Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Di Tunggu
"Jangan main di sini sendiri yaa.. berbahaya.. Ayo om antar ke mama kamu. " ucap Dion. dan Alex hanya menatap tak tau apa yang di rasa kan.
"Arsha.. sayang Syukur kamu tidak apa apa. "
Dion menatap wajah wanita yang tiba tiba memeluk Arsha
"Tolong di jaga lebih ketat putrinya Bu. hampir saja dia tertabrak mobil tuan saya. " kata Dion memperingatkan Neni.
'Whaattt... ibuu.. Siall.. emang wajahku setua ituu? Dasar pria jelek' Gumam Neni dalam hati. kesel rasanya di panggil ibu. 'mana di kira Arsha adalah anaknya lagi'
"Iya Pak maaf.. tadi saya habis dari toilet. " Jawab Neni dengan wajah juteknya
'Bapak.. Enak aja panggil bapak. istri saja belum punya apa lagi anak.. eehh seenaknya panggil bapak. kurang ajar sekali ni ibu ibu.' batin Dion. lalu segera meninggalkan Neni dan Arsha.
"Maaf tuan kelamaan." ucap Dion meminta maaf dengan wajahnya yang di tekuk.
Alex geli melihat wajah Dion. tak biasa nya dia menampakkan wajah buruknya itu. kenapa tiba tiba jadi lebih buruk. batin Alex
"Dion.. kenapa kau menampakkan wajah burukmu itu padaku? " tanya Alex ingin sedikit mencandainya.
"Ahh.. tuan jangan buat saya semakin terlihat tua lagi. ganteng gini di bilang buruk." jawab Dion kesal.
Hahahahahaha.. "Siapa yang bilang kamu tua Dion? " tanya Alex
"Wanita tadi tuan. ibunya gadis itu. masak iyaa dia panggil saya pak. istri saja belum punya eehh malah di panggil pak. " gerutu Dion kesal.
"Hahahaa.. Dion Dion.. kau ini. masak iya kamu mau di panggil ibu. " Jawab Alex
"Yahh Tuan juga begitu. jangan mencandainya kayak gitu tuan." ucap Dion tambah kesel sama bosnya.
Alex tertawa melihat kekonyolan Orang kepercayaan ini.
Alex kembali terdiam tak nyaut lagi obrolan nya sama Dion. Alex kembali teringat senyum bocah itu. mengingatkan dirinya pada seseorang. tapi siapaa? batin Alex
"Tuan.. saya tadi mengamati gadis kecil itu. sedikit mirip sama tuan. " kata Dion yang berhasil membuyarkan lamunan siBosnya
"Maksud kamu apa Dion.? " tanya Alex
"Hidungnya sangat mirip sama hidung tuan. dan face nya itu begitu sangat mirip. tapi mata dan bibirnya tidak? " ucap Dioon lagi
"Aku merasanya juga begitu. seperti pernah melihat senyum itu. tapi siapa? dan dimana lupa. " jawab Alex mulai mengingat.
Alex berusaha mengingat ingat senyum itu. lalu Alex mengambil ponselnya
"Siall.. ponselku tertinggal di Apartemen." gumamnya
"Apa tuan? ponsel tuan tidak kebawa? ' tanya Dion.
" Iyaa. karena keburu buru tadi" jawabnya.
Yaa Tadi pagi Alex mendapat kabar jika proyek yang ada di kota S tersendat. karena adanya pembelian lahan yang belum terlunaskan. padahal Alex sudah membayar dengan kesepakatan harga dan sudah di bayar tunai.
Namun Pihak penjualnya tiba tiba membatalkan karena ada pembeli lain yang lebih tinggi.
makanya Alex harus segera mengurusnya. Alex tidak tau uang pembelian itu sudah sampai di tangan penjual apa belum. karena Alex selalu percayakan pada Orang kepercayaan yang lain. Buat Alex memberi kepercayaan pada orang lain itu sangat mudah.
Namun jika sekali saja Alex di hianati. maka tidak segan Alex akan memecat pada waktu itu juga. dan tidak akan mengingat lagi. biarpun orang itu memohon belas Kasih-Nya.
...***...
Di tempat yang beda
Dinda sudah keluar dari ruangan dosennya. dan segera berjalan menyusul dia orang yang sangat dia sayang.
