Terpaksa Menikahi CEO Kejam

"Hhmm...anak jaman sekarang, pasti ikut KB dengan alasan belum siap memiliki momongan, apa lagi orang seperti Kenzo!

Lebih baik aku ke kamarku, ternyata ini sudah larut malam."

Kakek masuk ke kamarnya menanti hari esok untuk bercengkrama dengan Kenzo dan Bulan.

Kenzo justru berharap sekali kalau uangku bisa menghentikan seharusnya aku tidak memenuhi permintaan Nic untuk melepas Bulan! Kalau begini kau sendirikan yang tertekan...?"

Kenzo mengintip Bulan yang tidur membelakanginya dengan berbalut selimut.

"Ooowhh, besok aku akan kehilangan tubuh yang **** ini..."

Keluh Kenzo merana sambil mengecup kepala Bulan yang tengah tidur.

"Hhmm, sudah ada 4 wanita yang tidak jelas datang padaku dengan perut besarnya dan mengaku-ngaku kalau anak yang mereka kandung itu anakku ?! Ciihhh...

Setetespun spermaku tidak kuberikan pada wanita-wanita brengsek itu...

Kenzo menatap Bulan denga heran dan hati yang

Kau yang paling banyak menimbun benihku, tapi kenapa kau tidak seperti mereka? Datang padaku sambil menangis dan memelukku..

'Kenzo, aku hamil, ini anakmu..!'

Kenzo meniru gaya Bulan seolah-olah dia yang berbicara

Hhh...kenapa kau tidak begitu sih Bulan?

Aku pasti akan bahagia, biar pun aku brengsek dan bajingan, tapi aku hanya ingin memiliki seorang penerus yang lahir dari wanita baik-baik sepertimu, Bulan...

Kenzo mengelus pipi, lalu ke bahu dan memeluk Bulan dari belakang

Apa...ada yang salah dengan ku ketika berhubungan badan dengan Bulan??!

Ahh aku coba searching di internet...

Cara agar wanita, ohhh tidak, salah itu...

'Cara agar Istri cepat hamil', naah ini baru tepat !

Mari kita searching..."

Ucap Kenzo dengan bersemangat.

Dia membaca kalimat demi kalimat yang diterangkan pada blog yang ia baca.

Setelah dia membaca cukup jelas, ia mengerti. Tatapannya penuh rasa penyesalan pada Bulan. Dia mengecup kening Bulan berkali-kali.

"Ternyata, butuh ketenangan untuk wanita bisa hamil dan tidak stres,

Tapi Bulan, dia bgitu tersiksa hidup brsamaku!"

***

Pagi telah tiba. Ku buka mataku dan meregangkan badan.

Aku baru sadar, Kenzo tidak berada disampingku.

"Kemana dia??"

Tanyaku setengah tak peduli.

Aku melangkah dengan malas sambil menyeret selimut yang menutupi tubuhku.

Ingin sekali berendam untuk membersihkan sisa-sisa kami bercinta.

Ku celupkan perlahan ujung kaki kananku, aku tercengang.

"Hhah? Air hangat?? Siapa yang menyiapkannya? Kenzo ?!

Tumben...

Ooh hari ini dia harus mandiri, karena aku bukanlah pelayannya lagi mulai hari ini!

Bagus lahh..

Kalau air hangat ini untuk Kenzo,, sebaiknya aku mandi dikamar mandi yang lain saja..."

Aku menggunakan piamaku, berjalan menuju kamar mandi di kamar lainnya.

Lalu ku lihat Kenzo keluar dari arah dapur, dan menyapaku.

"Sudah bangun rupanya?

Kenapa masih memakai piama ini,? Kau sangat cantik, Kenzo mengarahkan ciumannya pada Bulan

Kau pasti ingin menggodaku !"

"Eeiittsss!

Bulan menutup mulut Kenzo

Mulai hari ini aku bukan siapa-siapamu lagi kan??"

"Ooohhh **** ! Sepertinya kau ingin sekali lepas dariku!"

Gumam Kenzo dalam hati.

"Kau mau kemana? Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi.."

"Untukku?!!"

Kataku tak percaya.

"Iya, jadi sebaiknya kau mandi sekarang !!"

Kenzo membalikkan tubuhku dan mendorong tubuhku agar berjalan kembali menuju kamarnya.

"Cepat mandi !!!"

Ucapnya padaku. Aku masih terheran-heran bagaimana dia bisa baik padaku? Apa yang dia inginkan??

Setelah mandi dan sedikit berhias, aku berinisiatf untuk membuat sarapan untuk kakek.

