Rahasia Istri Culun
Seorang laki-laki berparas tampan dengan tinggi dan bentuk tubuh sempurna meluudahi kaki istrinya sendiri yang berusaha membuatkan secangkir kopi untuknya. Dia sangat membenci sang istri yang terlihat kampungan di matanya, sampai apa pun yang wanita itu perbuat akan selalu salah di matanya.
“Ini kopi apa es cendol? Kenapa manis sekali?” bentak laki-laki itu sembari melayangkan tatapan kebencian pada sang istri. “Kalau tidak becus apa-apa, tidak usah jadi istriku! Menjijikkan sekali mengakuimu sebagai istri!”
Laki-laki itu melemparkan cangkir ke lantai dan air berisi larutan kopi dan gula tumpah mengenai kaki sang istri. Pecahan cangkir berserakan di mana-mana membuat wanita bernama Mazaya itu memejamkan mata karena takut.
Sementara itu, suami Mazaya yang bernama Arnold, sama sekali tak peduli dengannya dan asyik menerima panggilan telepon dari wanita lain.
“Kamu sudah sampai, Beiby? Masuk saja! Aku tunggu ya!”
Suara Arnold terdengar sangat lembut saat menyapa wanita lain. Sangat berbeda dengan perlakuannya pada istrinya sendiri yang kini meringkuk di lantai sambil menangis.
Penampilan sang istri yang sangat sederhana, membuat mata Arnold terasa jijik saat memandangnya. Dia memang sengaja menyiksa wanita itu seumur hidup karena sudah membuat Arnold yang tampan dan kaya raya menikahi gadis culun seperti dirinya.
Usai menerima telepon, Arnold meninggalkan Mazaya tanpa peduli dengan isak tangisnya. Sementara Mazaya yang selama dua bulan ini menderita karena suaminya sendiri, kini memunguti kepingan pecahan keramik yang berceceran di lantai.
Meski Mazaya adalah seorang istri dan nyonya rumah, tapi tidak ada satu pun asisten rumah tangga yang berani mendekatinya untuk membantu. Mereka semua takut dengan Arnold yang tak akan sungkan memecat siapa pun yang menjadi teman Mazaya atau pun membantunya di rumah itu.
Di rumah mewah bak istana itu, Mazaya seorang diri menghadapi sikap sang suami yang menikahinya atas paksaan kakek Arnold sendiri.
Tangan Mazaya bergetar hebat saat membersihkan serpihan cangkir itu, hingga tak sengaja sayatan tajam menggores dan menusuk kulit tangannya dan membuat darrah segar mengucur dengan bebas. Mazaya hanya bisa mengisap jemarinya itu dan kembali membereskan kekacauan karena secangkir kopi. Lalu, dia ke dapur untuk membuang benda mahal yang kini menjadi sampah hanya karena emosi tak terbendung.
Wanita itu mengurus sendiri lukanya dan berniat kembali ke kamar usai kekacauan di meja makan itu lenyap. Sayangnya, dia berpapasan dengan Arnold yang sedang merangkul mesra pinggang seorang wanita. Hati istri mana yang tidak akan hancur saat melihat suaminya sendiri memeluk mesra wanita lain?
Namun, yang Mazaya lakukan hanya diam dan melihat. Dia tak berani melakukan apa pun karena terlalu lemah dan penakut. Sampai akhirnya, dia tak tahan saat melihat Arnold dengan ganas menyerang leher dan dada teman wanitanya, lalu menyeretnya masuk ke sebuah kamar kosong yang tak jauh dari posisi mereka.
Mazaya keluar dari rumah dengan hati yang hancur begitu pintu itu tertutup. Beruntung, petugas keamanan tak ada di posnya dan Mazaya berhasil melewati gerbang rumah yang kebetulan tidak dijaga.
Cuaca mendung dengan kilatan cahaya petir memberikan tanda-tanda akan terjadi hujan. Mazaya yang tak tahan menjadi istri Arnold, memutuskan untuk lari sebelum Arnold atau pun penjaga rumah menyadari kepergiannya.
