NovelToon NovelToon
XIAO SHUXIANG

XIAO SHUXIANG

Status: tamat
Genre:Fantasi / Petualangan / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kultivasi / Tamat
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Hamtaro Dasha

Xiao Shuxiang adalah kultivator Aliran Hitam yang dijuluki Bintang Penghancur. Karena cara bertarungnya yang brutal, dia menjadi ditakuti oleh kultivator Ketiga Aliran. Alhasil pertarungan dahsyat yang membuat Benua Timur diselimuti kegelapan dan hujan darah selama 40 hari menjadi tidak terelakkan.

Mayat kultivator yang berasal dari ratusan sekte tiga aliran memenuhi seluruh tempat di Benua Timur, bahkan lautan menjadi merah karenanya.

Xiao Shuxiang sendiri terluka parah. Dia yang tidak terima dengan akhir riwayatnya mengeluarkan ‘Jurus Kebangkitan Kembali’. Jurus yang hanya bisa digunakan setelah mengorbankan ratusan ribu nyawa manusia.

Kisah petualangan baru Xiao Shuxiang dimulai. Sebagai Kultivator Aliran Hitam, memporak-porandakan dunia adalah impiannya.

Lalu bagaimana dengan reinkarnasi ini? Mungkinkah roda takdir kini berpihak pada sisi kegelapan?

Keberuntungan yang diberikan langit pada sosok seperti Xiao Shuxiang----Apa mungkin dunia akan baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 - Wen Tian [Revisi]

Tiga orang anak laki-laki yang dilihat oleh Xiao Shuxiang adalah kultivator dari Sekte Awan Merah, salah satu sekte kecil aliran putih di Benua Timur. Tempat sekte ini berada dekat dengan Desa Peristirahatan.

Jika dibandingkan dengan Sekte Kupu-Kupu yang hanya memiliki sebelas orang murid dan tempat tinggal tetuanya hanya gubuk tua, maka Sekte Awan Merah adalah sekte kecil yang sebenarnya.

Sekte ini memiliki 60 orang murid dan semakin bertambah, tempat tinggal mereka jauh lebih baik daripada sekte milik Yang Shu.

Anak berusia 14 tahun ini bernama Wen Tian, kedua temannya bernama Tan Bao dan Tou Li. Ketiganya sedang makan siang sambil menunggu kakak seperguruan mereka.

Meskipun berasal dari aliran putih, namun Wen Tian bukanlah anak yang baik. Dia selalu menindas adik seperguruannya dan juga menindas anak-anak yang lebih lemah darinya.

Inilah mengapa sifat seseorang tidak akan bisa diketahui hanya dari tempat dia berasal. Tidak semua kultivator aliran putih adalah orang-orang yang baik, begitu pun sebaliknya dengan kultivator aliran hitam.

Wen Tian sendiri memiliki sifat yang angkuh dan selalu memandang rendah orang lain. Dia terlihat seperti seorang bos bagi kedua temannya.

"... Kalian harus tahu, Desa Peristirahatan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan desa yang pernah kudatangi bersama Senior Jiao..." Ucap Wen Tian dengan penuh keangkuhan.

Sementara kedua teman Wen Tian memiliki sifat yang begitu polos dan terkesan mudah dimanfaatkan.

Mereka terlihat begitu mempercayai ucapan Wen Tian dan selalu menjadikan Wen Tian sebagai teladan mereka, meskipun apa yang dilakukan Wen Tian bukan sesuatu yang baik.

Wen Tian terus membual tentang keberaniannya melawan kultivator aliran hitam, dia juga berbual tentang kehebatannya melawan Demonic Beast.

"... Hanya dengan dua ayunan pedang, aku bisa memotong kepala tiga ekor Serigala Bertanduk Perak. Bahkan Senior Jiao sangat kagum padaku saat itu... ck ck! Kalian pasti akan pingsan saat melihat kehebatanku..."

