Transmigrasi Ke Tubuh Pelacur

"Jadi begitulah awal kalian tertukar" ucap ayah mereka setelah selesai bercerita

"Siapa pelaku di balik ini semua?" Tanya Naya penasaran

"Daddy juga tidak tau tapi Daddy akan berusaha mencari pelaku nya" yakin nya

"Bisa kah kalian semua keluar? Aku dan kakak butuh istirahat tolong tinggalkan kami" ucap Selena dingin

Selena jika berbicara dengan Naya akan sangat lembut serta ceria berbanding terbalik ketika dia berbicara kepada kedua orang tuanya kesannya akan sangat dingin dan jutek. Naya menyadari Selena tak terlalu menyukai kedua orangtuanya akibat perlakuan mereka dulu sehingga Naya paham perasaan kembarannya tersebut

"Benar kami sudah lelah, kita lanjut besok saja ya" ucap Naya

Mereka semua mengangguk dan pergi keluar kamar menyisakan Naya dan Selena saja di kamar itu. Kini Selena menatap Naya dan tampak ragu ingin mengatakan sesuatu namun Naya menggenggam tangannya untuk meyakinkan Selena bahwasanya Naya akan mendengarkan nya dengan baik

"Aku tau siapa di balik ini semua kak" ucap Selena gugup

"Siapa pelakunya? Dan bagaimana kau bisa tau?" Heran Naya

"Mungkin kau hanya mengetahui ku tiga puluh persen tetapi sisa nya kau belum melihat aku yang sebenarnya, aku bisa tau apapun dengan informasi yang aku cari"

"Jadi katakan siapa dalang di balik ini semua?" Tanya Naya penasaran

"Grey! Dia mantan mama sekaligus ayah dari Damian!" Tekan Selena

"Apa? A..aku seperti tidak asing dengan nama itu" kata Naya gugup

"Dengarkan aku kak! Selama ini aku hanya berpura-pura mencintai Damian demi mendapat semua informasi ini tetapi sih Grey pria gila itu sangat hebat menyembunyikan diri mu" kesal Selena

"Aku? Jadi kau selama ini mencari-cari aku?" Naya tampak tak percaya tapi ada rasa terharu di hatinya

"Tentu! Semua aku lakukan demi mendapatkan info tentang mu"

"Lalu mengapa dia menyembunyikan diri ku?" Tanya Naya penasaran

"Kalau itu aku juga tidak paham tapi yang pasti Damian dan Grey adalah kombinasi sempurna dari seorang iblis!"

"Kenapa kau begitu takut? Kita bisa menghancurkan mereka berdua jika bekerja sama" yakin Naya

"Tak semudah itu kak! Setiap pergerakan yang sudah ku susun sangat rapih dapat tercium oleh Damian dan Grey tapi sekarang aku paham siapa kelemahan dari masing-masing mereka" kini mata Selena tampak menyorot dingin

"Siapa?"

"Kelemahan Grey adalah putri angkat nya atau diri mu kak! Dan kelemahan Damian adalah aku kekasih nya sedari kecil. Sekarang kau paham kan kak kenapa kita bertukar jiwa?" Tanya Selena dengan tatapan penuh percaya diri

"Untuk menghancurkan masing-masing dari mereka?"

"Benar! Tapi sebelum kita menyusun rencana aku akan menjelaskan sedikit masa lalu tentang Grey dan Damian! Jadi dengar kan aku hingga kau tau betapa gila nya mereka berdua"

Flashback ON

Sebelum orang tua dari Selena dan Naya menikah, ibu mereka telah memiliki seorang kekasih namun terpaksa putus karena sebuah perjodohan yang tak lain adalah ayah dari Selena serta Naya. Setelah mereka mereka berusaha saling mencintai dan akhirnya hidup bahagia, namun bagaimana dengan mantan kekasihnya?

Pria itu merupakan seseorang berdarah dingin dan saat tau kekasihnya memutuskan dirinya hanya karena perjodohan ia tidak terima. Segala cara ia berusaha lakukan untuk menggagalkan pernikahan mereka tetapi tak berhasil. Apakah dia secinta itu dengan kekasihnya? Jawaban nya TIDAK! Dia adalah pria yang tak memiliki empati atau perasaan kepada siapapun dan hanya perduli terhadap dirinya sendiri

Sewaktu kecil pria yang kita kenal dengan nama Grey ini selalu di bawa ke ahli jiwa atau seorang psikolog akibat keterbelakangan mental. Sewaktu SD dia merupakan anak pendiam dan tak pernah mau berbicara sampai-sampai guru dan murid mengira dia bisu

"Ayo anak-anak tebak ini hewan apa?" Tanya guru itu

"Bebek ibu guru!" Sahut salah satu anak

"Bener! Trus ini hewan apa? Ayoo grey tau ini hewan apa?" Tanya guru itu ke Grey

Grey yang di tanya hanya diam dan menatap guru nya dingin namun karena tak ada jawaban murid lain mulai membuka suara dan berbicara