Sayangnya, saat Mazaya memutuskan untuk berlari, saat itu jugalah seorang petugas keamanan melihatnya yang dengan ceroboh tak menutup lagi pintu gerbang yang dia buka. Mazaya tak punya banyak waktu untuk berpikir, lagi pula tidak ada pilihan lain. Dia tak mau kembali ke rumah itu dan akhirnya berlari sekuat tenaga meninggalkan sangkar emas yang selama ini mengurungnya.
Hujan lebat tiba-tiba turun membuat langkah Mazaya terasa semakin berat. Saat ini, dia sudah sampai di jalanan yang ramai lalu lalang kendaraan roda empat.
Aku tidak mau kembali ke tempat itu. Lebih baik aku mati saja daripada kembali menjadi istri Arnold.
Arnold mendapat kabar bahwa istrinya kabur. Dia juga tidak mau Mazaya kabur dari rumah, dan akhirnya ikut mengejar istrinya itu dengan motor.
“Mazaya kembali!” teriak Arnold yang berhasil mengejarnya. Laki-laki itu berhenti di depan Mazaya dan turun dari motor.
Menyadari dirinya tak bisa menyelamatkan diri lagi, Mazaya akhirnya melompat ke jalan raya. dan tertabrak sebuah mobil yang melaju kencang.
***
Hujan deras menghalangi indra penglihatan Caroline yang saat ini tengah mengemudi. Wanita itu baru saja pulang dari perawatan di salon dan beberapa hari lagi dia akan menikah.
Caroline memiliki paras yang sangat cantik. Banyak orang menyebutnya bidadari yang turun dari kayangan karena kecantikan alaminya itu. Dia memiliki tunangan yang kaya dan tampan, juga dikelilingi sahabat yang sangat peduli dengannya. Jadi, bisa dikatakan hidup Caroline sangat sempurna.
Caroline terus mengemudikan mobil sampai akhirnya sebuah kecelakaan tak terhindar lagi, dan wanita itu menabrak seseorang yang tak lain adalah Mazaya.
...****************...
Jemari tangan seorang pasien tiba-tiba bergerak. Sudah dua hari wanita itu dinyatakan koma setelah berusaha mengakhiri hidupnya. Suara langkah dokter dan suster pun tiba-tiba memenuhi ruangan. Yang tadinya tenang berubah menjadi tegang dalam sekejap mata.
“Cek tekanan darrahnya!”
“Pantau oksigennya!”
“Monitor terus detak jantungnya!”
Para medis sedang sibuk memeriksa keadaan wanita itu. Semakin lama semakin membaik, dan hal itu membuat mereka akhirnya bisa bernapas lega.
Sementara itu, wanita yang sebelumnya dinyatakan koma itu mulai membuka mata dan menatap sekeliling. Dia merasa sangat bersyukur karena bisa selamat dari kecelakaan yang menimpa dirinya.
“Syukurlah, aku pikir aku sudah mati!” batin wanita itu merasa sangat beruntung. Rupanya takdir masih memberikannya kesempatan untuk hidup.
Setelah dokter memastikan keadaannya membaik dan bisa diajak komunikasi, akhirnya wanita itu dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan untuk dipantau keadaannya.
Seorang laki-laki dengan tubuh tegap memasuki ruang perawatan. Derap langkahnya yang terdengar kuat menarik perhatian sang wanita yang sedang beristirahat itu. Lalu, laki-laki itu mengambil duduk di sebuah kursi tepat di samping ranjang pasien.
“Kamu siapa?” tanya wanita yang baru siuman itu dengan tatapan bingung. Dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu. Lalu, kenapa dia repot-repot menjenguknya sementara keluarga wanita itu sendiri tidak ada yang datang menjenguk.
Laki-laki dengan setelan jas hitam dan dasi garis-garis biru itu menggerakkan alisnya hingga nyaris bertautan. Lalu, dengan ekspresi dingin dia menatap mata sang wanita dan bertanya, “Apa kamu sudah hilang ingatan, Mazaya?”
Suara laki-laki bernama Arnold itu terdengar menggelegar memenuhi sudut ruangan. Namun, bukannya merasa takut, wanita yang baru sadar dari koma itu justru balas membentak Arnold dengan kuat. “Siapa Mazaya? Aku bukan Mazaya!” sentaknya tanpa rasa takut sedikit pun.