Tan Bao dan Tou Li sangat bersemangat dan begitu kagum dengan ucapan Wen Tian. Entah mereka terlalu bodoh atau apa sampai-sampai begitu percaya dengan bualan Wen Tian tanpa merasa curiga sedikit pun.

"Senior Bos, kau sangat mengagumkan! Tidak ada yang bisa menandingimu Senior Bos! Tan Bao ingin bisa sepertimu!?" Tan Bao dengan semangat memijat pundak Wen Tian untuk mendapatkan perhatian darinya.

"Senior Bos, kau sehebat itu pasti banyak orang yang segan padamu! Kau Hebat Senior Bos!" puji Tou Li.

Wen Tian tersenyum lebar, "Tentu saja aku sangat hebat. Di Desa Peristirahatan ini... tidak akan ada orang yang berani mencari masalah denganku. Hei, hei. Kalian harus tahu.. Aku ini jenius yang hanya ada dalam seribu tahun sekali! Aku ini.. Wen Tian! Aku punya kemampuan istimewa yang tidak dimiliki oleh anak mana pun di Benua ini.."

Tan Bao begitu bersemangat, "Waaah! Senior Bos, kemampuan istimewa apa yang kau miliki? Aku sangat ingin mendengarnya...!"

Tou Li, "Perlihatkan padaku Senior Bos...!"

Dengan angkuh Wen Tian berkata, "Aku memiliki mata yang mampu melihat sifat asli seseorang hanya dengan sekali pandang saja. Kalian pasti tidak akan percaya jika tidak kutunjukkan,"

Wen Tian lalu menoleh kesekitaran untuk mencari seseorang yang bisa dijadikan contoh untuk kedua temannya. Tatapan matanya mengarah pada pedagang Tánghúlu.

"Kalian lihat pedagang manisan itu...? Menurut kalian, pedagang itu orang yang seperti apa?" Wen Tian menyuruh kedua temannya untuk menganalisa sifat pedagang yang ditunjuk olehnya sesuai dengan penglihatan mereka masing-masing.

Pedagang ini berumur sekitar 46 tahun, memiliki tubuh tinggi, tegap, berkumis dan raut wajahnya nampak tegas. Pedagang ini terlihat memberi beberapa manisan kepada tiga orang anak kecil sambil tersenyum.

Tan Bao dan Tou Li meneliti raut wajah dan juga tingkah pedagang itu, mereka lalu mengatakan bahwa pedagang tersebut meskipun memiliki raut wajah yang terlihat garang namun dia adalah orang baik.

"... Cara tersenyumnya begitu tulus dan anak-anak yang menerima manisan itu juga terlihat senang..." ujar Tan Bao yang disetujui oleh Tou Li.

Wen Tian tersenyum mengejek, dia kemudian menggeleng pelan sambil mengatakan bahwa kemampuan kedua temannya terlalu buruk.

"... Kalian masih meneliti dari luarnya saja. Dengarkan aku, pedagang itu tidak sebaik yang kalian pikirkan.." Wen Tian sedikit memelankan suaranya, dirinya pun mulai melanjutkan ucapannya.

"Pedagang itu memiliki tangan yang kasar, dari tatapan mata dan cara pedagang itu tersenyum, aku bisa melihat bahwa pedagang itu memiliki hati seperti dua sisi koin. Pedagang itu sangat suka dengan anak perempuan, tetapi dia begitu membenci anak laki-laki." Wen Tian menjelaskan kepada Tan Bao dan Tou Li sambil menatap ke arah pedagang manisan tersebut.

Benar saja, pedagang manisan yang sedang diperhatikan oleh Wen Tian dan kedua temannya ternyata memang memiliki kepribadian yang seperti Wen Tian katakan.

Dengan suara yang pelan, Wen Tian kemudian menyuruh kedua temannya untuk memperhatikan orang-orang yang duduk di sekitar mereka.

"Sekarang kalian lihat tatapan orang-orang itu. Menurut kalian, mereka menatap siapa?" tanya Wen Tian.

