Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. Memergoki
Ayushita menatap perempuan yang jadi calon tunangan Dewangga, dengan gaya yang sedikit sombong perempuan itu menatap sinis kantor Ayushita.
"Sayang, kamu yakin membuat setelan jas di sini!" tanyanya.
"Iya. Kan tidak ada lagi butik yang mau menerima pesanan dalam waktu singkat sayang," ucap Dewa.
"Ya tapi, ini butik tidak terkenal. Kenapa harus di sini? Di butik yang lain juga bisa kan? Murahan banget pilihan kamu," ucapnya lagi.
Ayushita berdecak kesal, duduk dengan bersedekap sambil menatap Dewangga juga calon tunangannya secara bergantian.
"Calon tunangan anda membayar lebih mahal dari harga yang telah di tentukan," ucap Ayushita membuat perempuan berambut panjang itu menatapnya kesal.
"Kamu mau menghargai setelan jas dengan harga mahal? Sepuluh kali lipat? Yang benar saja sayang," ucapnya lagi.
"Sudahlah, yang penting acara pertunangannya jadi dan lancar. Di mana aku memesan jas itu tidak penting, yang penting bisa di gunakan sesuai waktunya," ucap Dewangga.
Perempuan itu berdecak kesal, menatap Ayushita dengan sinis. Tapi gadis itu hanya mencebik saja mengambil alat meteran juga catatan untuk mencatat ukuran badan Dewangga.
"Sayang, aku di mobil saja. Di sini pengap, ngga ada udara. Heran kenapa perempuan gemuk itu betah banget di ruangan sempit ini," ucapnya melirik sinis pada Ayushita.
"Tunggu sayang, aku belum minta pendapat sama kamu model jasnya," ucap Dewa.
"Terserah kamu saja, aku sesak napas kalau di sini terus," ucapnya lagi.
Lalu perempuan berambut lurus itu keluar dari ruangan Ayushita, Dewa dan Ayu menatap punggung kecilnya hingga tak terlihat.
"Anda yakin mau bertunangan dengan dia pak Dewa?" tanya Ayushita.
"Ya, dia cantik kan?" Dewa balik bertanya.
"Ck, saya tidak bertanya dia cantik atau tidak. Tapi anda yakin akan menikahi perempuan seperti itu?" tanya Ayushita lagi.
"Kenapa memangnya?"
"Anda tidak mencurigai bagaimana kelakuan kekasih anda? Atau anda tidak curiga dia mau bertunangan dengan anda itu hanya menginginkan sesuatu. Uang misalkan," ucap Ayushita lagi.
Dewangga tampak berpikir sejenak tapi kemudian dia duduk di depan Ayushita.
"Dia perempuan yang mandiri, punya penghasilan sendiri. Tentunya dia tidak menginginkan uang banyak dariku, ya walaupun aku selalu mengiriminya uang ke rekeningnya setiap bulan," ucap Dewa.
"Waah, anda dermawan sekali. Sangat beruntung dia memiliki anda, tapi apakah anda juga beruntung mendapatkan dia?" tanya Ayushita lagi.
Dewa menatap lekat Ayushita, mengerutkan dahi keran kenapa gadis bertubuh besar itu terlalu banyak bertanya tentang kekasihnya.
"Kenapa kamu tanyakan itu? Terlalu jauh kamu mencampuri urusan pribadiku, kamu hanya desainer yang aku sewa untuk membuatkan jasku," ucap Dewa lagi.
"Ya baiklah, itu terserah anda."
"Memang terserah aku."
Ayushita pun membuka katalog warna dan corak bahan yang akan di pilih Dewa, dia mengabaikan ucapan laki-laki itu yang masih kekeh dengan kekasihnya yang setia. Tapi itu bukan urusannya, yang terpenting kali ini butiknya akan mendapatkan uang banyak dari laki-laki di depannya.
_
Ayushita dan Dinda sedang memilih-milih bahan kain untuk jas yang di pilih oleh beberapa kliennya. Dia bercengkerama dengan pedagang dan menawar sesuai dengan kebutuhan.
Dinda yang selalu diam mendengarkan perdebatan kecil bosnya juga sang pedagang hanya diam saja. Sesekali dia juga memilih bahan kain dan bertanya pada pedagang lain.
"Yes, selesai sudah. Yuk kita pulang, sudah selesai bahan kain yang kita beli," ucap Ayushita.
"Lalu barangnya?" tanya Dinda.
"Nanti di kirim katanya, oh ya kita cari makan dulu lalu pulang," ucap Ayushita.
"Oke."
Keduanya pun keluar dari pasar induk khusus jualan kain-kain bahan pembuatan baju, banyak terdapat toko-toko kain mulai dari yang murah sampai yang mahal berkualitas premium. Dan kali ini Ayushita memilih toko yang menjual kain berkualitas premium.
Mereka memasuki warung makan yang cukup lumayan ramai. Melihat sekeliling semua tempat duduk di tempati oleh pengunjung.
"Ramai mbak, harus menunggu?" tanya Dinda.
"Semua warung makan ramai, kita cari yang lain saja," ujar Ayushita.
Dinda dan Ayushita pun keluar dari warung makan, dari warung makan satu ke warung makan lainnya semua sangat ramai. Sampai kedua gadis itu bingung mau makan di mana.
"Kita cari makan di kafe di ujung jalan itu saja," ucap Ayushita yang sudah lelah mencari tempat makan.
"Tapi mahal mbak," kata Dinda.
"Udah ngga apa-apa, sekali-kali makan di tempat mahal. Lagi pula kita dapat untuk sepuluh kali lipat, ngga apa-apa makan di tempat yang mahal."
Dinda mengacungkan jempol, senyumnya mengembang tanda senang. Motor Scoopy itu melaju pelan melewati jalanan yang lumayan ramai pejalan kaki, tak lama memang motor langsung berhenti di depan kafe yang juga cukup ramai tapi masih bisa menampung kedua gadis tersebut.
Ayushita memasuki kafe di susul dengan Dinda lalu mencari tempat duduk, di sambut oleh pelayan dengan ramah. Setelah dapat tempat duduk yang lumayan enak, mereka langsung memesan makanan.
"Tunggu sebentar ya kakak, kami akan membawanya dengan cepat," ucap pelayan.
"Terima kasih mbak."
Ayushita memainkan ponselnya setelah memesan makanan, dia mengecek online shopnya. Ada beberapa yang masuk, senyumnya mengembang senang.
"Ini ada yang masuk pesanan, coba kamu cek dan beritahu orang di butik agar segera di kemas," ucap Ayushita.
"Oke mbak."
Keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing, dua orang melewati tempat duduk mereka. Ayushita menoleh ke arah dua orang yang sedang bergandengan, dahinya berkerut seperti memikirkan sesuatu.
"Dia itu kan calon tunangan pak Dewa, siapa laki-laki yang bersamanya itu?"
_
_
*****