Fairi terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta didalamnya dengan Kenan karena sebuah perjodohan. Dan dihari perayaan ke 3 tahun pernikahannya suaminya memperkenalkan seorang wanita sebagai istrinya.
Semua itu tak berarti bagi Fairi, namun hati Fairi hancur saat suaminya memohon padanya untuk membujuk ibu mertuanya agar mau menerima istri kedua suaminya.
Mampukah Fairi bertahan dari ketidak adilan dari orang - orang yang selama ini dia percayai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katrina jaeyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah menghubungi Fairi Sri Wati menangis dan dia pun jadi kesal serta benci pada Kenan. Sri baru tau masalah Fairi sedalam itu, dan sebagai seorang teman Sri merasa sangat bodoh karena tak bisa mengetahui secara pasti kenapa sebab Fairi keluar dari tempat kerjanya dan mendapatkan ancaman dari suaminya dulu. Sri tak pernah menyangka kalau seorang Kenan yang terkenal sebagai pebisnis muda yang sangat luar biasa memiliki sifat yang begitu rendah bahkan tega membawah wanita lain dimalam hari pada saat acara ulang tahun pernikahannya dengan Fairi.
"Maafkan aku Fairi sebagai teman mu aku ternyata masih kurang baik sampai aku tak tau apa masalah mu yang sebenarnya." Sri merasa sangat bersalah.
"Hey tak masalah, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Semuanya telah berlalu dan aku sangat bahagia sekarang, maaf aku tak memberitahu aku pergi kemana." Fairi berkata dengan bahagia dari telepon saat sedang bertelepon sama Sri temannya.
"Katakan bagaimana kabar mu disana, apakah kamu mengalami kesulitan?" Sri bertanya dan Fairi menjawab semua pertanyaan dari temannya itu.
Malam itu dihabiskan Sri berbicara dengan Fairi lewat panggilan telepon, banyak sekali yang mereka bicarakan dan Sri juga menceritakan semuanya yang terjadi setelah kepergian Fairi dan ada berapa banyak orang yang datang ke kantor untuk menanyakan soal Fairi, namun karena memang tak ada yang tau jadi mereka semua tak mendapatkan info apa pun.
...💔💔💔...
Sementara di tempat penggalangan malam amal Farid menggantikan Kenan setelah dia mendapat telepon dari Kenan, dan Farid datang hanya untuk menyumbangkan beberapa hal yang seharusnya tadi disumbangkan oleh Kenan. Namun Farid juga mendapatkan informasi mengenai Melinda dari mulut ke mulut yang tanpa sengaja didengar oleh Farid.
"Oh, apa yang aku dengar ini. Apakah yang dimaksud adalah Melinda istri siri Kenan atau ada Melinda lain?" gumam Farid dalam hati sambil berdiri dengan segelas minuman ditangannya.
Wanita 1 : "Aku berkata dengan benar, karena aku dulu adalah teman kerjanya."
Wanita 2 : "Kenapa nona ingin tau mengenai dia? Tapi dia memang sangat beruntung karena dia telah menikam seorang pria baik yang tampan, dia adalah wanita simpanan kakak tirinya dan mereka telah berhubungan sejak lama*
Tyas : "Oh benarkah? Apa kalian tau seperti apa hubungannya dengan kakak tirinya itu? Dan sekarang ada dimana kakak tirinya itu? Apa mereka masih sering berhubungan?"
Wanita 1 : "Aku tak tau dimana kakak ya itu sekarang, tapi aku rasa mereka pasti masih berhubungan karena kakaknya itu adalah maniak dalam hal itu."
Wanita 2 : "Ya terakhir kali aku bertemu dengan kakaknya itu sekitar 1 bulan lalu dan dia bilang kalau dia sudah beberapa kali berhubungan dengan adiknya yang sangat nikmat itu."
"Apa - apaan ini? Jika memeng benar yang mereka bicarakan itu adalah wanita yang saat ini bersama dengan Kenan itu artinya Kenan telah dikhianati?" Farid terus saja bergumam dalam hati. "Tapi aku tak boleh berkata sembarangan kalau tak ada buktinya kan, baiklah aku akan coba cari buktinya karena aku ingin menunjukkannya pada Kenan pasti akan menarik, si penghianat mendapatkan balasannya." Farid bergumam dan tersenyum lalu kembali kedalam acara malam amal lagi.
...💔💔💔...
"Ini benar - benar tidak mungkin, jadi dia memiliki hubungan seperti itu dengan kakaknya yang telah menjemputnya dari panti asuhan, dan mereka memiliki hubungan begitu dekat sampai dianggap sebagai pasangan suami istri oleh warga setempat. Apa jangan - jangan mama benar anak yang dia bawah itu bukan anak Kenan melainkan anak dari kakak tirinya itu." Tuan Bram terlihat sangat kaget begitu melihat dan membaca hasil penyelidikan yang dilakukan oleh orang - orang suruhannya mengenai Melinda dan kehidupannya sebelum mengenal Kenan. Dan ingatan akan data itu membuat tuan Bram terus berfikir.
"Aku harus mencari buktinya dan menunjukkan pada Kenan biar dia bisa terbuka matanya, namun jika memang anaknya itu adalah keturunan Kenan aku hanya akan membawah anaknya saja tanpa ibunya, aku tak ingin keluarga ku memiliki hubungan dengan orang yang begitu tak bersih dalam hidupnya di masyarakat." Tuan Bram bertekad dan dia ingin melakukan tes DNA antara Kenan dan putri Melinda.
"Kenan, kenapa kau begitu bodoh sampai terjebak dengan wanita seperti itu, kenapa aku bisa memiliki anak yang tak bisa menggunakan otaknya, atau bibir ku memang bukan bibir yang baik makanya aku bisa memiliki anak yang seperti itu." Tuan Bram bergumam dan memegang kepalanya karena menahan rasa sakit kepala.