Tan Bao dan Tou Li memperhatikan tatapan beberapa pendekar yang melihat kesalah satu meja, yang mana di sana sedang ditempati oleh seorang pria tua bersama dengan empat orang anak.

Pria tua itu tidak lain adalah Yang Shu dan empat orang anak yang bersamanya saat ini adalah Qi Xuan, Xiao Lu, Jing Mi dan Xiao Shuxiang.

Wen Tian bertanya lagi kepada kedua temannya, "Kalian tahu penyebab orang-orang itu menatap mereka?"

Tan Bao dan Tou Li mengelus-elus dagunya, mereka dengan serius memperhatikan Yang Shu dan keempat muridnya. Secara bersamaan mereka mengatakan bahwa penyebab orang-orang menatap Yang Shu dan murid-muridnya adalah karena terdapat beberapa tambalan pada pakaian Yang Shu.

Wen Tian mengangguk dan memuji kedua temannya, dia lalu menyuruh temannya untuk menganalisa sifat Yang Shu sesuai penglihatan mereka.

"Orang itu seperti tetua kita, aku merasa dia orang yang kuat, bijaksana dan baik hati." Ucap Tou Li.

Wen Tian kembali menggeleng, "Haah... Jangan samakan orang itu dengan tetua kita. Dengar, orang itu sama sekali tidak sekuat tetua, dia memang sedikit bijaksana dan baik hati... tapi orang itu hanya memiliki sedikit kemampuan berpedang. Dia tidak bisa dibandingkan dengan tetua kita,"

Saat mendengar ucapan Wen Tian, Tan Bao dan Tou Li kembali menatap ke arah Yang Shu. Mereka sedikit menggaruk kepala mereka yang tidak gatal sambil memikirkan bagaimana cara Wen Tian melakukan analisa seperti itu.

"Senior Bos, bukannya aku tidak percaya padamu... Tapi aku masih ingin melihat kemampuanmu lagi, Senior Bos." ucap Tan Bao dengan hati-hati.

"Tentu, tentu. Jangan sungkan-sungkan pada Seniormu ini. Sekarang, aku ingin kalian memperhatikan keempat anak yang duduk bersama dengan orang tua itu. Katakan padaku seperti apa sifat mereka,"

Tan Bao melihat Qi Xuan, dia lalu mengatakan bahwa anak itu memiliki sifat yang bijaksana, "... dilihat dari wajahnya, anak itu bisa menjadi seorang pemimpin, dia juga terlihat pintar dan baik hati."

"Gadis di samping anak itu cerewet dan juga sombong, sementara kedua anak laki-laki yang ada di depannya memiliki sifat yang penurut.." Tou Li juga mengeluarkan pendapatnya.

Wen Tian mengatakan bahwa kedua temannya hanya memberikan jawaban seperti orang biasa pada umumnya.

Wen Tian menyuruh kedua temannya untuk sedikit lebih dekat dengannya, dia lalu mengarahkan pandangannya kepada Qi Xuan sambil memberi penjelasan kepada Tan Bao dan Tou Li.

"Anak laki-laki itu memiliki hati seperti kertas. Saat dewasa nanti, dia bisa menjadi orang bijaksana seperti yang kau katakan. Namun sebenarnya, dia dapat menjadi sangat berbahaya dan juga pendendam. Itu semua tergantung dari masalah yang anak itu hadapi.."

Tatapan mata Wen Tian kemudian mengarah kepada Xiao Lu, yang sedang duduk di samping Qi Xuan. Xiao Lu terlihat meminum segelas air di depannya sambil dengan semangat mengucapkan terima kasih kepada pelayan kedai yang mengantarkan makanan kepada dirinya dan juga teman-temannya.

Raut wajah Xiao Lu berubah saat pelayan yang mengantarkan makanan pergi, dia langsung berubah sikap sambil mencari gara-gara dengan Jing Mi dan Xiao Shuxiang.