Reaksi wanita yang dipanggil Mazaya itu rupanya sangat jauh dari perkiraan Arnold. Ia sama sekali tidak menyangka istrinya Mazaya yang sangat culun dan jelek, juga biasa tertindas itu berani membentak dirinya.
“Mazaya, Mazaya. Sejak kapan namaku berubah jadi Mazaya!” gumam wanita itu yang kesal telah
Sebenarnya dia memang bukan Mazaya. Dia adalah Caroline yang mengalami kecelakaan fatal beberapa hari yang lalu. Mobilnya menabrak seseorang dan membuatnya hilang kendali lalu menabrak trotoar yang membuatnya mengalami luka cukup parah.
Sayangnya, takdir membuat Caroline memasuki tubuh orang lain yang juga mengalami keadaan koma seperti dirinya. Dalam tubuh Mazaya, Caroline sama sekali tidak tahu dan tidak menyadari bahwa jiwanya telah memasuki tubuh yang salah.
Arnold mendengus dengan amarah yang memuncak. Baru kali ini Mazaya berani bicara dengan nada tinggi. Melihat wanita menjijikkan itu berani memakinya, Arnold yang diselimuti emosi pun menarik rambut istrinya dengan kuat hingga wanita itu berteriak kesakitan.
“Punya nyali besar kau rupanya!” hardik Arnold yang masih menarik rambut sang istri dengan kasar.
“Lepaskan! Sakit! Kamu sudah merusak rambutku yang mahal!” balas Caroline yang kemudian balas menggigit lengan Arnold dengan kuat hingga laki-laki itu terpaksa melepaskan rambutnya.
“Akh, kurang ajar! Berani sekali kau!” pekik Arnold sembari memegangi tangannya yang kesakitan bekas gigitan sang istri.
“Memang kenapa aku harus takut? Kamu itu orang gila yang datang ke ruanganku dan langsung menganiaya. Beraninya sama perempuan!” bentak Caroline dalam diri Mazaya.
Mendengar suara keributan, seorang laki-laki yang menunggu Arnold dari balik pintu pun mendekat dan menghampiri mereka. Saat ini, Arnold hendak menceekik istrinya itu, tapi dia berhasil mencegah.
“Nyonya Mazaya baru saja bangun, Tuan. Kalau Tuan Besar tahu Tuan Arnold menganiayanya, pasti masalah akan jadi semakin runyam!” ucap laki-laki itu berusaha menenangkan majikannya yang tengah tersulut emosi.
“Dia berani membentakku Dion! Aku rasa sel otaknya sudah rusak sampai-sampai dia jadi gila dan lupa siapa dirinya!” Arnold menunjuk wajah istrinya dengan penuh kemarahan.
“Aku tidak gila! Kamu yang gila! Dasar laki-laki menyebalkan!” balas Caroline yang mengambil ancang-ancang untuk menyerang balik Arnold.
“Lihatlah! Dia berani melawanku!”
Arnold hendak menarik rambut Caroline lagi, tapi wanita itu dengan sigap berhasil menahan tangan Arnold. “Jangan berani-berani menyentuh rambutku lagi! Laki-laki kejam sepertimu tidak akan mengerti perjuangan para perempuan saat di salon! Butuh waktu yang lama untuk menatanya!” pekik wanita itu dengan sangat kesal. Dia mengelus rambut milik Mazaya yang membuatnya mengernyit karena perasaan aneh. Bukankah rambutnya sudah dipotong pendek sebahu, lalu kenapa saat ini rambutnya panjang sekali?
***
Assalamualaikum, halo gaess ketemu di novel baru lagi. Ini pertama kalinya bikin novel tema begini, semoga bisa diterima ya. Dan semoga juga bisa lebih seru dari novel novelku sebelumnya 🤗🤗
Kembang kopinya dulu dong gaes 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
kuaci
aku mampir thor
2024-11-16
0
Hartini Tin
lanjut thor
2024-11-09
0
Tiwi
keren
2024-11-01
0