Dikejar Cinta MAS INTEL
Hosh... Hosh... Hosh...
Deru napas seorang pria berpakaian compang camping tidak karuan itu begitu terdengar, kedua matanya mengedar liar mencari buruannya yang berlari entah kemana.
Kedua tangannya menopang diarea pinggang, dadanya naik turun menandakan kalau paru parunya masih membutuhkan oksigen. Dia rehat sejenak, hingga tidak lama dua orang berpakaian layaknya tukang parkir dan tukang sate madura berlari ke arahnya dengan napas terengah.
"Dia hilang?" tanya salah satu dari mereka.
Pria berpakaian pemulung itu menoleh, dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun tapi memberi kode lewat gerakan tangan.
"Kan sudah saya kata, Ndan. Tuh orang pasti punya ilmu malih raga makanya dari kemaren kemaren susah sekali di tangkapnya."
Pria berpakaian khas tukang sate padang itu terus saja mengoceh, dadanya naik turun- kumis panjangnya bergerak saat sudut bibirnya berkedut. Kedua matanya mengedar, dia terlihat menghindari tatapan pria bertubuh tinggi di hadapannya saat ini.
Sementara didalam sebuah gentong air kumuh, tanpa ketiganya sadari seorang pria berambut gondrong dengan banyak tato di tangan serta kakinya terlihat menepuk dadanya bangga, bahkan raut wajahnya begitu angkuh saat merasa kalau ketiga orang pria yang dia ketahui bukan warga biasa itu tidak mampu menangkap dan menemukannya saat ini.
"Dasar petugas oon," gumamnya pelan.
Gigitan nyamuk yang menjadi penghuni gentong air itu tidak dia pedulikan, saat ini yang paling penting adalah bagaimana caranya agar bisa segera keluar dari tempat sempit ini.
"Kalian berpencar, aku akan kesana dan kalian berdua ke arah sana!"
Pria berpakaian pemulung itu memberikan perintah tegas, satu tangannya terlihat merogoh sesuatu dari balik kaos tak layak pakai yang melekat ditubuh atletis nya.
Sebuah pistol
Tanpa membantah kedua rekannya segera bergerak, kedua pria itu berlari cepat menuju arah yang di tunjuk oleh pria yang memimpin penggerebekan kali ini. Sementara pria berpenampilan pemulung itu perlahan melangkahkan kedua kakinya, dia menjauh dari tempat itu hingga suara derap kakinya tidak lagi terdengar.
Dan hal itu segera dimanfaatkan oleh orang yang tengah bersembunyi didalam gentong air. Orang itu memasang kedua telinganya baik baik, memastikan kalau diluar sana sudah tidak ada lagi ketiga manusia yang mengejarnya bagaikan penjahat kelas internasional.
Padahal kan dirinya hanya menjual beberapa gram ganja dan sabu, tidak sampai berkilo kilo. Lalu kenapa malah di buru seperti seorang mafia kelas megalodon seperti ini? Hanya untuk menyambung nyawa, membeli pulsa, dan sebuah istana ish ish ish.
Orang itu berdecak, dia perlahan keluar dari tempat persembunyiannya. Mulai dari ujung kepalanya yang terlihat, lalu kemudian kedua mata dan kini setengah tubuhnya sudah terlihat dengan jelas.
Orang itu hampir saja muntah saat mencium aroma tubuhnya saat ini, aromanya sangat tidak enak- asem dan berbau seperti kotoran kucing.
"Sialan, bekas apaan sih nih gentong?" rutuknya.
Perlahan dia keluar dari sana, kedua matanya masih mengedar memastikan kalau tempat ini benar benar sepi dan aman.
"Kayaknya mereka udah pergi. Cih, harusnya Komandan mereka itu ngirim orang yang lebih pinter. Ngejar satu orang aja gak bisa, dasar tukang makan gajih buta!" sungut nya lagi.
Senyuman sinis dan meremehkannya terbit, dia merasa lebih hebat dari ketiga orang yang mengejarnya tadi. Pria itu menepuk dada dan membersihkan pakaiannya dari kotoran sebelum berbalik ke arah lain dengan senyuman kemenangan yang terus saja mengembang.
Hingga akhirnya senyumannya perlahan surut, tubuhnya membatu, jakunnya naik turun, kedua matanya berkedip cepat saat melihat seorang pria tengah bersandar di gerobak tua sembari menatap tajam ke arahnya.
"Tikus got sudah keluar dari persembunyian, persiapkan semuanya." ucap pria yang tengah menyandar santai di sebuah gerobak usang sembari menekan sebuah alat kecil di salah satu telinganya. Satu tangannya menodongkan senjata api pada buruannya, terlihat dingin dan mematikan.
🕷
🕷
🕷
"Divta, kamu baru pulang?"
Seorang wanita paruh baya melangkah cepat menghampiri pria yang hendak masuk kedalam kamarnya. Pria berjaket hitam itu menipiskan bibirnya saat melihat wanita tua yang sudah merawatnya sejak kecil itu begitu antusias menyambut kepulangannya.