"... Dan gadis di sampingnya merupakan gadis yang cengeng dan juga penakut. Dia menutupi sifatnya itu dengan kesombongan. Sementara anak laki-laki di depannya... dia adalah anak yang memiliki hati setia kawan."

Tou Li menanyakan seberapa kuat anak-anak yang mereka sedang perhatikan ini, sebab usia ketiga anak tersebut seperti memiliki usia yang sama dengan Wen Tian.

"... Apa mereka sekuat dirimu, Senior Bos?"

"Kau bicara apa? Mereka itu masih seperti burung yang baru menetas, bahkan kalian berdua jauh lebih kuat daripada mereka.." Wen Tian menepuk pelan punggung Tan Bao dan Tou Li.

Tan Bao dan Tou Li begitu kagum sampai-sampai tidak percaya dengan ucapan Wen Tian. Mereka bertanya beberapa kali dan Wen Tian menjawab dengan serius.

"... Itu memang benar. Jika kalian bertarung dengan mereka, maka kalian akan menang tanpa luka sedikit pun. Sudah kubilang, mataku ini sangat istimewa!"

Wen Tian dengan penuh percaya diri, menyuruh kedua temannya untuk ikut memperhatikan anak yang paling kecil, "... dan untuk anak yang berusia sama dengan kalian, dia memiliki sifat-!!" Wen Tian tersentak saat anak yang diperhatikannya menoleh ke arahnya.

Mata Wen Tian membulat dan napasnya tercekat saat pandangan matanya bertemu dengan mata anak berusia tujuh tahun itu. Wen Tian terkejut saat anak yang ditatapnya tersenyum.

"I-itu..." Wen Tian begitu gugup, wajahnya mulai terlihat pucat.

Tan Bao dan Tou Li mengerutkan kening, mereka berdua keheranan dengan sikap Wen Tian.

"Senior Bos, kau kenapa?" tanya Tan Bao sambil menepuk pelan pundak Wen Tian.

"I-itu a..."

"Ada apa Senior Bos?"

Tou Li dan Tan Bao mulai khawatir sebab wajah Wen Tian begitu pucat bahkan tangan Senior Bos mereka terasa dingin. Beberapa titik keringat terbentuk di kening Wen Tian.

Xiao Shuxiang semakin tersenyum ke arah Wen Tian yang sedang menatapnya, perlahan Xiao Shuxiang berdiri dari tempat duduknya.

Yang Shu menyadari Xiao Shuxiang berjalan mulai bertanya, "Xiao'Er? Kau mau ke mana?"

"Aku tidak akan jauh Kek, hanya berkenalan dengan seseorang saja." jawab Xiao Shuxiang tanpa menoleh ke arah Yang Shu.

Jing Mi, Xiao Lu dan Qi Xuan terlihat heran, namun mereka hanya memperhatikan Xiao Shuxiang yang berjalan ke salah satu bangku, di mana tiga orang anak duduk di tempat itu.

Wen Tian berusaha menelan ludahnya saat Xiao Shuxiang perlahan berjalan mendekatinya.

"Hai, Apa aku boleh berkenalan dengan kalian?" Xiao Shuxiang menyapa Wen Tian dan kedua temannya saat dirinya sudah berada dekat dengan mereka.

Wen Tian semakin terkejut saat mendengar suara Xiao Shuxiang, apalagi Xiao Shuxiang terlihat menyapanya dengan senyuman.

Tan Bao dan Tou Li terlihat kebingungan, namun mereka tetap menjawab sapaan Xiao Shuxiang.

"Namaku Tan Bao, dan ini Tou Li..." Tan Bao berkata seadanya.

Xiao Shuxiang lalu bertanya tentang anak yang bersama mereka. Dia sedikit heran sebab anak ini terlihat ketakutan. "Ada apa denganmu?"

Hampir saja jantung Wen Tian berhenti berdetak saat Xiao Shuxiang bertanya padanya. Dengan sekuat tenaga, dia menggelengkan kepalanya.

