Memutus Rantai (Perbudakan Setan)
Sudah hampir seminggu Kakek Darmo sakit. Ia telah di rawat di rumah sakit di kota A. Tetapi Kek Darmo tidak menunjukan tanda-tanda akan sembuh, bahkan penyakitnya kelihatan tambah parah.
Tim medis memvonisnya dengan penyakit paru-paru. Hal itu di karenakan Kakek Darmo adalah perokok berat. Paru-parunya terlihat menghitam nampak pada gambar saat di USG.
Kondisi Kakek Darmo sangat menghawatirkan. Di tambah dengan kebiasaannya saat magrib melotot dan mengigau. Ia seakan lagi bertarung melawan seseorang.
Lima hari sudah dirawat di rumah sakit ini, belum ada perubahan. Anak cucu Kakek Darmo membawa pulang ke rumah dulu.
Besok pagi rencananya mereka akan membawa Kek Darmo ke rumah sakit yang lebih bagus, baik dari perawatannya maupun dokter yang menangani.
Sore hari keluarga Kakek Darmo sudah berkumpul di rumah. Kakek Darmo di bawah pulang terlebih dahulu.
Nenek Usni dan kelima anaknya serta anak menantu dan cucu-cucunya, berkumpul di rumah itu. Mereka bergantian menjaga Kakek Darmo dan sebagian istirahat untuk sekedar tidur sebentar.
Belacia adalah cucu tertua dalam keluarga. Ia adalah anak pertama dari putri kedua Kek Darmo dan Nenek Usni.
Belacia seorang gadis yang baru berusia sekitar enam belas tahun pada bulan depan. Memiliki rambut bergelombang dengan kulit kuning langsat serta dengan bola mata berwarna brown.
Sore itu Bela duduk di kursi dekat jendela rumah kakek. Ia bersama keluarga besar dan tetangga yang menjenguk Kek Darmo.
Entah kekuatan apa pada saat itu. Kakek Darmo yang sudah lama terbaring lemas. Ia mengatakan ingin buang air besar di sungai berair deras di belakang rumah sekitar seratus meter dari dapur.
Padahal menurut keterangan Nenek Usni. Jangan kan untuk berjalan sejauh itu. Untuk berdiri pun Kakek Darmo sangat susah. Ia juga sudah buang air menggunakan pampers. Dan dari beberapa hari yang lalu Kakek Darmo bicaranya sudah tidak jelas.
Tapi hari ini, tepatnya sore ini Kek Darmo dengan jelas ingin buang air ke sungai besar di belakang rumah. Ia juga tidak mau di temani Iman anak ketiganya.
Kek Darmo berdiri dan berjalan sendiri. Ia lalu mendekati Bela dan mencium jidat Bela.
"Sudah gadis cucu Kakek." Kata Kakek Darmo.
"Iya Kek, Kakek cepat sembuh." Jawab Bela.
Kemudian Kek Darmo berlalu ke belakang rumah. Ke arah sungai besar, tetapi sesuai perintah beliau, tidak ada seorang pun anak atau cucunya berani menemani atau sekedar mengikuti Kakek Darmo.
Tidak berapa lama kemudian Kek Darmo kembali ke rumah. Ia kembali ke kasur tempat Ia berbaring di ruang tamu.
Kakek Darmo sengaja tidur diruang tamu, mengingat hanya ruang tamu yang bisa menampung seluruh anak cucunya. Jadi kalau malam hari mereka tidur bersama-sama di sana.
Belum sampai sejam Kek Darmo berbaring. Kondisinya mulai memburuk lagi. Ia Bahkan sama sekali tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Hanya bola matanya yang masih bisa melirik .
Keesokan harinya anak cucu Kek Darmo dan Nenek Usni, mereka sepakat membawa Kek Darmo ke rumah sakit yang lebih besar. Mereka berangkat pagi hari sekitar jam 9.00WIB.
Mereka sampai di rumah sakit sekitar pukul 14.15WIB. Kurang lebih lima jam perjalanan. Setelah di tangani di ruang IGD, Kakek Darmo di bawa keruang perawatan.
Menjelang magrib kondisi Kakek Darmo sangat menghawatirkan. Matanya terbuka lebar tanpa pergerakan dan seluruh tubuhnya kaku. Oleh tim medis Kek Darmo di pindahkan keruangan ICU.
Semua anak dan beberapa cucu serta ada juga keluarga besar menjenguk di rumah sakit. Tepat pukul 24.00WIB Kakek Darmo menghembuskan napas terakhirnya.
