Galexia Ranendra, gadis bebas, bar bar, seenaknya, tidak mau di kekang oleh aturan apa pun, terpaksa di persatukan dengan banyak aturan bersama seorang pria yang bernama Pradivta Agas. Pria yang di pilihkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi partner hidup tanpa persetujuan darinya.
Bahkan Galexia tidak tahu dengan jelas siapa pria berwajah manis dan berkulit bersih yang selalu berusaha menarik perhatiannya.
Lalu bagaimana setelah Galexia tahu kalau Pradivta adalah pria penjual es doger yang sudah membuatnya kesal karena merasa di PHP? Dan artinya Pradivta adalah seorang Intel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa 2
Galexia terus saja melirik sinis pada orang yang saat ini tengah berjalan bersamanya. Kedua bola mata abu abunya tidak henti menatap serta menelisik penampilan calon suaminya saat ini.
"Lo mau cosplay jadi kang sate madura dimana sih?" tanyanya heran.
Setahun Galexia, pria yang tengah bersamanya saat ini bukan berasal dari suku yang terkenal akan kenikmatan sate kambingnya tersebut, melainkan suku Jawa yang memiliki bahasa halus dan lembut. Itu yang dia ketahuilah dari Eyang Sari beberapa waktu yang lalu.
"Gue tanya dari tadi. Sebenernya kita mau kema-,"
"Dah nyampe!" selanya cepat.
Mulut Galexia terkatup rapat, gadis itu reflek menoleh menatap liar ke area sekitar. Dahinya mengernyit melihat lokasi yang di datanganinya saat ini.
Sebuah sekolah?
Cukup lama dia berjalan, melewati gang sempit, parit serta perumahan kumuh, ternyata hanya untuk bertandang ke sebuah sekolah menengah atas. Untuk apa Pradivta mengajaknya kema-
"Aku bakalan dagang disini!"
Galexia kembali tersentak, dia menoleh- dahinya semakin melipat dalam mendengar ucapan calon suaminya itu.
Apa tidak salah?
Memangnya berapa harga sate kambing yang di jual oleh Pradivta disini? Apakah cocok dengan kantong para murid? Setahunya harga sate kambing lebih dari 30 ribu per porsi, dan kemungkinan besar anak anak yang bersekolah disini membawa uang jajan cukup terbatas, secara yang Galexia lihat sekolah ini bukan sekolah elite untuk para anak orang kaya.
"Lo yakin ada yang beli disini?" tanyanya sangsi.
Gslexia bahkan meringis saat melihat Pradivta tersenyum manis dan sedikit merapihkan kumis palsunya yang membentang dari ujung pipi ke ujung pipi satunya.
Kenapa calon suaminya malah terlihat seperti om om berkumis begini?
"Yakin dong!" sahut Pradivta penuh percaya diri. Bahkan senyumannya kian melebar, sementara kedua matanya terus saja menatap dalam pada Galexia hingga membuat gadis itu membuang wajahnya ke arah lain.
Gugup?
Tidak juga, dia hanya sedikit kikuk saat Pradivta menatapnya seperti itu. Terlebih dengan senyuman manis yang sering kali dia lihat, namun rasanya makin sering mereka berdua bertemu makin mempesona.
Heh!
"Ekhem!" Galexia tiba tiba berdehem keras kala pikirannya mulai berkelana jauh.
"Emangnya lo pikir uang jajan anak SMA disini berapa gede sampe bisa beli sate madura yang harganya,nya lumayan mahal kan?" Galexia kembali berbicara.
Tapi kali ini kedua tangannya ikut bergerak, Galexia meraih tomat yang akan diiris dadu oleh Pradivta. Diam diam ekor matanya melirik kecil pada pria yang ada di sisiNya, pria yang saat ini tengah membakar arang untuk di jadikan bara api.
"Bisa," sahutnya singkat.
Salah satu sudut bibir Galexia terangkat, dia semakin mengernyit mendengar jawaban singkat yang Pradivta berikan. Jawaban ringan dan santai, seakan tidak ada beban saat dia mengatakannya.
Galexia tidak lagi menyahut, dia memilih untuk diam dan melihat apa yang akan di lakukan oleh Pradivta saat ini. Terlebih saat dia melihat beberapa siswi mulai mendekat ke arah mereka, yang Galexia yakini kalau mereka berniat memesan sate buatan calon suaminya itu.
"Mang, berapa sepor-,"
"10 ribu!" Pradivta menyela cepat saat salah satu dari siswi SMA itu menanyakan harga dagangannya.
Jawaban yang di berikan Pradivta sontak membuat para siswi itu mengembangkan senyum. Mereka senang karena harga sate yang diinginkan sangat ramah di kantong para pelajar seperti mereka, tapi lain halnya dengan Galexia- gadis itu membeliakan kedua matanya, netral abu abu indah itu bergulir cepat menatap ke arah si penjual.
Sate kambing harganya 10 ribu per porsi? Yang benar saja! Sate ayam saja sudah 20 ribu per porsi.