Xiao Shuxiang lalu bertanya kepada Tan Bao dan Tou Li, namun keduanya menggeleng sambil berkata mereka juga tidak tahu penyebab Senior Bos mereka seperti ini.

Belum sempat Xiao Shuxiang bertanya kembali, Wen Tian dengan suara gemetar meminta agar Tan Bao dan Tou Li mengikutinya. Dia beralasan sudah ditunggu oleh seniornya, padahal sebenarnya Wen Tian hanya ingin menjauh dari Xiao Shuxiang.

"Senior Bos, bukannya Senior Jiao menyuruh kita untuk menunggunya di sini...?" Tan Bao terlihat keheranan.

"Ti-ti-tidak, Se-senior Jiao... me-menunggu kita di-di sana" jawab Wen Tian berusaha berdiri dan menarik tangan kedua temannya.

Belum beberapa langkah, Wen Tian dikejutkan dengan suara Xiao Shuxiang.

"Kuharap kita bertemu lagi! Karena aku belum tau siapa namamu!"

Wen Tian mempercepat jalannya, dia sekuat tenaga melangkah pergi dari tempat di mana Xiao Shuxiang berdiri. Tan Bao dan Tou Li bisa merasakan tangan Senior Bos mereka yang begitu dingin dan terasa gemetar.

Saat Wen Tian dan kedua temannya sudah berada sangat jauh dari Xiao Shuxiang----dia seketika terduduk di tanah. Dia mengusap-usap dadanya dan mencoba menenangkan jantungnya yang berdegub sangat cepat.

Tan Bao dan Tou Li tersentak, mereka bertanya dengan penuh rasa khawatir.

"Senior Bos?!" Apa kau baik-baik saja, Senior Bos?!"

"Wajahmu terlihat pucat, Senior Bos?!"

Tan Bao dan Tou Li mengusap pelan punggung Wen Tian, mereka khawatir Wen Tian pingsan.

"Dengar, a-anak itu..." Wen Tian mengatur napasnya, dengan gugup dia berkata kepada kedua temannya bahwa anak yang menyapa mereka tadi bukanlah anak biasa.

"A-aku belum pernah me-melihat anak ya-yang memiliki ha-hati sehitam itu sebelumnya. Kuharap tidak akan bertemu dengannya lagi!!" Wen Tian mengusap keningnya yang berkeringat, dia masih belum bisa melupakan pertemuannya dengan Xiao Shuxiang.

***

-

-

-

Catatan Penulis :

Terima kasih karena sudah mampir, memberi like dan komentar di Episode ini...! ( ´ ▽ ` )ノ

1
Alw
shuxiang tidak waras
Iwan Ali
kenapa marga dari ibu yang dipakai mc nya???
Yuna Ariana
😆😆😆😆
Alexandra Juliana
Kasihan keledai bisa mati kekenyangan dia..
Hamtaro Dasha
Tinggalkan jejak dulu, (˘⌣˘ლ)
uh uh: Halah buru updet jngn nyari ilustrasi Mulu 😡
uh uh: Halah buru updet jngn nyari ilustrasi Mulu 😡
total 4 replies
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
Fian Tefbana
Xiao Shuxiang ini memang luar biasa tingkah usilnya. Ada saja yang dilakukannya! Jadi gemes aq!
y@y@
⭐👍🏿👍👍🏿⭐
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
Fian Tefbana
Pahlawan memang harus datang terlambat Xiao Shuxiang! Nikmatilah!
y@y@
👍🏻🌟👍🏿🌟👍🏻
y@y@
🤣😄🤣😄
y@y@
👍🏿⭐👍⭐👍🏿
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍👍🏿⭐
y@y@
👍🏻🌟👍🌟👍🏻
y@y@
👍🏿⭐👍⭐👍🏿
Fian Tefbana
Aq mendukungmu terus Ka Dasha! Semangat terus berkarya!
Anonim
okeh
Hamtaro Dasha: Waah, terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini Kak. Sehat selalu yah, ( ´ ▽ ` )ノ
total 1 replies
Anonim
oleh uga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!