Sebuah kecelakaan membuat Caroline koma. Meski raganya sekarat, tapi jiwanya terbangun di tubuh yang berbeda. Dia masuk ke tubuh Mazaya yang melakukan bunuh diri karena tak kuat menghadapi sikap suaminya sendiri.
Menjadi Mazaya, jiwa Caroline pun mulai melakukan tindakan untuk mengubah keadaan. Arnold yang menjadi suami Mazaya pun perlahan berubah sikap berkat keterampilan yang dimiliki Caroline.
Dalam tubuh Mazaya, Caroline mulai menemukan banyak kejanggalan tentang orang-orang di sekitarnya yang tak tahu bahwa dia hidup di tubuh orang lain. Tunangannya berkhianat dengan sahabatnya sendiri dan membuat Caroline seperti orang bodoh selama ini.
Mampukah Caroline menyelesaikan semua masalah itu dalam tubuh Mazaya yang dipandang sebelah mata? Lalu, akankah Caroline kembali ke tubuhnya yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RIC ° Bab 28
Tubuh Mazaya bergetar hebat saat mendengar pengakuan keji Romy untuk Sandra. Bagaimana bisa seorang ayah mengatakan hal mengerikan itu untuk darah dagingnya sendiri.
Walau hatinya merasa tidak karuan, tapi Mazaya masih harus mengumpulkan bukti yang kuat. Jadi, wanita itu bertahan untuk merekam apa yang dilakukan oleh Romy dan Sandra.
Sandra sepertinya sudah keluar dari toilet dan Romy langsung menyambutnya dengan tatapan mengerikan.
“Apa sih yang kamu harapin dari anak ini? Belum lahir aja udah bikin susah. Apalagi nanti kalau udah lahir?” tanya Romy dengan nada tegas, tapi sangat pelan.
Sandra menatap laki-laki tak bertanggung jawab yang merupakan bosnya, sekaligus tunangan dari sahabatnya sendiri. Sorot mata kecewa terlihat jelas di wajah Sandra yang tak suka dengan paksaan Romy untuk menggugurkan anaknya sendiri.
“Anak ini ada karena kesadaran kita. Dia nggak punya dosa kenapa dia dikorbankan?” tanya Sandra dengan air mata yang meleleh di pipinya.
Romy melemparkan tas Sandra yang sejak tadi dipegangnya tepat mengenai dada wanita itu. “Kamu paham nggak sih? Carol bisa bangun sewaktu-waktu, dan aku nggak mau ada drama kayak gini lagi waktu meeting. Ingat ya, Sandra. Kalau keluarga Carol tahu dan pernikahanku sama Carol batal, bukan cuma bayi itu yang akan lenyap, tapi kamu juga!”
Ancaman Romy tentu saja sangat menyakitkan untuk Sandra. Mazaya yang sedang merekam saja bisa merasakan sakitnya menjadi wanita itu, padahal di posisi ini yang seharusnya dikasihani adalah dirinya sendiri yang terbaring koma tanpa tahu apa-apa.
Sambil menyeka air mata dan mengakhiri penyeledikannya itu, Mazaya berbalik badan dan berjalan kaki kembali ke tempat Arnold sebelum ketahuan oleh Romy dan Sandra. Sayangnya, Arnold menangkap basah dirinya yang tengah menyeka air mata.
“Ngapain kamu nangis?” tanya Arnold.
Kemunculan laki-laki itu yang secara tiba-tiba tentu membuat Mazaya terlonjak kaget. Dia segera menarik lengan Arnold untuk menjauh dari tempat itu sebelum terlihat oleh Romy dan Sandra.
“Aku nggak nangisin apa-apa, cuma bulu mataku hampir copot, bikin aku sedih dan malu,” jawab Mazaya berbohong.
Arnold yang tak paham soal riasan pun hanya manggut-manggut dan mengira apa yang dikatakan Mazaya itu memang sebuah kebenaran. Namun, ada yang tidak keduanya sadari. Yaitu, rangkulan tangan Mazaya pada Arnold yang membuat keduanya terlihat seperti pasangan suami istri yang harmonis.
Keduanya masih dengan posisi yang sama kembali ke tempat makan mereka. Hanya ada Dion yang memasang raut tak menyenangkan karena ditinggal sendirian. Akan tetapi, mana berani dia melayangkan protes meski sekesal apa pun.
Di saat yang bersamaan, Raffaello berhasil menyeret jiwa Mazaya untuk melihat perjuangan dan permasalahan yang dihadapi oleh Caroline. Wanita itu berjuang untuk hubungan rumah tangga orang lain, sekaligus berjuang untuk mendapat keadilan atas penghianatan pasangannya.
“Kamu masih mau egois? Lihat Caroline, dia berjuang buat kamu! Lihat perubahan suami kamu!” kata Raffaello sambil menunjuk Caroline dan Arnold yang terlihat harmonis.
Jiwa Mazaya tentu melihat apa yang dilakukan oleh jiwa Caroline dalam tubuhnya.
Saat ini, Arnold sedang memegang cermin untuk istrinya yang tengah memperbaiki bulu mata yang sengaja dilepas untuk menghindari pertanyaan Arnold mengenai air mata itu. Laki-laki itu tidak keberatan sama sekali untuk membantu Mazaya dan hal itu membuat jiwa Mazaya yang asli merasa tersentuh.
“Kamu yakin nggak mau kembali sama suami kamu? Bukankah yang laki-laki itu lakukan pada istrinya terlihat sangat manis dan romantis?”
***
Kembang kopinya jangan lupa, jangan lupa Istighfar 😄😄😄