...💔💔💔...
Setelah beberapa hari dan masalah di malam penggalangan amal telah terlewatkan semua terlihat biasa saja, keadaan Kenan yang merasa tertekan juga juga sudah tak terlihat lagi. Selama 1 minggu terakhir Kenan berusaha untuk membuat keluarganya bahagia, Kenan membawah Melinda dan putri kecil mereka pergi ke taman hiburan dan bahkan hubungan Kenan dan Melinda pun telah mencair, malam - malam yang dilewatkan Melinda dengan sindiran ditemani air mata kini telah berubah jadi malam panas yang menggairahkan bagi dirinya dan Kenan.
"Mas, malam ini aku sangat bahagia rasanya aku begitu dimanjakan oleh mas Kenan." Melinda berkata dengan manja sambil memeluk tubuh Kenan.
"Hem, maaf beberapa waktu ini akan terus mengabaikan mu." jawab Kenan balik memeluk Melinda dan mencium puncak kepala Melinda.
"Tak apa mas, aku tau mas Kenan banyak masalah dan tekanan." Melinda menjawab dengan tersenyum menatap Kenan, dan mereka pun salin beradu bibir serta memulai permainan mereka lagi.
Hari - Heri Kenan terasa kembali bersemangat karena dia telah memutuskan hanya akan menyimpan kenangan tentang Fairi didalam sudut hatinya terdalam dan tak akan pernah mengungkapkannya keluar lagi karena dia ingin kehidupannya dengan keluarganya yang sekarang baik dan bahagia.
...💔💔💔...
"Ya lihat apa ini, dia tidur sambil bekerja lagi. Kalau terus seperti ini maka kakinya akan semakin bengkak kan, benar - benar tak bisa diingatkan kalau sedang kerja selalu lupa segalanya." gerutu bi Mina yang melihat Fairi tertidur sambil duduk didepan layar komputernya.
"Nak Fairi, bangun ayo tidur di kamar." Bi Mina menggoyang tubuh Fairi dengan lembut.
"Em, bibi aku tertidur lagi ya." Fairi menggeliat meregangkan tubuhnya dan menarik tangannya keatas setinggi - tingginya.
"Ayo pindah tidur di kamar dan ini minum dulu susunya" bi Mina menyodorkan segelas susu hangat pada Fairi
"Terima kasih bi." Fairi menghabiskan susunya dan bangun. "Ugh, kakiku." Fairi mengeluh karena kakinya kram tidur sambil duduk dalam waktu yang lama.
"Sakit lagi kakinya? Bukankah bibi sudah bilang jangan tidur sambi duduk, kalau memang capek dan ngantuk ya tidur saja di kamar. Kenapa begitu bandel sih jadi orang." Bi Mina mulai menggerutu lagi memarahi Fairi yang tak bisa diingatkan.
"Iya, iya bibiku yang bawel dan cerewet." Fairi berkata sambil tersenyum dan berjalan perlahan dengan dipapah bi Mina pindah ke kamar tidur.
"Bibi bukannya cerewet, tapi nak Fairi ini sekarang tak sendirian lagi. Jadi harus lebih menjaga kesehatan dan jangan bekerja terlalu lelah sebab dia yang ada didalam itu juga harus istirahat dengan cukup agar dia sehat dan kuat nantinya saat lahir." Bi Mina mulai menceramahi Fairi panjang lebar soal kehamilannya yang saat ini sudah memasuki akhir bulan.
Fairi tertawa karena dia bersyukur ada bi Mina bersamanya juga ada makhluk kecil yang saat ini sedang bertengger didalam perutnya yang dalang bergerak lincah membuat dia merasa geli dan juga bahagia. "Fairi bersyukur mengetahui tentang kehadirannya saat sudah pergi jauh dari semuanya, dan Fairi yakin dia akan selalu ada bersama dengan Fairi dan menjadi kekuatan ku yang sangat besar. Kalau sampai Kenan dan keluarganya tau dia telah hadir mungkin saja aku tak akan pernah bisa melihatnya dan merawatnya saat dia lahir nanti." Fairi menyentuh perutnya yang buncit dan sudah memasuki bulan ke 7 kehamilannya.
"Bibi selalu berdoa agar kamu dan calon anak mu selalu bahagia dan sehat." Bi Mina memeluk Fairi
"Iya, terima kasih bi. Tapi tak terasa ya kita sudah 5 bulan berada di negara orang dan Fairi sangat menyukainya. Kira - kira siapa nama yang cocok untuknya ya bi?" Fairi tersenyum saat sentuhan tangannya diperut mendapatkan respon dari makhluk kecil didalamnya.
...💔💔💔...
Disaat Fairi merasakan bahagia berbeda dengan Melinda yang merasa cemas, karena dia telah positif hamil 3 bulan sementara dia dan Kenan baru saja berhubungan aktif suami istri baru 1 minggu ini. Melinda tak tau harus berbuat apa untuk menutup kehamilannya yang saat ini karena jarak dari usianya dan hubungannya dengan Kenan terlalu jauh.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Jika waktu itu aku bisa menutupinya karena aku baru hamil 1 bulan dan mulai aktif berhubungan dengan mas Kenan, tapi sekarang aku baru saja berhubungan aktif dengan mas Kenan 1 minggu tak mungkin aku langsung mengatakan padanya kalau aku hamil." Melinda terlihat cemas setelah dia keluar dari ruang periksa puskesmas itu.
"Ini semua gara - gara kak Danang b*r*ngs*k itu." Melinda memakai sambil menahan rasa kesal dan khawatir.
fairi-farid
Melinda - Melisa
sari -sri
tyas -tias