NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LUMPUHNYA SANG TUPAI

Berlari...

Menerjang berbagai medan...

Dengan senjata yang tidak ringan tentunya dan fokus yang harus ia jaga, tak ada hal lain di pikiran Al Fath selain fokus pada tugas untuk saat ini.

Langkah besar sepatu delta menginjak tanah, bebatuan, dan dedaunan juga akar pohon yang terkadang menyembul ke permukaan demi mengejar target incaran.

"Dorr!"

"Dorr!"

Sesekali Al Fath berlindung di badan pohon ataupun merunduk diantara pepohonan, gelapnya malam menjadi teman.

"Bank sadh!"

"Ampong!" teriaknya pada sang kaki tangan.

Terlihat bahwa Denawa pun sedang mengisi amunisi peluru yang sudah habis di senapan miliknya.

Al Fath membidik Denawa, tapi sayangnya kali ini tembakannya meleset mengenai tangan Ampong.

"Dor!"

"Argghhh!" Ampong mengerang kesakitan, punggung tangannya tertembak. Denawa dan Ampong langsung bersembunyi, Denawa memberondong Al Fath dengan tembakan, di tengah malam yang seharusnya beristirahat tiba-tiba ia dikejutkan dengan serangan para tentara negara yang menyerbu markas dan gudangnya di hutan. Keduanya berlarian menghindar mencari tempat bersembunyi baru sementara Al Fath sendiri kembali bersembunyi.

"Eagle eye--posisi logistik Kelompok Arai sudah ditemukan," ujar unit 1 yang dikomandoi oleh Dena.

"Hancurkan," balas Al Fath dengan nafas yang memburu sedikit tersengal. Rasanya olahraga malam bersama Fara lebih menyenangkan.

"Dimengerti, hancurkan--copy."

Duarrr!

Terdengar suara dentuman keras di sisi lain hutan, bukan hanya Al Fath yang menoleh melainkan Denawa dan Ampong.

"Si alan!" umpat Denawa seraya masih menundukkan kepala dan badannya diantara rerimbunan pohon.

"Wa, sepertinya logistik senjata dan makanan kita sudah ditemukan," imbuh Ampong dengan sebelah tangan yang sedang membalut tangan lainnya dengan kaos yang ia pakai, untuk memghentikan pendarahan.

"Gua tau kamvrettt!"

"Abis kita Wa," jawab Ampong, Denawa semakin kesal dan marah, ia melancarkan serangan tembakan dengan memb4 b1 buta. Berkelana wara-wiri selama hampir 5 tahun menjadi pembalak liar dan bersembunyi di setiap hutan yang ada di negri bahkan pernah juga ke dalam hutan negri tetangga, akhirnya malam ini dang tupai terhenti melompat, di tangan anggota pasukan khusus.

Ia bangkit dari persembunyian, "aaaa!!!!" seiring peluru yang berhamburan melesat menyerang segala arah mata angin, amunisi pelurunya begitu banyak.

"Br3nk sek! Banyak banget pelurunya," ujar Dilar yang mendampingi Al Fath.

"Biarkan, logistik mereka sudah hancur. Kemungkinan beberapa dari mereka, sudah ditangkap bang Jov dan unit lain."

Sayangnya Denawa melihat pergerakan Al Fath dan Dilar, ia tersenyum miring, "rasain lu kamvrettt!" ia memberondong keberadaan Al Fath dan Dilar dengan tembakan. Keduanya menghindar, namun naas kaki Dilar sempat tertembak,

"Dorr!"

"Argh," erangnya pelan, seketika Dilar langsung terduduk. Tak ada waktu ataupun kesempatan untuk mengaduh, merintih apalagi menangis dan menginterupsi minta balik kampung. Rasa perih nan terbakar dari timah panas tak ia hiraukan.

"Lu oke?" tanya Al Fath.

"Oke bang, keep calm. Gua bisa tangani ini," balas Dilar dengan segera ia menekan luka tembakan dengan mengeluarkan ujung kaos hijau dan menyobeknya, meski sedikit kepayahan karena baju dan rompi, tapi tak ada barang lain yang lebih cocok selain itu menurutnya.

Al Fath melirik, menyembulkan sedikit kepala diantara dedaunan demi melihat keadaan. Tak butuh rentetan tembakan baginya, hanya butuh beberapa disertai ketenangan dan fokus.

"Kali ini harus kena!"

"Crat!" Kaki Ampong terkena peluru Al Fath, tak hanya disitu Al Fath membidik kedua kaki Ampong agar ia tak dapat berlari.

"Arghhhh!" teriak Ampong.

"Mpong!"Denawa menoleh.

"Lu lari Wa!" balas Ampong.

Denawa berlari namun Al Fath mengejar, tak lupa ia berhati-hati Ampong bukan mati melainkan ia buat lumpuh saja.

Dua lawan satu memang tak adil, namun dia Al Fath, ketua regu tim Sandha yang melegenda. Baru saja Ampong hendak mengarahkan senjatanya ke arah Al Fath berada, pria itu sudah menodongkan monc ong senjata tepat di kepala Ampong.

