Amy terpaksa harus menjadi pengasuh Reo Onsi Nagato, anak dari duda Shiro Yuki. Yang ternyata adalah seorang CEO.
Tapi kemunculan sang mantan istri, yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Membuat kisah mereka menjadi tidak biasa.
Bagaimana Amy harus bersikap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tompealla kriweall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halangan
"Kak Shiro..."
"Kak... Shi... ro..."
"Kamu datang dan berteriak-teriak, gak punya attitude! kenapa tidak kasih kabar dulu?"
Shiro Yuki berkata dan juga bertanya dengan nada ketus, pada tamu yang baru saja datang dan berteriak-teriak memanggil namanya, juga mencari mami dan papinya.
"Bidadari dari mana yang bersama dengan kak Shiro ini?"
Tamu tersebut bukannya menjawab pertanyaan dari Shiro Yuki terlebih dahulu, tapi memandang dengan tatapan mata yang kagum pada Amy.
"Apa dia istrinya kak Shiro? mungil dan... beda jauh dengan Lay Sanespere. Tapi ini jauh lebih sedap dipandang mata." Batin tamu tersebut.
Amy mengkerut dengan bersembunyi dibalik punggung suaminya, seakan-akan meminta perlindungan. Apa yang dilakukan Amy ini justru membuat Shiro Yuki senang, karena bisa memposisikan dirinya seolah-olah bak pahlawan, yang akan melindungi Amy dari pemuda di depannya saat ini.
Tamunya ini memang seorang pemuda yang sama gagahnya dengan Shiro Yuki, karena dia memang sepupunya juga, anak dari adik perempuan mami Cresentia. Jadi dia keponakannya si mami Cresentia, yaitu Cresen.
Tapi jika dibandingkan dengan Shiro Yuki, Cresen lebih tinggi beberapa centimeter karena papanya orang bule. Apalagi Cresen juga menetap dan hidup di Jerman, negara asal papanya.
Plak!
"Bodoh!"
Shiro Yuki memukul lengan dan mengatai Cresen, karena tidak menjawab pertanyaannya. Tapi menanyakan keberadaan istrinya, Amy.
"Ehhh, jahatnya kau Kak!" keluh Cresen dengan mengusap-usap lengannya yang terasa panas, karena dipukul oleh kakak sepupunya tadi.
"Kamu datang tidak memberi kabar, jadi tidak ada yang jemput ke bandara. Kenapa?" tanya Shiro Yuki mengintrogasi Cresen.
"Hehehe... surprise!"
Cresen justru menjawab dengan cengengesan, tapi matanya masih tetap jelalatan, mencari kesempatan untuk mencuri pandang ke arah Amy.
Plak!
Tangan Shiro Yuki kembali memukul lengan sepupunya, yang membuat Cresen terkejut sambil mengelus-elus lengannya lagi.
"Kakak apa sih, suka sekali main pukul!"
"Ini bagaimana ceritanya nanti jika sama istri? KDRT gak nih?" sambung Cresen mempertanyakan sikap Shiro Yuki padanya.
Plak!
"Mulut dikondisikan jika bicara, enak saja!" Shiro Yuki memberengut kesal, setelah tangannya kembali memukul dengan Cresen.
"Hahaha... lihat saja tingkah mu Kak, sudah mirip dengan Reo kan? anakmu yang masih baby itu!" Cresen justru tertawa terbahak-bahak, melihat wajah kakak sepupunya yang terlihat lucu di matanya.
"Kenapa tidak memberi kabar?" tanya Shiro Yuki, mengalihkan pembicaraan mereka berdua. Sedangkan Amy masih tampak takut-takut, berada di belakang punggung suaminya.
"Apa tidak ada yang mempersilahkan Aku untuk duduk terlebih dahulu? Aku sangat capek." Cresen mengeluh manja.
Tanpa banyak bicara Shiro Yuki menarik tangan sepupunya untuk berjalan menuju ke ruang tamu, kemudian mendudukkan Cresen di sofa tamu. "Duduk dan tidak usah melihat dengan jelalatan! atau Kamu akan tahu akibatnya."
Dengan tegas Shiro Yuki memberikan peringatan kepada adik sepupunya, dengan melirik ke arah Amy yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Tapi Cresen justru cengengesan, tidak menghiraukan ancaman dari kakak sepupunya. "Hehehe... pemandangan indah tidak bisa dilewatkan begitu saja tentunya. Bukannya keindahan itu adalah anugrah?" kata Cresen dengan enteng sambil terkekeh.
"Huhhh, awas saja jika matanya masih nakal. Aku pastikan akan mengirim kembali ke Jerman!" ancam Shiro Yuki lagi.
"Hahaha... Aku justru berpikir untuk menetap di sini saja. Bisa melihat pemandangan indah setiap saat, dan itu adalah hal yang sangat menyenangkan bukan?" tanya Cresen dengan menaikturunkan alisnya.
"Sial ini bocah! bicaranya ngawur saja sedari tadi. Bisa-bisa Amy malah tertarik padanya, jika mulutnya itu pandai bicara dengan semua rayuannya." Shiro Yuki mulai merasa terancam.
"Awalnya Aku pingin memberikan kejutan pada kalian semua, karena kemarin pada saat acara pernikahan kak Shiro Aku tidak bisa hadir. Begitu juga dengan mama dan papa. Tapi Mama sudah memberikan penjelasan pada tante Cresentia."
"Apakah Tante Cresentia tidak memberitahu pada Kakak?" Cresen memberikan penjelasan dan juga pertanyaan pada Shiro Yuki.
"Ya. Mami memberitahu jika kalian tidak bisa datang karena ada saudara yang meninggal dunia. Tapi kenapa sekarang datang tidak memberi kabar?"
"Tadi sudah Cresen kasih tahu, ini surprise!" terang Cresen lagi.
"Oh ya, kenapa Aku tidak dikenalkan dengan Kakak ipar?" Cresen mengingatkan pada Shiro Yuki, jika dia belum diperkenalkan pada Amy, istri sepupunya itu.
"Tidak usah!" jawab Shiro Yuki ketus.
"Hahaha... apakah kedatanganku sudah mengganggu aktivitas kalian berdua?" tebak Cresen tepat pada sasaran.
Hal ini membuat Shiro Yuki melengos kesal, sedangkan Amy menundukkan kepalanya.
Melihat bagaimana reaksi keduanya, Cresen kembali tertawa-tawa senang, karena ternyata tebakannya benar adanya. "Hahaha... maafkan atas kedatanganku ini kakak tersayang," ucap Cresen tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"Tapi... kemana tante dan om, lalu si baby ke mana?" sambung Cresen bertanya, tentang keadaan rumah yang sepi.
"Ke villa," jawab Shiro Yuki pendek.
Alis Cresen menyatu, kemudian dia kembali tertawa, "hahaha... begitu ternyata." Cresen menanggapi dengan pemikirannya yang ambigu.
"Aku tidak mendapatkan minuman apapun ini? Aku sudah sangat haus!" rengek Cresen sok manja.
Mendengar perkataan Cresen, membuat Amy bergegas ke arah dapur. Mengambil minuman untuk tamunya, yang tidak lain adalah adik sepupu suaminya sendiri.
"Ehhh..."
Shiro Yuki yang hampir mencegah Amy, tidak melanjutkan kalimatnya, karena istrinya itu sudah terlanjur berjalan cepat ke arah dapur.
*****
Cresen sudah beristirahat di kamar tamu. Shiro Yuki kembali berniat mengajak Amy untuk bermain-main. Dia sudah mempersiapkan diri, menunggu istrinya yang sedang berada di kamar mandi.
"Lama sekali dia," gumam Shiro Yuki tidak sabar.
Dua menit, lima menit berlalu, dan Amy belum juga keluar dari terdalam kamar mandi. Hal ini membuat Shiro Yuki tidak sabar, sehingga bangkit dari tempat tidur. Berjalan menuju ke arah pintu kamar mandi, kemudian mengetuk pintunya.
Tok tok tok!
"Bee... Kamu tidak kenapa-napa kan?" tanya Shiro Yuki penasaran.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi, sehingga kening Shiro Yuki berkerut heran. Tadi dia melihat istrinya masuk ke dalam kamar mandi, tapi sekarang tidak terdengar suara apapun dari dalam sana.
"Apa terjadi sesuatu padanya?" tanya Shiro Yuki khawatir.
Tok tok tok!
"Bee... Bee! Buka pintunya, atau Aku dobrak?" Shiro Yuki mencoba memberikan ancaman pada istrinya, berpikir jika Amy akan segera membuka pintu.
Dan benar saja, tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Ma... maaf Tu... Boo. Aku..." ucap Amy tertunduk dengan wajah yang sulit untuk diartikan.
Cup!
Shiro Yuki tidak menggubris permintaan maaf dari Amy, dengan bibirnya yang langsung menutup bibir istrinya. Bahkan Shiro juga menggigit kecil bibir bawah Amy, supaya bisa terbuka dan memberinya akses untuk lebih mendalam.
"Emhhh... Boo, Ak... ku..."
"Apa?" tanya Shiro Yuki tidak sabar, setelah melepaskan bibirnya sebentar.
"Datang bulan."
Mata Shiro Yuki terbelalak, ketika mendengar jawaban istrinya barusan.
Akhirnya happy ending untuk Tuan Muda Reo 😁 jdi seperti tante online yg ngikutin dari kecil sampai nikah. Tinggal jadi nenek online aja nih 😁
Sukses terus ya thor dgn semua karya-karya nya😍😎 Semangat