NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:828.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 28.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian, Yuna dan Elkan duduk lesehan di dasar lantai yang beralaskan tikar. Keduanya nampak lucu mengenakan pakaian yang dipinjamkan oleh istri bapak itu.

"Oh iya, Bapak hampir lupa mengenalkan diri. Nama Bapak Sobri, dan ini istri Bapak Asih." ucap Pak Sobri yang tengah duduk di sebelah istrinya.

"Pak Sobri, Bu Asih, makasih banyak ya atas bantuannya. Saya Elkan, dan ini ist...," Elkan menjeda ucapannya, bola matanya berguling liar memikirkan apa yang harus dia ucapkan.

"Ini Yuna," sambung Elkan sembari menunjuk Yuna yang duduk di sebelahnya.

"Apa kalian sepasang kekasih, atau malah suami istri?" tanya Pak Sobri ingin tau.

"Tidak...,"

"Iya...,"

Elkan dan Yuna tiba-tiba terdiam karena memberikan jawaban yang berbeda. Keduanya nampak canggung dan saling melirik satu sama lain.

"Loh, kenapa jawabannya berbeda gitu?" tanya Bu Asih sembari menautkan alisnya.

"Ya sudah, tidak usah dibahas! Lebih baik kita makan dulu!" ajak Pak Sobri yang tidak mempermasalahkan hal itu.

"Ayo Yuna, Elkan, jangan sungkan ya! Semoga kalian berdua suka dengan masakan kampung seperti ini." ucap Bu Asih.

"Tidak masalah Bu, bisa makan saja udah syukur." sahut Yuna sembari tersenyum kecil.

Meskipun makanan yang terhidang di hadapan mereka nampak sederhana, tapi kehangatan keluarga itu membuat Elkan merasakan tamparan keras di wajahnya.

Seseorang yang hidup sederhana, memiliki cinta yang begitu besar di dalamnya. Sementara dia yang hidup bergelimang harta, bahkan tak bisa merasakan cinta di hidupnya.

"Apa kalian tinggal berdua saja di tengah hutan begini?" tanya Elkan sembari menikmati makanannya.

"Tidak, kami memiliki seorang putra. Sekarang dia sedang pergi memancing," jawab Bu Asih.

"Memancing? Kok mancingnya malam sih?" tanya Elkan penasaran.

"Kalau siang ikannya pada tidur, susah dapatnya." sambung Pak Sobri sembari terkekeh.

"Oh gitu ya, aku pikir mancing ikan itu siang aja." Elkan ikut terkekeh, lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

"Ya sudah, kalian lanjut saja makannya! Bapak mau menyusul Alvi dulu, kalau lelah tidur saja di kamar!"

Pak Sobri bergegas meninggalkan rumah, dia membawa sebuah pancing dan menyusul putranya ke sungai. Malam ini dia harus mendapatkan ikan yang banyak untuk lauk esok hari.

Usai makan, Elkan dan Yuna duduk di beranda rumah. Keduanya nampak seperti pasangan suami istri jaman old. Elkan mengenakan kaos dengan celana pendek yang tak bertepi, sementara Yuna mengenakan daster milik Bu Asih.

"Bu Asih, apa rumah pohon itu ada yang menunggu?" tanya Elkan sembari menoleh ke dalam rumah.

"Tidak ada, Alvi membuatnya untuk tempat bersantai di sore hari." sahut Bu Asih dari dalam sana.

"Apa aku boleh tidur di sana?" tanya Elkan meminta izin.

"Jangan Elkan, di sana dingin! Tidur di kamar saja!" tawar Bu Asih.

"Tidak apa-apa Bu, aku ingin merasakan bagaimana rasanya tidur di alam bebas. Biar Yuna saja yang tidur di kamar!" sahut Elkan, kemudian berjalan meninggalkan Yuna sendirian.

Setibanya di atas sana, Elkan membaringkan tubuhnya di dasar lantai. Sepertinya banyak sekali tekanan yang sedang mengganggu pikirannya.

Matanya tampak sayu memandangi langit-langit rumah yang terbuat dari rumbia. Tanpa disadari, cairan bening itu tumpah begitu saja di sudut matanya.

Tidak lama, Yuna datang membawakan bantal dan selimut sesuai permintaan Bu Asih. Wanita paruh baya itu takut Elkan tak kuat menahan dingin jika bermalam di atas sana.

"Elkan," sapa Yuna yang sudah berdiri di depan pintu.

Mendengar suara Yuna, Elkan pun segera bangkit dari pembaringannya, kemudian dengan cepat menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

"Yuna, kenapa ke sini?" tanya Elkan dengan suara seraknya.

"Aku disuruh Bu Asih mengantar bantal dan selimut ini untukmu." sahut Yuna sembari menyodorkan benda tersebut ke tangan Elkan.

Elkan mengambil bantal dan selimut itu dari tangan Yuna. "Makasih, kalau begitu kembalilah ke bawah! Kamu tidur di kamar saja!" ucap Elkan tanpa ekspresi sedikitpun.

