terlahir sebagai nona muda yang kaya raya tak menjamin kehidupan percintaan nya sempurna. quinsha menjadi anak yatim piatu diusia 15 tahun. sebagai penerus kerajaan bisnis adipati,dia terpaksa menyembunyikan jati diri nya agar mendapat teman dan pasangan hidup yang tulus. apalah jadi nya jika kepolosan nya dalam percintaan malah membuat dia di manfaatkan dan di khianati oleh tunangan yang di cintai nya ? well, pintar di otak tapi oon di cinta ...
"kau hanya sekedar wanita jelek yang hanya ku manfaatkan" ~ bagas
"wanita murahan, bagas hanya milikku !" ~ sara
"kenapa semua berakhir seperti ini? ayah bunda, rasanya sakit !!" ~quinsha
"kami sebenarnya mengetahui kebenarannya dari awal, tapi melihatmu bahagia kami menunda untuk memberi tahukanmu" ~nakula-sadewa
"gadis ini misterius sekali, aku yakin dibalik wajah kumal itu menyimpan rahasia besar" ~narendra
hai, ini karya pertama ku, maaf jika masih ada typo. insya allah akan di revisi secara bertahap. selamat membaca😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
" baik tuan, kata tuan nakula.... Bersedia menemui tuan aldebaran dan asisten kevin " jawab tiara tersenyum ramah. Narendra tersenyum tipis karena ia bisa bertemu dengan sang kakak sepupu dari quin.
" silahkan tuan muda dan tuan asisten langsung saja keruangan tuan nakula. Beliau sudah menunggu di sana " tunjuk nimas dengan sopan.
Narendra mengangguk merespon ucapan nimas. Kevin sedikit membungkuk hormat dan mengucapkan terima kasih kepada ke dua resepsionis. Mereka berdua menuju lift untuk naik ke ruangan nakula. Tak sampai lima menit, mereka berada di ruangan yang biasa di datangi narendra . lantai yang sama dengan ruangan yang quin gunakan karena ruangan nakula berada tepat di depan ruangan quin.
Kevin maju terlebih dahulu dan mengetuk pintu ruangan nakula yang di sahuti masuk dari arah dalam ruangan. Narendra melirik sekilas ke arah pintu ruangan quin yang terlihat sepi. Ya iya lah, kandani quin ra mlebu alias absen kok panggah tetep di deleng wae ruangane. Ya hasil nya zonk dong om ! Hi hi hi
( di bilangin quin nggak masuk alias absen kok malah tetep di liatin aja ruangan nya ).
Kevin dan narendra memasuki ruangan yang terlihat terdapat 2 meja yang di pakai oleh nakula dan sang sekertaris.
Nakula tersenyum lebar menyambut kedatangan dua pembesar aldebaran group ini.
" silahkan masuk tuan muda narendra, tuan kevin , silahkan duduk " kata nakula mempersilahkan tamu - tamu nya untuk duduk di sofa yang telah tersedia,
" terima kasih tuan nakula " jawab ,kevin sopan. Narendra hanya mengangguk. Nakula tidak tersinggung karena ia juga paham dengan sifat narendra yang sedikit dingin. Kecuali terhadap sang adik.
" ada apa kah gerangan, sehingga tuan tuan ingin bertemu dengan saya ? Seingat saya, diskusi selanjut nya masih sekitar 2-3 hari lagi " tanya nakula hati - hati.
" ehem, maaf sebelum nya tuan nakula, kami datang kesini tanpa ada janji sebelumnya " pangkas kevin terlebih dahulu. Diri nya pikir jika sang bos pasti malu - malu untuk bicara jujur jika kedatangannya menemui nakula adalah ingin menemui sang adik dari nakula.
" maaf tuan nakula, saya ingin menanyakan perihal quin " jawan narendra to the point. Kevin menganga lebar, tak terpikirkan oleh nya jika sang sepupu yang merangkap sebagai bos nya ini secara gamblang akan berbicara tentang tujuan nya. Nampak Nya urat gengsi nya terputus jika sudah menyangkut soal bocah kecil ny.
Nakula pun terkejut, bukan ia tak tahu kedekatan dari tuan muda ini dengan adik sepupu nya. Tapi ia terkejut karena narendra yang terlihat dingin dan terkesan acuh kepada para wanita mau dengan langsung menanyakan quin kepada nya. Di hati nya sedikit bangga dan senang bahwa ternyata pria ini gentle.
' tambah 1 poin untuk kelayakan sebagai pasangan quin ' batin nakula.
