Jodoh itu rahasia Tuhan. Siapa sangka dua manusia yang terkesan saling cuek dan tidak punya ketertarikan satu sama lain itu disatukan dalam ikatan pernikahan. Akan seperti apa rumah tangga keduanya, saling menerima atau malah kalah sebelum mencoba? Ikuti kisah mereka karena mungkin kita akan menjadi saksi cinta mereka bertumbuh atau sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipit fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
Komunikasi yang sempat terputus kini mulai berjalan lancar, meskipun yang dibahas hanya itu itu saja. Irsan belum berniat pulang karena restoran di Surabaya masih membutuhkan dirinya,namun Alma pun belum ada niatan ingin menyusul suaminya ke sana.
"Al, Apa tidak sebaiknya kamu saja yang menyusul Irsan ke Surabaya ini sudah hampir satu bulan loh kamu nggak kangen sama suamimu ?"
Pertanyaan itu meluncur begitu saja karena sudah hampir satu bulan ini keduanya tidak saling bertemu sebagai seorang ibu dia menyarankan agar putrinya menyusul Irsan ke Surabaya .
"Aku belum tahu Ma soalnya pesanan di toko sedang banyak-banyaknya, udah gitu Bang Irsan juga masih sibuk mengurus restoran di sana."
"Lantas Kapan kamu akan menyusul suamimu, atau sudah ada pembahasan kalau irsan yang akan pulang ke sini ?"
Alma hanya menggeleng tanda dia tidak tahu karena setiap telepon pun pembahasannya hanya seputar pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan terkadang Alma pun sedikit jenuh karena pembicaraan mereka tidak jauh dari restoran, pelanggan yang datang, dan antusiasme orang di sana. Ya hanya sebatas itu saja, kemudian bertukar cerita tentang Alma dan kesibukannya di toko kue.
"Sebenarnya hubungan kamu dengan Irsan sudah berkembang sejauh mana ? Mama bukan ingin ikut campur, tapi sepertinya hubungan kalian jalan di tempat. Apa kamu tidak ingin seperti pasangan yang lainnya ?"
Pertanyaan itu seperti cubitan yang berasa sampai ke ulu hati. Siapa sih yang tidak ingin bahagia dalam rumah tangganya tapi jika yang berjuang hanya sendirian rasanya hal itu tidak akan mungkin terjadi, apalagi rumah tangga ini hasil dari perjodohan tidak berniat bermimpi panjang begitu menurut Alma .
Alma menatap ke arah sang mama tatapan kosong dengan senyuman yang hambar, dia tidak tahu harus menjawab apa, egois apa tidak ya kalau Alma membalikan pertanyaan dengan pertanyaan pada ayah dan ibunya.
"Entahlah Ma, aku sih berharap rumah tangga ini seperti yang lainnya, tapi kalian juga tahu fokus bang Irsan saat ini adalah restoran bukan rumah tangganya. Sejujurnya aku juga ingin jadi ibu rumah tangga yang baik mengurus suami dan keluargaku, tapi rumah tangga ini membuat aku kesepian mau tidak mau aku mencari kesibukan untuk melewati hari demi hari."
Mendengar jawaban dari putrinya ada rasa penyesalan yang dalam kenapa dulu begitu bersemangat menjodohkan Alma dan Irsan, Arini pikir Alma akan lebih bahagia di tangan laki-laki yang menurutnya tepat, namun ternyata selama 6 bulan ini tidak ada perubahan yang signifikan .
"Maafin Mama ya seandainya dulu Mama menolak kamu dengan Irsan pasti sekarang kamu sedang menikmati masa-masa kebahagiaan setelah kelulusan kuliah mu."
Salma menggeleng dan tersenyum sebagai tanda kalau dia tidak apa-apa semua yang terjadi adalah takdir tidak ada yang bisa mengelak jika harus terjadi.
"Ini bukan salah Mama, sudah menjadi suratanku kalau harus begini, ya mau bagaimana lagi doakan saja yang terbaik."
Arini memeluk putrinya sangat erat sekali, tangis itu keluar begitu saja tanpa aba-aba. Sebagai seorang ibu hatinya begitu hancur, ia berpikir pernikahan anaknya tidak begitu meyakinkan masa depannya, meskipun Irsan laki-laki yang baik dan pekerja keras. Tapi putrinya begitu kesepian seperti menjalani kehidupan sendiri .