Aku melangkah penuh semangat diiringi sapaan pria-pria berotot.

Betapa terkejutnya aku melihat Kenzo tengah sibuk bergelut dengan wajan dan spatula ditambak celemek yang melingkari tubuh tegapnya.

"Kenzo?? Sedang apa kau di dapur??"

"Aku...aku memasak untuk sarapan pagi ini, kau duduk saja...

Mulai hari ini aku yang membuat sarapan..."

Kenzo tersenyum padaku.

Aku berjalan ke arahnya, meletakkan punggung tanganku di dahinya.

"Kau sakit ya ?? Kok sikapmu aneh sekali hari ini?!"

"Aku baik-baik saja! Sudah dengar saja perintahku, jangan mengganggu, kau lihat kan aku tengah sibuk??"

Aku hanya mengerenyitkan dahi ku, gaya Kenzo seperti ibu rumah tangga yang super sibuk saja.

Aku menuruti kata-katanya dengan duduk manis sambil menopang dagu dimeja makan.

Tak lama kakek pun datang.

"Selamat pagi..."

Aku menoleh ke arah kakek yang sedang tersenyum padaku.

"Selamat pagi kek, "

Kakek memperhatikan Kenzo yang terlihat sibuk dan kesulitan di depan kompor.

"Apa yang dia lakukan??"

Tanya kakek dengan menatap aneh.

"Kenzo bilang hari ini dia yang akan membuat sarapan untuk kita"

Jawabku sedikit meremehkan Kenzo.

"Hei hei...kalian ini, bisa tidak menutup mulut, sebentar saja...aku sedang fokus memasak! Mengganggu sekali!"

Gerutu Kenzo kesal.

"Sejak kapan kau pandai memasak??"

Tanya Kakek sambil menahan tawa melihat Kenzo yang tidak mahir menggunakan peralatan memasak itu.

"Sejak tadi..."

Jawabnya singkat.

"Apa kau yakin masakan mu layak di konsumsi ??"

"Kakek terdengar meremehkan kemampuanku ?! Awas saja kalau kalian ketagihan...aku tidak akan memasak untuk yang kedua kalinya!!"

Hhhh, Kenzo gaya bicaranya tetap sombong, sudah sangat jelas dia begitu kesulitan memegang pisau dan mengaduk masakannya di wajan, sampai tumpah sana-sini.

"Memang kau masak apa??"

Tanyaku sambil menghampirinya.

"Nasi goreng"

Jawabnya dengan wajah serius bak koki yang tengah di nanti banyak pelanggan.

"Hhmm"

Balasku sambil kembali duduk.

"Apa Kenzo melakukan ini setiap pagi??"

Tanya kakek padaku.

Belum saja aku buka mulut, tapi Kenzo dengan cepat menjawab pertanyaan Kakek.

"Tidak, ini pertama kalinya aku memasak, tapi mulai hari ini aku yang akan memasak untuk Bulan"

Jawab Kenzo dengan percaya diri.

"Fried rice is ready...!"

"Silahkan cicipi"

Aku dan kakek saling bertatapan. Di bola mata kami terlihat jelas akan rasa nasi goreng buatan Kenzo.

"Kenapa kalian diam saja?! Ayo dimakan, Aku sudah sekuat tenaga membuatnya, masa tidak di apresiasi sama sekali! Kalian benar-benar keterlaluan"

"Ok...aku akan mencobanya, semoga aku masih bernafas ya"

Ledekku yang membuat Kenzo kesal.

"Tenang saja, kalau kau tidak bisa bernafas aku dengan senang hati memberi nafas buatan untukmu!"

Jawabnya dengan menatapku genit.

Dengan ragu aku menyuap satu sendok nasi goreng buatan Kenzo begitu juga kakek.

Kami mengunyahnya dan menelannya dengan paksa, kakek masih tak bergeming tanpa ekspresi, sedangkan aku?

"Bagaimana Bulan?? Enak kan??"

Aku menutup mulutku, rasanya perutku menolak nasi goreng buatan Kenzo.

'Hheeeumbbb...'

Aku lalu berlari ke dalam kamar mandi.

"Hhuueekk..hhuueeggk..

Uhhuk uhukk..!!"

"Bulan ??"

Kakek dan Kenzo khawatir, mereka lalu menyusul Bulan yang tengah muntah-muntah.

Kenzo ketakutan, dia takut Bulan keracunan karena memakan nasi gorengnya.

**Kira-kira apa ya yang terjadi dengan Bulan??

Jangan lupa dukung author dan beri apresiasi agar lebih semangat**...!!!