*********
Belacia adalah keturunan kedua Kakek Darmo. Ia adalah putri pertama dari Iren dan Kusman. Iren adalah anak kedua dari Kakek Darmo dan Nenek Usni.
Bela adalah gadis periang dan anak pintar di sekolahnya. Ia mendapat julukan 'Sang Juara' di sekolahnya.
Dalam keluarganya, Bela juga di ajarkan agar hanya percaya kepada Tuhan yang menciptakan semesta alam. Kasman sangat menyadari bahwa dalam keluarga istrinya masih kental dengan ilmu mistis.
Kasman tidak mau dan tidak sudi anak cucunya kelak terikat belenggu Iblis. Apalagi Ayah mertuanya sangat terkenal sebagai dukun sakti di kampung mereka, bahkan nama dan kehebatannya santer terdengar sampai ke kota-kota.
Karena sering tidak mengindahkan perintah Ayah mertua. Kasman sering mendapat sindiran-sindiran dari keluarga besar. Mereka mengatakan bahwa Kasman tidak menghormati orang tua istrinya itu.
Bela sudah berumur enam belas tahun. Ia juga nampak tidak berbangga kepada Sang Kakek walaupun banyak orang memujanya.
Bagi Bela, apa yang di lakukan Kakeknya adalah sebuah pelanggaran kepada Sang Empunya Alam Semesta. Ia juga sama seperti Ayahnya sering mendapat sindiran tajam dari keluarga besar.
Kakek Darmo jarang sekali ngobrol dengan Bela. Ia hanya berbicara seperlunya saja.
Sudah menjadi rahasia umum di kampungnya. Bahwa Kakeknya Bela seorang dukun sakti mandraguna. Kek Darmo bisa bersembunyi di balik benda kecil seperti sebilah pisau. Ia juga bisa menyebrangi sungai yang sedang banjir sekalipun tanpa bantuan alat transportasi.
Kakek Darmo biasa juga mengumpulkan benda benda-benda aneh. Dari kesaktiannya rumah Kek Darmo tidak pernah sepi. Selalu ada saja orang yang minta tolong kepadanya.
Orang yang datang dengan berbagai kepentingan. Berbagai masalah itu mulai dari pengobatan, keinginan mendapat jodoh dalam waktu dekat, pelet, guna-guna, sakit hati, dendam, ingin kebal sampai keinginan naik jabatan pun ada yang datang.
Sekarang Kakek Darmo sudah tiada. Siang nanti akan di makamkan. Semua keluarga besar dan jiran tetangga sudah berdatangan melayat.
Dari tadi malam sejak mendapat telepon dari paman Veri. Bela merasakan keanehan ia merasa ada yang mengikutinya. Padahal ia sendiri berada di rumah Kakek bersama sepupu dan keluarga besar yang lain.
Bela merasakan ada angin panas berhembus kearah dirinya tadi malam. Ia susah untuk terlelap tidur.
Bela berdoa dengan sungguh-sungguh seperti yang diajarkan oleh Ayahnya. Berulang ia mencoba untuk fokus berdoa, tetapi pikirannya seakan ada yang mengganggu. Biarlah hatiku yang menghadap kepada Tuhan ucap Bela sambil menangis.
Bela sangat merasa aneh. Tetapi mau cerita sama siapa, Ayahnya pun masih di rumah sakit. Rasanya tidak mungkin untuk sekarang bercerita. Ia tidak tidur sampai pagi datang.
Bela berpikir dan merasa tidak wajar jika Kakek menciumnya seorang. Padahal di dekatnya banyak cucu-cucunya yang lain. Bela merasakan ada hal yang aneh dari perlakuan Sang Kakek.
Mungkin karena Bela terlahir pada malam hari yaitu tepat pukul 24.00WIB sehingga itu artinya milik mereka. Juga karena cucu Kakek Darmo yang tertua sehingga Iblis itu menginginkan Bela.
Bela memang cucu sulung, yang terlahir di pada pergantian malam. Apapun alasannya dan kalaupun terjadi Bela bukan keturunan Iblis, Bela bukan pengabdi setan seperti Kakek. Cukup hanya Kakek, itulah yang Bela tekadkan sambil mengepalkan tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Anisa Nurapiah
nggak bisa di like kak
2022-12-20
2
Via Ge
benar-benar uji nyali
2022-11-27
3