"Hai sayang. " panggil Dinda pada Putrinya
"Mama.. " panggil Arsha.
"Kak Neni.. " panggil Dinda. namun yang di panggil tidak mendengar. Dinda tertawa melihat bibir sang kakak yang begitu lucu.
Dinda tau jika sang kakak ini sedang kesel. "Sayang Ante kenapa? Kenapa wajahnya sangat jutek gitu. tambah jelek. " bisik Dinda pada putrinya.
"Ante Neni lagi malah sama Alsa. " bisik Arsha di telinga sangat mama
"Kenapa marah? " tanya Dinda
Arsha hanya mengedikkan bahu nya
"Kak.. melamun aja. kenapaa? " tanya Dinda yang langsung menepuk bahu sang kakak.
"Kau ini.. ngagetin aja" ujar Neni.
"Kakak dari tadi Ayu panggil nggak denger. ada apa kak? " tanya Dinda
"Ngak papa. Sudah yuk kita pulang." ajak Neni
"Mama Alsa pingin es klim." rengek Arsha
"Iyaa.. tapi nggak boleh banyak banyak yaa " ucap Dinda
"Kak Neni mau nggak es krim? " tanya Dinda.
.
"Malass.. " jawabnya
"Kakak ini kenapa sihhh? Kok jutek gitu." tanya Dinda mulai curiga.
"Ay.. emang aku kelihatan tua yaa? " tanya, Neni
"Siapa yang bilang begitu kak? " tanya Dinda.
"Tadi pria yang hampir nabrak Arsha... " ucap Neni dan langsung menutup mulutnya.
"Apaa.. Kakak.. kakak ngapain? " tanya Dinda
"Em. maaf tadi kakak lagi ke toilet. pas keluar Arsha nya tidak ada. " ucap Neni membela diri menyesal karena dirinya tidak pernah bisa menutup mulutnya
"Arsha.. Arsha tadi kenapa sampai ke jalan besar? " tanya Dinda pada putrinya
Arsha menunduk takut. mamanya tidak pernah marah kalau tidak kebangetan.
"Ta.. tadi Alsa pinin main di situ. " jawab Arsya dengan bibir manyun nya
"Arsha tidak boleh begitu harus nungguin aunti. nggak boleh sendiri. kalo ada apa apa dengan Arsha. mama akan marah. " ucap Dinda pada Arsha sembari membuang pandangannya dari Arsha
"Maafin Alsa ma. Alsa tidak lagi bantah dan nakal.. " jawab Arsha sembari menarik tangan sang mama. untuk memegang pipinya.
Dinda menatap sang putri ke bawah. lalu berjongkok mensejajarkan wajahnya pada wajah sang putri "Janji Arsha tidak ulangi lagi? " tanya Dinda.
"Alsa janji. " jawab Arsha sambil mengangguk
"Kalo begitu Arsha harus minta maaf sama Aunti" ucap Dinda meminta putrinya untuk minta maaf. karena telah membuat Neni kesal.
Arsha pun segera minta maaf pada Neni.
"Aunti Alsa minta maaf.", ucap Arsha. Neni segera menatap keponakannya dan langsung menggendongnya
" Ok Aunti maafin. tapi nanti Arsha harus mijitin Aunti yaa.. " kata Neni dan memberi syarat. Arsha hanya menangguk pasrah.
"Sudah hayuk.. kita segera cari es krim. ", ucap Dinda pada putrinya
Mereka segera menuju ke kedai es krim. yang di ingini Arsha.
...***...
Satu minggu setelah kejadian itu.
Dinda dapat kabar baik. jika dirinya di Terima kerja di Rumah sakit yang Dinda dapat rekomendasi dari dosennya.
Bahagia karena Dinda tak harus meninggalkan sang putri. Dinda bisa membawanya dan juga membawa Neni. Neni lah teman sekaligus saudara dan juga kakak buat Dinda. hanya dialah orang yang mau membantu Dinda sesulit apapun, Neni selalu ada
Hari ini adalah hari di mana Dinda akan melakukan test di Hotel. di mana test beasiswa itu di adakan.
Dengan di beri support sama bu panti dan juga Neni beserta sang putri yang ikut mengantar ke hotel.
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah