Terlahir dari keturunan Kakek Darmo bukanlah pilihan dari Belacia. Apapun alasannya Ia sudah masuk dalam rantai perbudakan setan dalam perjanjian yang di lakukan Sang Kakek.
Karena keyakinannya kepada Tuhan. Akhirnya Bela selamat dari kutukan iblis. Tapi naas itu hanya berlaku untuk belacia. Seakan tidak mau terputus rantai keturunannya, Iblis keparat banyak memakan janin dari Kakak Ibunya yang tertua. Dan menjadi teman sepupunya yang lain.
Bagaimana perjuangan Belacia? Ikuti terus yaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivia Frolika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takdir
Kedua orang tua Bela dan kedua sepupunya dengan harap cemas menunggu kepulangan Bela. Kalau tadi malam hanya roh Bela yang keluar, namun sekarang tubuhnya pun telah pergi entah kemana.
Hari sudah sore, walaupun sinar matahari masih menyengat. Seharian mereka hanya menunggu kepulangan Bela. Mereka memang tidak melihat ketika Bela pergi, saat semua sudah lelah menjaga Bela.
Sore ini, Sundari yang keluar sebentar melihat kupu-kupu dan capung di sekitar rumah Bela. Dari jauh ia melihat adik sepupunya tersebut sedang tertatih membopong seseorang.
Ia segera memanggil Pak Kusman dan yang lainnya. Kemudian Sundari berlari kearah Bela dan Nathan.
"Ayah, Mama, Kak Deby... Itu Bela pulang." Teriak Sundari.
Mereka bertiga keluar dan melihat kalau Sundari telah membopong seseorang bersama Bela. Setelah Pak Kusman dan istrinya mendekat, barulah mereka mengenali kalau lelaki yang bersama Bela adalah Nathan.
"Sini biar Mama dan Ayah saja yang membantu Nak Nathan." Kata Mama Iren.
Bela dan Sundari perlahan melepaskan Nathan ke Ayah Kusman dan Mama Iren. Mereka masuk ke rumah membaringkan Nathan di tempat tidur karena masih sangat lemas.
Nathan berbaring di kamar tamu, kedua orang tua Bela sudah keluar dari kamar. Mama Iren langsung ke dapur untuk membuatkan Bela dan Nathan teh hangat. "Mereka juga belum makan seharian, pasti sangat lapar." Pikir Mama Iren.
Bela mau keluar meninggalkan Nathan, ia ingin membersihkan diri sejenak. Setelah lebih dari sehari tidak terkena air. Namun Nathan memegang pergelangan tangan Bela untuk menahannya.
"Bel, sekarang kita sepasang kekasih kan? Boleh panggil sayang yaa." Goda Nathan.
"Ish, tuh pakaian Bang Nathan bau lumpur." Kata Bela langsung berlalu.
Nathan memandang Bela dari tempatnya berbaring. Sedangkan Bela telah berlalu ke kamar mandi. Selesai mandi dan berganti pakaian, Bela kembali menemani Nathan di kamar tamu.
Semua sudah ngumpul di meja makan, Mama Iren telah memasak banyak makanan. Tidak lupa ia memasak ayam goreng cabe hijau kesukaan Bela. Sundari dan Deby sudah dimeja makan setelah tadi sibuk membantu Mama mereka.
"Deb, tolong panggilkan Bela dan Nathan. Apa cerita mereka sepertinya seru sekali terdengar dari sini." Kata Pak Kusman.
"Baik Yah." Jawab Deby.
Deby menemui Bela dan Nathan di kamar tamu. Memberitahu kalau semua suda menunggu mereka di meja makan.
"Bel ayok makan malam, Ajak Abangnya. Kalian pasti udah lapar ya. Nanti habis makan malam, Nathan ganti baju ya. Kakak tadi sudah beli baju untuk Nathan di toko pertigaan jalan." Kata Deby.
"Baik Kak." Jawab Bela dan Nathan hampir bersamaan.
Mereka bertiga keluar dari ruang tamu beriringan menuju meja makan. Setelah di persilahkan Nathan dan Bela menikmati makanan dengan sangat lahap, entah mungkin kesukaan Bela atau memang kedua anak itu sangatlah lapar.
Setelah selesai makan, Pak Kusman berusaha membuka percakapan. Bagaimana kedua anak tersebut bisa pulang dengan keadaan yang menghawatirkan. Bagaimana pula Bela bisa bertemu dengan Nathan, bukannya tadi Bela pergi begitu saja?