"Ibu guru Grey itu bisu!" Kata anak yang menjawab tadi

"Eh.. tidak boleh begitu ya anak-anak " gugup guru itu

Ia takut-takut sebab belum tentu juga Grey bisu seperti yang di bilang salah satu murid nya itu dan karena tidak terima akhirnya Grey mulai mengeluarkan suaranya

"Siapa yang kau bilang bisu? Tutup mulut mu dan diam saja!" kata Grey dingin

Sontak anak-anak di kelas ketakutan melihat Grey yang sangat menyeramkan dan juga terlihat aneh di mata mereka. Anak-anak lain terlihat ceria dan aktif tetapi anak itu tak pernah fokus dan suram

"Sudah-sudah ayo kita lanjutkan pelajaran kita"

Saat pelajaran ingin di lanjutkan tak lama masuk seekor tikus putih entah dari mana hingga membuat anak-anak berteriak karena ada yang takut dan juga jijik. Melihat kelas nya yang sangat berisik lantas grey bergerak dari tempat duduknya dan menangkap tikus itu

Ctass...

Tikus itu dia banting dan timpah menggunakan vas di sana sampai tikus itu mati hingga gepeng menyiratkan darah. Bukan nya jijik Grey dengan santai membuang bangkai itu keluar dan mencuci muka nya tanpa ekspresi. Guru itu menjadi takut sendiri dan langsung menghubungi orang tua Grey agar segera di tangani

"Hallo ibu maaf saya menelpon, saya ingin mengabari tentang Grey" ucap guru itu

"Kenapa dengan putra saya?" Panik ibunya Grey

"Maaf bukan maksud saya tidak sopan, tapi sepertinya anak ibu mengalami gangguan emosi bisa kita berbicara berdua secara langsung?" Tanya guru itu sopan

Tak lama ibu Grey langsung meng iyakan dan pergi ke sekolah di mana putra nya belajar. Saat sampai di sana dia dapat melihat putranya yang diam dan asik pada dunianya sendiri sangat berbeda dengan anak-anak yang sibuk bermain serta berlari ke sana kemari

"Silahkan duduk Bu" pinta guru itu

"Jelaskan apa yang di lakukan putra saya"

"Jadi begini Bu saat saya mengajar tadi salah satu murid tak sengaja mengejek Grey bisu karena dia fikir Grey tak bisa bicara tetapi putra ibu langsung mengancam nya untuk diam, dan lagi saat tikus masuk bukannya takut tapi Grey langsung membunuh nya di tempat serta membuang bangkai nya tanpa rasa jijik maupun takut" jelas guru itu panjang lebar

Sontak ibu Grey sangat terkejut mendengar nya dan tanpa aba-aba dia pergi dari sana sembari menarik putranya keluar dari sekolah. Grey tidak melawan ia hanya diam dan mengikuti saja kemana ibunya membawa. Ternyata mereka berhenti di sebuah rumah sakit dan tak lama ibu nya berbicara dengan seorang dokter hingga mereka masuk ke sebuah ruangan khusus

"Nahh masuk sini Grey dan coba duduk, santai saja ya" ucap dokter itu lembut

Grey duduk sesuai perintah dari dokter itu tanpa berkata-kata hanya menurut saja hingga dokter itu mengajukan beberapa pertanyaan untuk Grey jawab

"Dokter ingin mengajukan pertanyaan kepada Grey, kamu anak pintar pasti mau menjawab nya kan?" Tanya dokter itu ramah

Grey hanya mengangguk dan akhirnya dokter itu mengajukan pertanyaan atas persetujuan dari pasien nya tersebut

"Ada dua orang anak kembar Kakak dan adik, nah sih kakak ini pergi ke makam untuk mengantar kan kekasihnya ke tempat peristirahatan terakhir. Kakaknya terlihat sangat sedih dan adiknya ingin kakak nya dapat bertemu kembali dengan kekasihnya, apa yang harus adiknya lakukan?" Pertanyaan dokter itu

Grey diam sesaat dan tiba-tiba mulutnya hendak berbicara untuk mengeluarkan pendapatnya

"Bunuh saja kakak nya mereka akan sama-sama beristirahat dengan tenang kan" ucapnya enteng

Ibu Grey sangat kaget mendengar jawaban anak umur enam tahun tersebut tetapi sang dokter tampak tak kaget dan dia mengajukan pertanyaan lain kepada Grey

"Pertanyaan selanjutnya jika ada 3 orang yang akan tertabrak kereta dan kau ingin menolong nya tetapi tak bisa karena tubuh mu terlalu kecil. Kebetulan di sebelah mu ada pria berbadan besar yang mampu menghentikan rel itu, jika kau di suruh memilih menyelamatkan 3 orang itu tapi menumbalkan pria asing ini atau membiarkan 3 orang itu di tabrak kereta api tetapi pria asing itu selamat?"