Nakula terlihat trenyuh dan sendu, mengingat sang adik terbaring jatuh sakit hingga tidak masuk. Dia menghela nafas kasar dan perbuatan nya ini menimbulkan tanda tanya besar di kepala narendra.
" ada apa tuan nakula, apa ada yang terjadi dengan quin ? Tanya narendra dengan sedikit panik.
" quin sedang sakit, tuan" bagaikan tersengat lebah, jawaban nakula mengagetkan narendra. Bahkan kevin pun melongo saat mendengar bocah songong yang sering kali mengusili nya itu sedang sakit. Sedikit banyak kevin pun menerima semua keisengan quin terhadapnya.
" sa..sakit ? Ta .. Tapi kemarin ia baru jalan - jalan dengan tuan kan ? Bahkan ia masih sempat meminta ijin kepada saja " tanpa sadar ia membeberkan kedekatannya dengan quin hingga sampai tahap meminta dan memberi ijin. Tapi narendra tak memperdulikan itu sekarang. Di kepala nya di penuhi dengan bayangan quin yang terbaring lemah entah di ranjang kamar nya atau malah di kamar rumah sakit.
" tubuh nya sedang drop tuan, selama 2 bulan ini semenjak ia masuk ke kantor, ia terus memforsir tenaga nya. Memang saya akui pekerjaan nya sangat banyak dan ia lupa diri untuk beristirahat dengan baik," jelas nakula sendu.
" di tambah lagi, kondisi imun quin memang sedikit istimewa, ia bisa terkadang enerjik dan terlihat tidak memiliki rasa lelah dan ada kalanya tiba tiba menjadi gampang sakit karena sedikit lelah. Dan juga kemarin sempat radang tenggorokan nya kambuh. " lanjutnya. Narendra dan kevin mendengarkan dengan seksama. Kini ia tahu keadaan sang kekasih hati, bocah kecilnya.
"lalu, bisakah saya menjenguknya ? Pinta narendra. Nada bicara nya lirih melemah. Setengah jiwa nya entah melayang kemana guna mendengar kabar sang kekasih kecil nya.
" oh, tentu saja boleh. Datang saja ke kediaman kami, anda pasti tahu kan kediaman kami " tanya nakula menaik turunkan alisnya menggoda Narendra. Narendra ber deham malu.
" ha ha ha , baik lah baik lah. Sekarang mari kita makan siang dulu, pasti anda berdua belum sempat makan siang kan ? " ajak nakula.
" apa tidak merepotkan ? Kami bisa pergi ke kafe terdekat atau pergi ke kantin perusahaan tuan," kata kevin sungkan. Narendra tersenyum saja. Sedangkan nakula malah terkekeh pelan.
" ah, jangan sungkan. Sekertaris ku sedang pergi mengambil pesanan makanan. Saya berharap pesanan saya ini sesuai dengan selera anda berdua," ucap nakula. Rupa - rupa nya sang sekertaris sedang memesan makanan. Pantas saja ruangan ini hanya berisi nakula saja mengingat terdapat 2 unit meja di sana.
Tak lama kemudian, sekertaris nakula datang dengan menenteng beberapa bungkusan dengan logo " JAWA BAHAGIA'S CAFE ". Mengingat nama tersebut, membuat narendra merasa flashback saat pertama kali ia bertemu dengan quin.
" hmmm kalau dari kafe ini sih, saya tidak akan menolak tuan, " kata kevin sumringah. Rupa nya ia juga mengingat kafe ini. Kafe yang untuk pertama kali nya ia di debat dengan seorang bocah songong yang malah pada akhir nya akan menjadi nyonya dari bos nya.
" ha ha ha, kami memang jarang untuk memesan makanan dari kafe kafe lain tuan. Karena kami sudah terbiasa dengan menu - menu di sana, di samping kafe milik sendiri, kan bisa juga menambah omset pendapatan " kelakar nakula.
" anda juga membayar ini semua ?" tanya kevin.
" oh tentu saja, bisnis tetap bisnis dong. Bahkan quin yang memiliki ruangan sendiri di sana saja juga membayar tiap bulan nya," jel nakula. Kevin dan narendra semain kagum dengan pola pikir keluarga adipati ini.
" menjadi seorang bos tak serta merta menjadi kan kami sombong dan semena- mena tuan, kami di didik untuk menghargai setiap karyawan yang bekerja kepada kami, pasti nya kami juga harus bersikap adil dengan membayar setiap makanan yang kami beli meskipun gerai itu milik kami pribadi." jelas nakula. Narendra dan kevin mengangguk paham.
Mereka berempat pun makan dengan lahap dan sesekali membicarakan tentang bisnis.