Banyak pertanyaan yang mengganjal di hati kedua orang tua Bela dan juga kakak-kakaknya. Namun setelah Bela menceritakan secara terperinci setiap kejadian, membuat mereka bisa bernapas lega. Apalagi mendengar bahwa rantai perbudakan tersebut telah terputus dan berakhir.
Rencananya setelah makan malam, Ayah Kusman akan mengantar Nathan pulang ke rumah orang tuanya. Ketika mereka tengah asik mengobrol di ruang tamu, tina-tiba ponsel milik Mama Iren berdering beberapa kali.
"Iya, halo." Sapa Mama Iren karena yang menghubungi nomor baru.
"Halo ini Iren? Saya Toto Ren mau mengabarkan kalau Lia, putri Kakek Darmo baru saja meninggal. Beliau tersengat listrik saat sedang di kamar mandi." Kata Toto yang adalah teman sepermainan Mama Iren waktu kecil.
"B-baik To, kami segera ke sana." Kata Mama Iren.
Ponsel yang di pegang Mama Iren hampir saja terlepas dari tangannya. Ia terduduk lunglai bersandar di tiang meja kamar mereka. Tangisnya pun pecah sedu-sedan terdengar pilu.
"Ada apa Ma?" Kata Pak Kusman beranjak ke arah istrinya.
"Kak Lia meninggal Yah." Jawab Mama Iren dengan air mata yang sudah tumpah. Bagaimanapun juga Ia dan kakaknya Lia tumbuh dari rahim yang sama, melukis sejarah masa kecil bersama. Tentu ada ikatan batin yang besar dari dalam diri mereka.
Bela berlari kearah Mamanya, Ia memeluk orang yang sangat menyayanginya tersebut. Membawanya kembali duduk di sofa ruang tamu.
Perasaan Bela mengatakan kalau kematian Mak Tua Lia adalah tidak wajar. Pasti ada sangku paut dengan berhasilnya Bela mengalahkan Raja Legion.
"Deb kita akan ke rumah Kak Lia, apa kalian ikut?" Tanya Pak Kusman.
"Iya Ayah, kami ikut mau menemani Adek Bela." Kata Sundari.
"Iya Yah." Timpal Deby.
"Saya boleh ikut juga Om?" Tanya Nathan yang sejak tadi berdiam diri.
"Apa orang tua mu tidak khawatir Nak?" Tanya Mama Iren.
"Saya telepon orang tua Saya dulu Tante, kalau boleh Saya mau pinjam ponsel Tante." Kata Nathan malu-malu.
"Ini Nak, setelah kamu menyelamatkan Bela. Kami sudah menganggap kamu seperti anak kami sendiri." Kata Mama Iren.
Nathan mengubungi orang tuanya untuk meminta izin. Setelah selesai menelepon, mereka semua bersiap berangkat. Nathan menggunakan kaos dan sweater Bela yang tebal. Kebetulan ada sweater Bela yang mirip sweater anak laki-laki.
Mereka berangkat tanpa banyak berkomentar. Kali ini Deby la yang menyetir, mereka tiba di rumah duka sekitar pukul 20.00 waktu setempat.
Belum lama mereka tiba, Tetua adat menyarankan agar pemakaman di lakukan malam ini juga. Mengingat bau yang di keluarkan dari tubuh Mak Tua Lia sangat menyengat. Padahal meninggalnya ia belum satu hari, terdengar bisik-bisik dari para pelayat.
Mereka mengantar jenazah ke pemakaman. Bela dan keluarga juga ikut bersama dengan pelayat dan keluarga lainnya, mengantar Mak Tua Lia untuk terakhir kalinya.
Ketika liang kubur sudah di tutup. Semua orang berdoa untuk perjalanan roh Mak Tua Lia. Namun tiba-tiba terdengar gemuruh dari atas, sangat jelas terlihat oleh Bela bahwa itu adalah bayangan Raja Legion.
"Whahaha, Rantai Perbudakan Darmo memang sudah selesai. Tapi Lia keturunan Darmo sengaja membuat perjanjian Baru kepada ku, keturunannya adalah milikku. Aku tidak akan lenyap sampai hari penghakiman tiba, Hahahahaha." Suara menggelegar menghasilkan kilat sambar-menyambar di sekitar tempat pemakaman.
Hanya mereka yang bisa merasakan kekuatan gaib tersebut. Deby melihatnya langsung apa yang Bela lihat, dengan erat ia memeluk Bela. Sedangkan Nathan hanya bisa mendengar suara tersebut. Ia mendekat kepada Bela mencoba menenangkannya dengan mengelus pundak Bela yang berada dalam pelukan Deby.