"Eyang belum tidur?" tanyanya, tangannya segera merangkul tubuh renta yang tidak sekuat dulu.
"Jangan bikin Eyang khawatir toh. Mbok yo kamu nelpon ke rumah kalo ada tugas yang gak bisa ditinggalkan. Eyang tiap malam gak bisa tidur gara gara mikirin cucu Eyang ini."
Senyuman pria itu kian melebar, pelukannya semakin mengerat bahkan tidak sungkan memberikan kecupan di pipi wanita tua itu.
"Lain kali aku bakalan ngabarin Eyang. Ya sudah Eyang istirahat, ini sudah malam nanti Eyang bisa masuk angin. Kata dokter angin malam gak baik buat orang tua," pria itu terkekeh.
Dia mengaduh saat mendapatkan cubitan keras di pinggangnya, entah kenapa dirinya sangat suka menggoda wanita yang sudah melahirkan mendiang Ayahnya ini. Walaupun dari kecil dirinya tidak pernah bertemu dengan Sang Ayah kecuali hanya fotonya.
"Kamu yang tidur sana! Inget besok pagi Eyang mau bawa kamu pergi jangan kabur. Eyang gak mau kamu jadi perjaka tua gara gara sibuk ngejar orang tapi gak pernah berhasil ngejar gadis biar bisa dijadiin cucu mantu Eyang."
Wanita itu kembali mencubit cucunya, dia gemas dengan sang cucu karena diusianya yang sudah menginjak umur 26 tahun belum berhasil mendapatkan satu orang gadis pun. Padahal wajah, tubuh, sikap sang cucu sangat sempurna menurutnya, punya pekerjaan tetap walaupun gajinya tidak sebesar para pengusaha.
Tapi soal peduli pada keluarga, wanita tua itu sama sekali tidak meragukan cucunya. Apa lagi semenjak suaminya meninggal, Pradivta lah yang menjadi tumpuan hidupnya. Sejak berusia 1 tahun dirinya dan mendiang suaminya yang mengasuh Pradivta Agas, terlebih saat putra bungsu dan menantunya meninggal dalam kecelakaan mobil.
Dirinya dan mendiang suaminya yang bertanggung jawab atas hidup Pradivta, dan sekarang Pradivta lah yang menjadi penanggung jawab sang Eyang, satu satunya orang yang peduli dan menyayanginya tanpa tapi. Padahal dirinya masih memiliki paman dari pihak ibu dan Ayahnya, tapi mereka sekalipun tidak pernah mau ikut campur- bahkan membantu membelikan susu untuknya saja tidak pernah.
Beruntung dirinya bisa hidup dari pensiunan sang kakek yang pernah menjadi anggota kepolisian.
"Gadis mana lagi yang mau Eyang kenalin. Dari kemaren kan udah, mereka gak ada yang mau sama Divta. Jaman sekarang bukan cuma tampang yang dicari Eyang, tapi juga uang. Mana mau mereka hidup pas pasan sama kita, gajih Divta gak bakalan cukup buat beli skincare mereka."
Pradivta berusaha menolak dengan halus, dia tidak mau lagi di cecar banyak pertanyaan oleh gadis yang akan dikenalkan Eyang nya nanti, seperti waktu yang sudah lewat.
Banyak yang menginginkannya, tapi tidak dengan pekerjaannya saat ini.
"Halah, itukan mereka yang ini beda lagi. Eyang jamin tanpa skincare yang harganya bisa dapat 4 karung beras super itu dia udah cantik. Cuma tinggal kamu rawat, perhatikan, kasih cinta sama sayang juga, dia cuci muka pake air beras aja udah glowing. Yowes tidur sana, inget pagi pagi bangun jangan kabur! Awas aja kalo kabur Eyang sunat kamu!"
Wanita tua itu berbalik setelah memberikan ancaman, kedua matanya memicing tajam pada sang cucu. Memberikan peringatan keras agar cucunya tidak kabur seperti waktu itu.
"Eyang ancamannya bikin ngilu," gumamnya pelan.
Dia pasrah dan tidak bisa membantah, okelah kali ini harus patuh- dia juga penasaran seperti apa gadis yang akan dikenalnya nanti.
"Semoga aja bukan putri keraton, kalo sampai putri keraton bisa ambyar." cetus nya lagi.
HOLLA SELAMAT DATANG DI CERITA BARUNYA MAK DUREN😘😘
KALAU LAPAKNYA RAME NANTI MAK DUREN UP LAGI, AYOOOOOO REMEIIIIIIINNNNN SAYANG😘😘😘😘😘
JANGAN LUPA LIKE FAVORIT KOMEN DAN VOTE NYA TERIMAKASIH😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nurmiati Aruan
hadir
2024-11-15
0
Qaisaa Nazarudin
Ikut nimbrung thor,Semoga seru sampai End..🙋🙋🙋😂
2024-10-01
1
wongkepoan
cz akun lama gak bisa dibuka jd buat yang baru.... dah follow lg sm othoor nya duren sawit 😂...lg baca mas raja dan mbak ayang di sebelah.... semangat berkarya Thor 💪💪💪
2024-07-20
1