**
Setelah berbicara dengan Alma, Arini langsung menghampiri suaminya berbicara dari hati ke hati mengenai kehidupan rumah tangga putrinya. Meskipun belum lama tapi rumah tangga putrinya cenderung jalan di tempat tidak ada peningkatan atau effort Irsan kurang.
"Yah, mama mau bicara. Apa kamu lihat kehidupan rumah tangga seperti apa yang dijalani Putri kita, Mama pikir dengan menikahkan Irsan dan Alma akan memberikan kebahagiaan untuk Putri kita nyatanya Alma begitu berbeda, dia seperti menyembunyikan banyak hal dari kita, dia bukan lagi gadis yang ceria yang selalu berbicara banyak hal dengan kita seolah memendam sendiri apa yang dia rasakan, apa Ayah menyadari hal itu ?."
Imran yang sedang membaca laporan keuangan dari peternakannya pun menyimpan laporannya, lalu fokus pada sang istri untuk membahas rumah tangga putrinya, sejujurnya dia ingin berbaik sangka dengan rumah tangga Alma, tapi semakin hari semuanya tidak berjalan baik, benar seperti yang dikatakan istrinya kalau Alma seperti orang yang berbeda, seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu tidak terbuka seperti dulu sebelum dia menikah.
"Ya, Ayah menyadarinya, mungkin setelah persoalan Irsan selesai di Surabaya kita akan berbicara dengan keluarga, menasehati mereka untuk kebaikan mereka juga. Ayah yakin kalau setiap masalah itu ada solusi dan jalan keluarnya, sementara itu kita berdoa saja untuk kebaikan rumah tangga mereka."
Arini mengangguk "Yah, Ayah pernah menyesal tidak sudah terburu-buru menikahkan Irsan dan Alma, meskipun kita sudah mengenal keluarga mereka sejak lama Namun nyatanya tidak menjamin bahwa hubungan pernikahan anak kita berjalan dengan baik."
"Jangan menyimpulkan sesuatu lebih dulu, kita tidak tahu kan ke depannya seperti apa. Mungkin ini ujian pernikahan mereka, karena kan setiap manusia diuji dengan ujian yang berbeda, saat ini ujian anak kita adalah pernikahannya. Semoga saja tidak berlarut-larut Ayah pun ingin melihat Putri kita bahagia."
"Ya, semoga saja ketakutan Mama tidak terjadi."
***
Tepat satu bulan Irsan di Surabaya, berkat dukungan dari keluarga Alma dan Irsan, akhirnya Alma memutuskan untuk terbang ke Surabaya menemui suaminya. Alma sengaja tidak memberitahu mengenai keberangkatannya ke Surabaya, dia ingin memberi kejutan. Alma tidak sendiri ada alvin yang ikut serta menemani sang adik.
Waktu jam makan siang Alma dan Alvin tiba di Surabaya dia sudah mengetahui lokasi restoran yang dikelola oleh Irsan. Alma dan Alvin benar-benar melakukan penyamaran sebagai seorang pengunjung biasa yang tidak dikenali siapapun, termasuk Irsan. Saat ini keduanya menggunakan masker yang menutupi wajah, Alma dan Alvin seperti sepasang kekasih yang sedang mampir untuk makan siang, tidak mencurigakan.
Alma dan Alvin duduk di sebuah bangku yang lokasinya dekat dengan taman yang ada di restoran Irsan. Suasananya cukup Asri ada indoor ada outdoor juga, tempat di sana cukup nyaman untuk makan atau sekedar ngobrol dan nongkrong .
Alma dan Alvin sudah memesan minuman, saat sedang asyik menunggu pesanannya Alma melihat seseorang yang dikenalinya datang dari pintu masuk bersama seorang wanita yang begitu cantik dan anggun, Irsan sedang tersenyum bahagia. Senyuman itu jarang ia lihat saat bersamanya, Alma lebih sering melihat ketegangan di wajah Irsan, tapi lihat sekarang suaminya itu sedang tersenyum bahagia, ada perasaan perih dan sesak secara bersamaan detak jantungnya bergemuruh begitu hebat, Bukankah dia yang akan memberi kejutan, lalu kenapa malah dia yang terkejut .
udh lh al mnding kmu bahagia ja sma pak RT,,, biasa nu dlu msih skrng jdi calon suami,, 😁