Melihat Elkan yang begitu, dada Yuna tiba-tiba berdenyut nyeri. Dia tidak sanggup melihat Elkan bersikap acuh tak acuh begitu terhadap dirinya.

"Elkan, apa kamu masih marah padaku?" lirih Yuna dengan tatapan tak biasa.

"Tidak, untuk apa aku marah? Aku bahkan tidak punya hak atas dirimu. Kembalilah ke bawah dan tidur, besok pagi aku akan membantumu keluar dari hutan ini!" jelas Elkan tanpa berani menatap wajah Yuna.

"Membantuku? Lalu kau sendiri bagaimana?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya.

"Tidak perlu memikirkan aku! Aku mungkin tidak akan kembali," jawab Elkan dengan suara bergetar.

"Apa kau sudah gila? Lalu bagaimana dengan perusahaan mu?" tanya Yuna.

"Ada Beno, biarkan dia mengelola perusahaan itu! Aku tidak ingin kembali ke sana, lagian aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi sekarang." jelas Elkan dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksudmu? Kenapa bicara seperti itu?" tanya Yuna penasaran.

"Maafkan aku Yuna, aku mengaku salah. Demi ambisi ku untuk mendapatkan warisan kakek, aku telah menghancurkan hidupmu." Elkan menatap Yuna dengan sendu.

"Aku menikahi mu karena wasiat kakek, dia ingin aku segera menikah agar semua warisannya jatuh ke tanganku. Tapi aku memanfaatkan kebangkrutan Ayahmu untuk mencapai tujuanku." Mata Elkan semakin memerah mengatakan itu.

"Sekarang aku malah terjebak dalam permainanku sendiri, aku justru takut berpisah denganmu. Mungkin ini merupakan karma untukku, jika memungkinkan tolong maafkan aku!"

"Aku mengaku kalah, aku tidak menginginkan apa-apa lagi setelah ini. Bahkan jika semua warisan kakek akan disumbangkan sesuai wasiatnya, aku tidak keberatan. Aku akan memulai hidupku yang baru, aku berharap kamu bahagia bersama Reynold."

Elkan membaringkan diri di permukaan lantai, lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Apa itu artinya kamu tidak pernah menginginkanku?" tanya Yuna dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak penting aku menginginkanmu atau tidak. Kamu sudah menemukan pria yang lebih baik dariku, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Aku hanya ingin melihatmu bahagia, hal itu sudah lebih dari cukup." jelas Elkan dengan suara semakin serak.

"Apa kau yakin ingin melepaskan aku?" tanya Yuna dengan air mata yang mulai mengalir di sudut matanya.

"Apa lagi yang bisa ku lakukan? Kalian saling mencintai, sudah jelas aku kalah. Aku bahkan tidak memiliki tempat di hatimu, apa lagi yang aku harapkan?" Elkan menyembunyikan wajahnya di dalam selimut, dia tidak ingin Yuna melihat betapa hancurnya dia mengatakan itu.

"Pergilah istirahat di kamar, kamu bisa sakit jika kelamaan menghirup udara malam!" suruh Elkan.

"Tidak mau, aku tidur di sini saja bersamamu!" sahut Yuna.

Mendengar itu, Elkan bergegas menyeka wajahnya, kemudian bangkit dari pembaringannya.

"Baiklah, kalau begitu tidurlah di sini!" Elkan beranjak dari posisinya dan berpindah ke arah pintu.

"Tidurlah, kumpulkan tenaga untuk besok!"

Setelah Yuna berbaring, Elkan pun menyelimuti tubuh istrinya agar tidak kedinginan, kemudian merangkak menuju beranda.

"Kenapa pergi?" tanya Yuna.

"Aku tidak pergi, aku di luar. Tidur saja!" jawab Elkan dari luar sana, lalu membaringkan tubuhnya di dasar lantai.

"Elkan," panggil Yuna.

"Hmmm," gumam Elkan.

"Elkan, aku kedinginan. Bisakah kau memelukku?" pinta Yuna dengan bibir yang sudah bergetar.

Elkan kembali bangkit dari tidurnya, kemudian menutup pintu jendela. Lalu menutup pintu utama agar tak ada lagi udara yang masuk ke dalam sana.

"Tidurlah, semua pintu sudah ditutup! Aku tidur di luar, kalau ada apa-apa panggil aku saja!" ucap Elkan sembari membuka pintu.

"Jangan pergi, tidurlah bersamaku!" pinta Yuna sembari menahan tangan Elkan.

"Aku tidak bisa Yuna, aku takut melewati batasan ku." tolak Elkan yang takut kehilangan kendalinya.

Bersambung...

1
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
Hasanah Ana
knapa si mantan slalu datang di saat si laki2 baru menerima istri dengan baik.
Kopii Hitam: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Abinaya Albab
bener² nih Beno kemarin² bisa nasehatin Elkan lahhhh ini kok mlh 11 12 sama kaya' Elkan pas lg khilaf dlu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!