkan Jena dan anaknya agar Jena merasakan bagaimana pedihnya kehilangan anak.

''Bibi!" panggil Kayra ketika Chatrine terus diam saja, padahal dia sedang panik setengah mati.

"Diam, Kayra!'' bentak Chatrine, dia sungguh pusing dengan yang terjadi dan ketika Kayra terus merengek tentu saja Chatrine kesal.

"Bibi kenapa, bibi membentakku!" omel Kayra, membuat Chatrine menghela nafas, dia tidak akan bisa berpikir jernih jika Kayra ada di sampingnya,.

''Begini saja, bilang pada suamimu jika kau   mengidam ingin di periksa di dokter yang kau tuju, dan pasti suamimu  akan percaya. Dan sekarang cepat pergi bibi harus  memikirkaan bagaimana caranya untuk memisahkan Jena dan anaknya," jawab Chatrine, dia berusaha sabar ketika menjelaskan pada Kayra.

***

"Ja-jadi, itu anakku, dok?'" tanya Joseph dia melihat layar monitor dengan mata yang berkaca-kaca. Dia malah percaya pada monitor yang hanya menampilkan tayangan usg, bukan USG Kayra.

"Hmm, Tuan, itu anak anda," jawab dokter dan dengan bodohnya Joseph tertipu, padahal itu hanya sebuah tayangan saja.

Pada akhirnya Kayra berhasil membujuk Joseph untuk mendatangi rumah sakit dan dokter yang telah dia bayar, hingga sekarang posisinya aman, dan sedari tadi dia menahan tawa karena Joseph percaya dengan  layar tersebut.

Akhirnya setelah pemeriksaan palsu itu selesai, Joseph dan Kayra pun keluar dari ruangan dokter.

"Sayang, apa kau mengidam sesuatu?" tanya  Joseph, Kayra mengembangkan senyumnya sungguh dia benar-benar merasa terharu karena sekarang dia merasakan sikap Joseph sudah berubah sama seperti dulu lagi, bahkan dia merasa Joseph  dua kali lebih mempeehatikannya.

"Baby, temani aku berbelanja saja,'' jawab Kayra.

”Hmm, ayo, aku akan mengantarmu pergi berbelanja, sebelum aku pergi ke Hungaria," balas Joseph.

***

Satu Seminggu kemudian

Setelah cukup lama terdiam di depan pintu rumah Jena, akhirnya Joseph memberikan diri untuk memencet bel, rasanya dia begitu malas harus berpura-pura, tapi ini semua demi maaf keluarganya.

Daan tak lama terdengar suara derap langkah, hingga akhirnya pintu terbuka dan ternyata yang membuka pintu adalah Jena.

Tubuh Jena diam mematung ketika dia melihat siapa yang ada di depannya, nafasnya mendadak tersekat ketika melihat lelaki yang paling dia benci ada di depannya, begitupun dengan Joseph yang melihat Jena dengan tatapan  malas. Namun, dengan cepat Joseph menormalkan ekspresinya.

Tapi, sayanya terlambat, karena Jenaa sudah melihat dan menyadari raut wajah Joseph.

"Hallo, Jena. Lama tidak bertemu,"  sapa Joseph dengan tanpa tau malunya, membuat jena tersadar.

''Mau apa kau kemari?" sepertinya emosi Jena sudah tidak bia di bendung, hingga Jena sedikit meninggikan suaranya.

''Jena ada ap ---'' Tiba-tiba Gueen menghentikan ucapannya ketika melihat siapa yang datang dan secara refeleks dia menarik tangan Jena ke belakang.

"Biar aku yang menghadapinya, Jena,'' ucap Guen membuat Joseph mengusap wajah kasar, karena dia tau tak akan menang jika berhadapan dengan adiknya.

"Mau apa kau kemari?" tanya Gueen lagi ia berbicara dengan ketus karena dia benar-benar masih marah pada kakanya.

''Gueen, kakak ingin berbicara dan melihat anak kaka," jawab Joseph.

Mendengar itu seketika Gueeen tertawa. "Anak yang mana?" sinis Gueen.

"Gueen, tolonglah.'' Joseph berbicara dngan nada pasrah seolah dia menyesal.

Gueen berdecak "Pergi sanah!" teriak Gueen, kami tidak akan tertipu dengan wajahmu, kami aku sudah  bisa menebak akal bulusmu!" hardiknya lagi.

"Gueen, kau pikir kakak seperti itu?" tanya joseph yang berushaha untuk meyakinkan Gueen.

''Hmm, kau memang seperti itu, kau memang lelaki baik, bertanggung jawab dan sempurna, tapi itu dulu sebelum kau menikah dengan rubah siaalan itu. Sekarang kau sudah menjadi rubah seperti dia, jadi kau harus jauh-jauh dari sini, pergi sana!" Gueen berbicara dengan berapi-api dan setelah mengatakan itu, Gueen langsung menutup pintu dan membantingnya di depan Joseph.