Astaga, kenapa pria yang tengah mulai membakar sate kambing itu begitu pintar dalam berbisnis? Kalau cara dagangnya seperti ini kapan kayanya, yang ada bangkrut sampai tujuh turunan.
"Serius Mang, harganya 10 ribu?" tanya salah satu mereka lagi untuk memastikan.
"Serius, mau berapa porsi?" Pradivta melirik, senyuman tipisnya tercipta
"5 porsi ya Mang, bungkus aja kita mau makan di kelas!" serunya lagi.
Pradivta mengangguk, dia kembali melanjutkan pekerjaannya. Pria itu terlihat mengabaikan tatapan tajam yang di berikan calon istrinya, Pradivta sudah menduga kalau gadis itu pasti akan bersikap seperti itu bahkan mungkin lebih.
Senyuman tipis Pradivta kian melebar saat melihat wajah tidak bersahabat yang di tunjukan oleh Galexia saat ini.
"Lo sebenernya lagi jualan apa lagi bagi bagi sate sih?" bisik Galexia geram.
Bukannya menjawab pria itu malah menoleh dan tersenyum manis pada Galexia, sekejap namun mampu membuat gadis itu mendengus dan memalingkan wajahnya.
Namun, senyuman itu perlahan memudar saat alat komunikasi yang terpasang disalah satu telinganya menyala.
"Target sudah berada di lokasi, 45 derajat ke arah utara."
Pradivta memejamkan kedua matanya saat mendengar instruksin dari seseorang di tempat berbeda. Helaan napas kasarnya terdengar, pria itu menghentikan gerakan tangannya setelah sate yang dia bakar sudah matang.
Dengan cekatan Pradivta memberi bumbu hingga membungkusnya dengan rapih. Namun lagi lagi gerakan tangannya terhenti saat alat komunikasinya kembali menyala.
"Target mendekat, bersiaplah!"
Reflek Pradivta meletakan bungkusan sate terakhirnya, dia melirik ke arah Galexia yang saat ini tengah mengedarkan pandangannya ke setiap sudut.
"Aku boleh minta tolong,"
Galexia yang tengah sibuk sendiri terlihat menoleh, satu alisnya naik seakan mengatakan APA?
"Aku pingin ke toilet, satenya sudah selesai. Kamu cuma tinggal minta bayarannya sama mereka oke!"
Bergegas Pradivta menjauh dari calon istrinya, pria itu berjalan cepat menuju ke suatu tempat- bahkan terlihat berlari membuat Galexia berspekulasi kalau Pradivta benar benar sedang butuh toilet.
"Berapa, Kak?"
Galexia tersentak, gadis itu menoleh- berusaha sebisa mungkin untuk mengontrol raut wajahnya agar semanis mungkin.
"50 ribu!" sahutnya.
Salah satu dari siswi itu mengangguk dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna ungu dari saku seragamnya. Setelah mengucapkan terimakasih, terdengar helaan napas kasar keluar dari bibir sangat gadis.
Dengan lemas Galexia kembali berbalik menghadap gerobak sate milik Pradivta dan membuka laci penyimpanan uang lalu memasukan benda itu kedalam sana. Namun gerakan tangannya terhenti saat ekor matanya melihat sesuatu di dalam laci uang itu.
Galexia kembali membukanya, kini lebih lebar dari sebelumnya. Dan sekarang bukan hanya laci uang saja yang melebar, melainkan kedua matanya pun ikut melebar, bahkan melotot.
Sebuah pistol
"Pistol? Punya siapa nih?" gumamnya.
Galexia terlihat ragu untuk meraihnya, namun rasa penasaran jauh mendominasi sekarang. Itu memang bukan benda tabu atau asing untuknya, sudah ratusan kali dirinya melihat pistol dalam berbagai ukuran. Dan sekarang yang dia lihat didalam laci uang milik calon suaminya adalah pistol jenis Eagle Desert yang beratnya mendapat 2 kilo.
Tapi yang jadi pertanyaan sekarang, pistol milik siapa ini? Kenapa ada di dalam laci uang gerobak sate milik Pradivta? Tidak mungkin kan kalau benda itu milik calon suaminya tersebut.
"Ngapain coba Divta punya pistol, buat apa?" gumamnya lagi.
Galexia mengelus nya pelan, dia terlihat berpikir. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan sekarang, yang jelas saat ini pikiran Galexia tengah tertuju pada satu hal yang berhubungan dengan pistol itu.
"Gue harus cari tau, sebenernya Pradivta itu siapa." tambahnya, sebelum dia kembali menutup laci dengan wajah dinginnya.
**PISTOL LO UDAH GUE PEGANG MAS!
MOHON MAAF YA BARU UP, TIGA HARI INI SIBUK SOALNYA DI RUMAH LAGI NGADAIN SELAMETAN BABY GEN😘😘😘😘🙏🙏🙏**
lanjut ke Tiger ugerrrr 😁😁😁
Bagus ceritanya buat aq senyum" sendiri di dukung dg visual tmbah keren skaleeee👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