Ia bukan malaikat maut pencabut nyawa, tapi jika targetnya tak mau kooperatif dan membahayakan, maka jawabannya adalah membuatnya bungkam dengan senjata, bagi Al Fath pilihannya hanya dua lawan yang mati atau dia.

Pria itu memang tak takut mati, buktinya dengan 3 luka tembakan yang bersarang di anggota gerak badannya ia masih bisa tertawa smirk. Al Fath melempar senjata milik Ampong agar jauh dari jangkauan si empunya, "Lar! Bawa nih orang, 10 menit lagi unit Puma dari pasukan cadangan sampe titik!"

"Sip!"

Al Fath mengejar si ketua yang sudah lari padahal percuma saja toh di ujung sana pun unit R41 der sudah bersiap dengan kendaraan taktisnya.

Kelompok Arai yang diketuai Denawa ini memang sudah menjadi pembalak liar kelas kakap, bahkan tak segan mereka membentuk sebuah kelompok besar mencangkup beberapa kelompok pembalak liar di beberapa daerah yang tersebar di Born N3o, sampai di luar pulau juga. Sudah sejak lama mereka menjadi target operasi korps tentara darat, mereka memasok kayu dari tanah air ke luar negri dengan nilai tukar negara masing-masing sesuai si pemesan.

"Disini akhir perjalanan lu Denawa," Al Fath mencecarnya dengan senjata laras panjang unggulannya.

Pria yang tengah berlari tanpa pengawalnya itu terkadang bersembunyi berpindah-pindah, menyulitkan Al Fath untuk membidiknya, hingga ia menemukan celah untuk memfokuskan target sasaran, dalam sekali tarikan pelatuk, "shottt!"

Crat!

Arghh!

Terdengar pekikan dari sana, itu tandanya sasaran terkena tembakan. Sekali lagi Al Fath membidiknya, tapi Denawa tak tinggal diam ia melakukan perlawanan dengan memberondong Al Fath menggunakan timah panas.

"Unit 1, Unit 3, target dilumpuhkan--ganti!" Al Fath menghampiri targetnya yang sudah lemas tak berdaya. Al Fath segera menendang jauh-jauh senapan dari radar Denawa.

"Argghh!" erangnya saat tangan yang tertembak, Al Fath injak dengan sepatu deltanya, ia terpaksa melakukan itu karena si lawan masih mencoba menarik pelatuk.

"Si alan!"

"Rasa sakit ini ngga seberapa dibanding dengan berpuluh-puluh ribu pohon yang lu tebang," balas si dingin nan berbahaya ini.

Ia terkekeh meremehkan, "lu kira gua bisa lolos ekspor ilegal ini berkat siapa?! Jangan munafik, semua orang suka duit!" tawanya, Al Fath menarik jerah kaos Denawa sehingga si lawan ikut terangkat, dengan sekali tendangan oleh lutut Al Fath di antara dada dan perut, Denawa tumbang pingsan.

...----------------...

Kayu gelondongan dengan jumlah tak main-main siap kirim menjadi barang bukti untuk menjerat mereka semua ke dalam bui, sisa-sisa amunisi peluru, senjata rakitan juga dikumpulkan sebelum gudang mereka dihancurkan. Sebuah gubuk kayu cukup menampung 15-20 orang di ratakan setelah sebelumnya didokumentasikan.

Bukan tugasnya lagi, melainkan unit lainnya. Terdengar seram memang, tapi itulah tugas unit Sandha, disaat situasi mencekam dan berbahaya merekalah yang diseret masuk ke dalam, namun di saat semuanya sudah terkendali mereka ditarik menghilang. Mungkin saja memang sepadan dengan pangkat dan tunjangan yang di dapat, termasuk jabatan di korps angkatan darat nantinya.

"Ha-haha! Naik--naik oy! Ada yang naik pangkat setelah ini!"

"Asik! Diceburin dong bang!" seru mereka, Al Fath tersenyum tipis, di balik karier cemerlang ada sesuatu yang ia korbankan dan perjuangan tak mudah.

"Pangkat naik, tapi waktu balik ditendang istri dari rumah!" tawa Jovian mengawali tawa lainnya termasuk Dilar yang kakinya baru saja diperban.

"Bang, bersiin tuh muka! Ntar kalo balik masih kaya gitu, istri malah ngga bisa bedain mana suami mana jin hutan!" ledekan teman-temannya tak ia gubris, hanya sesekali tersenyum tipis. Sudah tak aneh, berhubung ia pengantin baru, maka keapesan dibully kini dialaminya. Al Fath melangkah menuju kamar mandi barak untuk mencuci wajahnya yang memang sengaja di olesi cat samaran berwarna hitam dan hijau agar wajahnya tak dikenali oleh lawan, demi keselamatan dirinya dan keluarga.

Ia jadi mengingat istri nakalnya itu, sedang apa kira-kira Fara jam segini? Al Fath melirik jam,

"Fara sepertinya masih tidur," terang saja ini pukul 3 dini hari, jelaslah Fara masih merem.

Bibir Al Fath tersungging saat mengingatnya, selalu ada saja aksi Fara yang bikin kedutan di bibir tak pernah hilang.

"Biduan Bojong Kenyot," ia terkekeh.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!