Setelah masuk, Gueen langsung mencari keberadaan Jena, dia tau sekarang pasti Jena sedang merasa terpukul karena melihat Joseph.

"Jena kau di dalam?" tanya Gueen, ketika pintu kamar mandi tertutup, dan Gueen yakin Jena sedang menangis di dalam.

Jena menghapus air matanya ketika mendengar suara Gueen, dengan cepat dia  pun bangkit dari toilet duduk, kemudian dia langsung keluar dari kamar mandi.

"Gu-Gueen!" panggil Jena dengan terbata, hingga Gueen langsung maju kemudian memeluk Jena.

''Tidak apa-apa, Jena. Jangan perdulikan dia.''

***

ZIco yang baru turun dari mobil mengerutkan keningnya  ketika melihat Joseph duduk  di kursi yang ada di  halaman. Rupanya dia baru saja sampai di rumah, setelah menjenguk Soraya di rumah sakit dan sekarang dia pulang bersama Haura. 

karena tadi, selain menjenguk Soraya, Zico juga  menemani Haura terapi, dan dia tidak menyangka ternyata Joseph akan menyusul kemari dan sekarang yang dia bingung adalah dia datang bersama Haura, jujur sebagai seorang lelaki dan sebagai seorang ayah, Zico tidak mau cucunya dengat dengan Joseph.

Dan tak lama, lamunan Zico  buyar ketika Haura membuka pintu, rupanya gadis kecil itu turun sendiri dari mobil, kemudian berjalan masuk tanpa menunggu Zico,  hingga Zico  tersadar, dan dia langsung mengikuti langkah cucunya.

Saat akan Masuk ke dalam rumah, Haura menghentikan langkahnya di depan Joseph,  begitupun dengan Joseph yang menatap Haura.  Dengan cepat, Joseph bangkit dia harus memulai aktingnya sekarang.

“Hallo!" Panggil Joseph,  dia menekuk kakinya menyetarakan diri dengan putrinya.

Haura tidak menjawab. Dia malah menatap asing pada Joseph, dan tanpa diduga Gadis itu langsung masuk ke dalam meninggalkan Joseph seorang diri yang kebingungan Kenapa putrinya tidak merespon.

“Kenapa kau di sini?" Tanya Zico.

“Aku ingin meminta maaf dan ingin menemui putriku," jawab  Joseph, raut wajahnya tampak meyakinkan.

“Pulanglah, tidak ada gunanya kau kemari,  semua tidak akan terpengaruh lagi dengan apapun yang kau lakukan,"  ucap Zico,  sepertinya kekecewaan Zico pada Joseph benar-benar sudah luar biasa.

Mungkin jika Helmia melampiaskannya dengan mengoceh, berbeda dengan Zico  yang  bersikap dingin.

”Ta-tapi, Dad.”

"Joseph pergilah, Sebelum Daddy  kehilangan kesabaran,"  ucap Zico dan pada akhirnya, Zico aku pun langsung masuk ke dalam meninggalkan Joseph.

 

1
Ika Prasetya
sesayang" nya ayah sabung masih besar rasa sayang ayah kandung meski ayah kandung pernah melakukan kesalahan.
bukankah semua manusia pernah melakukan kesalahan dan mereka berhak mendapat kesempatan ke dua jika mereka benar" sudah bertobat
biasanya manusia yg pernah melakukan kesalahan besar dan sudah bertobat itu nantinya malah bisa menjadi manusia yg lebih baik nantinya dari pada manusia yg baik pada awalnya
Giantini
rasakan tu Jena bener wanita bodoh dikasih hati minta jantung
Giantini
kasihan sekali kau jena hidup mu GK pernah tenang dan damai
Giantini
syukuri n lho Joseph itu lh kelakuan yang stri tercinta mu..karma sedang berjalan
Giantini
aneh orang "jahat GK ada satupun yg kena karma sebaliknya kesulitan selalu menghampiri jane
Giantini
karma bagi Josep dan Kiara GK bakal punya anak...bikin Jane jdi wanita kuat,tegas .
Giantini
Jane bodoh dasar oon
ayli
tapi Joseph dan jena nggak pernah bersama
ayli
banyak typo nya yaa kak
ayli
kenapa jame masih pakei kartu kredit joseph
Rifda Hanifah
keren gueen & daddy zicco
Ica Oca
gereget bnget aku jg ingin mnghjar
shay chenel sekolah
law q g milih tim manapun tapi dari bab sebelumnya sepertinya akan josep yg menang
Fisee
Alhamdulillah 🤲🤲🤲
Fisee
cuiiiiiiiihhhh semoga
mandull dan kenak kangker rahim🤲🤲🤲🤲🤲
HelenLife Sihombing
😭😭😭😭😭
Rahayu Irmayanti
puas habis jahat
Rahayu Irmayanti
wanita licik lama lama juga ketahuan
Rahayu Irmayanti
yah baru kerja ada ada aja
Rahayu Irmayanti
perempuan licik tar juga kebuka belangnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!