"Apa perduli ku terhadap mereka semua? Kenapa pertanyaan mu aneh sekali!" Protes Grey

"Maaf jika kau tersinggung, anggap saja kita sedang bermain tebak-tebakan kata ibu mu kau sangat pintar dalam mengambil keputusan "

"Kalau begitu biar saja mereka bertiga mati di tabrak, itu salah mereka untuk apa berdiri di rel sana bodoh jika aku mendorong pria besar di samping ku seperti yang kau bilang tubuh ku kecil kan"

"Baik terimakasih atas jawabannya ini permen untuk mu" kata dokter itu seraya memberikan sebuah lolipop pada Grey

Tak lama dia menatap wanita itu yang tak lain adalah ibu dari Grey dan pria itu mengangguk kan kepala nya seperti sebuah kode

"Seperti yang kau lihat nyonya, penyakit ini biasa menyerang para psikopat dan tak ada obat nya kecuali mereka dapat mengontrol diri serta emosi mereka"

"Apa kau yakin benar-benar tidak bisa sembuh?" Khawatir ibu Grey

"Kendalikan emosi putra anda dan tuntun dia menjadi pria baik hanya itu solusinya "

Akhirnya mereka undur diri dan pulang ke rumah mereka saat sampai di rumah ibu Grey langsung menarik suami nya agar dapat berbicara empat mata

"Aku baru melakukan pemeriksaan terhadap putra mu" tegas nya

"Sakit apa dia?" Heran pria itu

"Alexithymia"

"Ohh itu hal biasa di kalangan mafia tak perlu khawatir jika dia membunuh orang juga sudah normal nanti saat dia besar" enteng pria itu

"Kau gila! Kau fikir aku rela putra ku mengikuti jejak mu? Dengar kau memang tak perduli pada putra ku tapi ingat dia juga darah daging mu sialan!" Emosi ibu Grey

Lantas wanita itu pergi dari sana dengan emosi yang menggebu-gebu dan menuju kamar putra semata wayangnya berbeda dengan ayahnya Grey yang tampak bingung dengan sikap istrinya

"Apa salah ku? Aku kan juga sayang putra ku hanya saja penyakit itu turunan dari kakeknya huftt..." keluh nya

Tak terasa bertahun-tahun tumbuh ibunya Grey dapat membatasi emosi dari anaknya meskipun dia beberapa kali kecolongan melihat putranya melukai anak orang atau membunuh semua binatang untuk di jadikan kelinci percobaan. Saat di kuliah dia mengambil jurusan sains awalnya ayahnya menentang namun ibu Grey sangat tak rela jika putranya menjadi mafia seperti suaminya

Akhirnya Grey memasuki kelas sains dan di sana dia bertemu wanita yang menghampiri nya serta mengatakan mencintai dirinya

"Ka..kak saya cinta kakak! Apa kakak mau jadi pacar saya?" Tanya wanita itu gugup

Grey yang sangat tertutup dan banyak yang tak mengenal nya karena pandangan mata yang menyeramkan jadi merasa aneh saat ada wanita yang berani menyukai nya. Karena tau hal ini menguntungkan kedepannya akhirnya dia menerima ajakan dari wanita itu

"Saya mau jadi pacar kamu tapi apa kamu siap dengan saya?" Tanya Grey manis

"Saya siap kak!" Yakin wanita itu

Akhirnya mereka berpacaran awalnya Grey biasa saja akan kehadiran wanita itu tetapi lambat laun wanita itu jadi menuntut waktu agar Grey sering mengunjungi nya dan berbicara padanya. Grey hanya menurut saja dan saat di mana eksperimen nya gagal dia menjadi kesal serta emosi belum lagi wanita itu terus saja merengek ingin bertemu maka jadilah emosi Grey tak terkendali. Malam itu dia berburu seseorang yang mabuk dan akan membunuh nya hanya untuk meluapkan emosinya

Namun sayang saat sedang asik menusuk tubuh korban yang sudah tak bernyawa kekasihnya malah menyaksikan sisi lain dari dirinya. Grey sangat murka dan ingin membunuh wanita itu segera mungkin tapi wanita itu mengatakan dia tak akan bilang pada siapapun. Grey mempercayai dan benar wanita itu tak membocorkan rahasianya hanya saja dia menjadi jaga jarak kepada Grey

Dia berusaha membuat wanita itu kembali mengejar-ngejar dirinya tetapi seakan ada tembok besar yang membentengi mereka dan ada kabar tak enak lainnya. Wanita itu akan di jodohkan bukan nya sedih putus dari Grey wanita itu malah terlihat sangat bahagia meninggalkan dirinya yang sudah meng-klaim bahwa wanita itu milik nya. Grey berusaha membunuh calon pengantin pria namun sayang ternyata dia salah satu mafia terkuat sama seperti keluarga nya

Karena takut Grey bertindak gegabah akhirnya orang tuanya menjodohkan dirinya dengan wanita dari kalangan atas juga dan dia ternyata sudah menyukai Grey dari lama. Mereka menikah tetapi Grey sangat lihai berakting untuk menutupi gangguan mental nya. Tak terasa ia memiliki seorang putra dan di namakan dengan Damian yang ia tau bahwa selain menyayangi dirinya ia juga akan menyayangi putranya yang merupakan perwujudan dari dirinya sendiri